Bengkulu,- Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu melalui Dharma Wanita Persatuan BKKBN Bengkulu melakukan Demo program masakan sehat atasi stunting (Masta) sebagai upaya membantu pemerintah dalam pencegahan stunting.
Digaungkannya program pencegahan stunting, DWP BKKBN Provinsi Bengkulu menggelar demo live cooking "Masta" pada awal pekan ketiga Maret 2023. Kali ini, menampilkan menu Masta yaitu masak ikan gulai kuning, perkedel jagung dan cincau hijau sehat. Yang merupakan menu pangan lokal hasil perkebunan dan laut pesisir Provinsi Bengkulu.
Ketua DWP Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Ummi Krisna Zainin dalam laporannya menyampaikan bahwa digaungkannya program "Masta" atau masakan sehat atasi stunting sebagai media edukasi masyarakat tentang pentingnya pemenuhan asupan gizi sebagai upaya pencegahan stunting dari sektor hulu. Dimana, pencegahan dimulai dari sejak pengasuhan hingga 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
"Tujuan Masta untuk memberikan pengetahuan dan wawasan masyarakat untuk bergandeng tangan bersama pemerintah dalam pencegahan stunting. Seperti kita ketahui bersama bahwa stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang panjang. Kekurangan gizi tersebut dimulai sejak dalam kandungan pada 1000 HPK.
Stunting ditandai dengan tinggi atau panjang dan berat badan anak yang di bawah standar kesehatan. Melalui Masta yang bahan dasarnya mudah didapatkan dari pangan lokal maka program pencegahan stunting dapat teratasi hingga terciptanya keluarga dan generasi yang sehat dan berkualitas, ujar Ummi Krisna.
Dikatakan Ummi Krisna, demo menu sehat menggunakan pangan lokal berupa ikan segar, sayur mayur, telur ayam yang merupakan pangan lokal yang dapat dijadikan makanan tambahan atau utama dalam pengentasan potensi risiko stunting bagi keluarga di Bengkulu.
Pasalnya, pangan sebagai penunjang menu tersebut tidak sulit untuk didapatkan oleh keluarga-keluarga di Bengkulu. Seperti ikan, sayuran, telur merupakan hasil karya pertanian, nelayan dan perkebunan lokal di Bengkulu, ujarnya.
Secara terpisah, Plt Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu Drs. Zainin menyampaikan bahwa program Masta salah satu strategi konvergensi dan inovasi penurunan stunting yang perlu disosialisasikan hingga ke masyarakat pedesaan. Bahan pangan lokal tidak sulit untuk didapatkan di lingkup masyarakat desa, yang merupakan sumber protein.
Melalui organisasi wanita DWP BKKBN agar dapat mendorong dengan cepat program pencegahan stunting yang diemban BKKBN selaku koordinator pencegahan stunting. "Kita minta DW ambil peran dalam pencegahan stunting di Bengkulu. Baik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung berupa sosialisasi tentang pemenuhan gizi melalui pangan lokal.
Program tersebut merupakan salah satu program pemerintah pusat (BKKBN) agar dapat di tindaklanjuti diseluruh daerah. Hal itu untuk memperluas program "Masta" agar masyarakat pedesaan mengerti dan paham pentingnya pemberian asupan gizi.
"Masta dengan masakan lokal yang memiliki gizi seimbang dengan menu yang mengangkat kearifal lokal yang mudah didapat dengan harga terjangkau dan dapat diperoleh di lingkungan sekitar. Dan tentunya pangan lokal tersebut dapat memenuhi unsur-unsur gizi yang dibutuhkan seperti karbohidrat, protein nabati, protein hewani, unsur kalsium, vitamin dan mineral," kata Zainin.
Zainin mengharapkan agar melalui program Masta dapat memberikan pemahaman, pengetahuan kepada masyarakat tentang makanan sehat yang memenuhi standar gizi dengan bahan-bahan lokal yang mudah didapat oleh masyarakat. Jadi masyarakat tidak hanya mengkonsumsi apa yang merasa selera atau kesukaan dan tidak asal kenyang, tidak instan, himbau Zainin.
Selain itu, program "Masta" juga diharapkan dapat disosialisasikan kepada keluarga-keluarga berisiko berpotensi stunting. Seperti remaja,calon pengantin, ibu hamil, menyusui serta keluarga memilki bayi dua tahun. Dimana generasi muda terutama yang akan melanjutkan pernikahan, bisa mengetahui makanan bergizi seimbang," ujar Zainin.
Program Masta, merupakan terobosan dan inovasi yang amat penting untuk mencegah stunting. Karena gangguan tumbuh kembang pada balita yang karena kekurangan gizi kronis, yang disebabkan oleh multi dimensi, yang bukan hanya disebabkan oleh faktor ekonomi semata. Bahkan, stunting dapat juga disebabkan akibat kurangnya pengetahuan orang tua akan pemenuhan gizi anak, pungkas Zainin. (irs)
Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Tanggal Rilis : 21 Maret 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar