Bengkulu,- Pelaksana tugas (Plt). Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Drs. Zainin mengimbau masyarakat di daerah itu agar dapat meningkatkan perhatiannya dalam pemanfaatan pangan lokal sebagai upaya pencegahan stunting di Provinsi Bengkulu.
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 prevalensi stunting di Bengkulu turun pada angka 19,8 persen dari sebelumnya sebesar 22, 1 persen dan ditargetkan pada 2024 mendatang mencapai titik rendah 12,5 persen. Dengan potret demikian itu, Bengkulu masih harus menurunkan sebesar 7,3 persen hingga 2024 mendatang. Mencapai hal itu memerlukan dukungan lintas sektor atau konvergensi serta perlu adanya inovasi dalam pencegahan stunting.
Salah satu bentuk strategi konvergensi dan inovasi penurunan stunting yaitu BKKBN bersama DWP Bengkulu menggelar kampanye percepatan penurunan stunting dengan menggaungkan program masakan sehat atasi stunting (masta), kata Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu Drs. Zainin saat menyampaikan sambutannya pada demo "Masta" oleh DWP BKKBN Bengkulu, Selasa, 21/3.
Program tersebut merupakan salah satu program pemerintah pusat (BKKBN) agar dapat di tindaklanjuti diseluruh daerah. Hal itu untuk memperluas program "Masta" agar masyarakat pedesaan mengerti dan paham pentingnya pemberian asupan gizi.
"Masta dengan masakan lokal yang memiliki gizi seimbang dengan menu yang mengangkat kearifal lokal yang mudah didapat dengan harga terjangkau dan dapat diperoleh di lingkungan sekitar. Dan tentunya pangan lokal tersebut dapat memenuhi unsur-unsur gizi yang dibutuhkan seperti karbohidrat, protein nabati, protein hewani, unsur kalsium, vitamin dan mineral," kata Zainin.
Zainin mengharapkan agar melalui program Masta dapat memberikan pemahaman, pengetahuan kepada masyarakat tentang makanan sehat yang memenuhi standar gizi dengan bahan-bahan lokal yang mudah didapat oleh masyarakat. Jadi, masyarakat tidak hanya mengkonsumsi apa yang merasa selera atau kesukaan dan tidak asal kenyang dan tidak instan, himbau Zainin.
Selain itu, program "Masta" juga diharapkan dapat disosialisasikan kepada keluarga-keluarga berisiko berpotensi stunting. Seperti remaja, calon pengantin, ibu hamil, menyusui serta keluarga memilki bayi dua tahun. Dimana generasi muda terutama yang akan melanjutkan pernikahan, bisa mengetahui makanan bergizi seimbang," ujar Zainin.
Program Masta, merupakan terobosan dan inovasi yang amat penting untuk mencegah stunting. Karena gangguan tumbuh kembang pada balita yaitu kekurangan gizi kronis disebabkan oleh multi dimensi, yang bukan hanya disebabkan oleh faktor ekonomi semata. Bahkan, stunting dapat juga disebabkan akibat kurangnya pengetahuan orang tua akan pemenuhan gizi anak.
Melalui program ini dapat menciptakan ibu hebat yang mengerti akan kebutuhan gizi dan bagi yang memiliki balita bisa menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak sehingga terhindar dari stuinting, demikian Zainin. (irs)
Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Tanggal Rilis : 21-Maret-2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar