Selasa, 07 Maret 2023

Edi Sofyan : Stunting Berdampak Merugikan Aspek Kesehatan dan Ekonomi


Bengkulu,- Dalam kerangka pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM), permasalahan stunting merupakan salah satu bagian dari beban ganda manusia atau dikenal dengan istilah double burden malnutrition. Yang berdampak sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun produktivitas ekonomi.

Hal itu akan berdampak baik jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam jangka pendek, stunting terkait dengan perkembangan sel otak. Yang akhirnya menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak optimal.

Kondisi demikian berarti kemampuan kognitif anak dalam jangka panjang akan lebih rendah dan akhirnya menurunkan produktivitas serta akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi keluarga hingga bangsa, kata Ketua Kelompok Kerja I Bidang Bina Keluarga Balita (BKB) Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Edi Sofyan, S.E., M.M saat menyampaikan laporan pada Advokasi dan KIE Tentang promosi pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) di Bengkulu, Jumat, 3/3/23.

"Stunting akan berdampak negatif baik dari aspek kesehatan hingga ekonomi. Mulai dari ekonomi keluarga hingga ekonomi nasional. Yang disebabkan menurunnya produktifitas SDM".

Terjadinya stunting dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya disebabkan rendahnya pengetahuan tentang pengasuhan yang baik terhadap bayi. Berdasarkan laporan dari Tim Nasional Percepatan Penurunan Kemiskinan (TNP2K) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting adalah praktik pengasuhan yang dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan orang tua tentang kesehatan dan gizi. Pengasuhan mulai pada 1000 HPK, dimana sejak masa kehamilan, pasca melahirkan hingga pada usia dua tahun. 

Dikatakan Edi Sofyan, pentingnya pengasuhan sejak dalam kandungan atau 1000 HPK telah diatur dalam Perpres RI Nomor 42 tahun 2013 Tentang Gerakan Percepatan Berbaikan Gizi. Yang salah satunya diprioritaskan pada 1000 HPK.

Dalam upaya akselerasi penurunan stunting, selain perbaikan status kesehatan dan gizi, juga terdapat advokasi dan KIE pencegahan stunting dan keluarga berkualitas yang tidak kalah penting untuk menjadi prioritas. Yang perlu dilakukan adalah perubahan perilaku yang menyumbang potensi terjadinya stunting.

Ditegaskannya, untuk membangun keluarga berkualitas, maka setiap individu didorong untuk memberikan perhatian pada 1000 HPK. Dan selanjutnya keluarga agar mempunyai keterampilan dan kemampuan dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak secara sempurna. 

Upaya mencapai hal tersebut, BKKBN melalui program BKB diharapkan mampu membentuk keluarga Indonesia menjadi orangtua hebat, ujar Edi Sofyan saat pertemuan advokasi KIE pengasuhan 1000 HPK tahun 2023.

Pertemuan yang melibatkan pemangku kebijakan itu menghadirkan petinggi Organisasi Perangkat Derah (OPD) KB kabupaten dan kota, unur PKK kabupaten dan kota serta sebayak 10 orang unsur asosiasi pemerintah desa (APDESI) di Provinsi Bengkulu. Yang bertujuan agar membangun komitmen pemerintah daerah hingga tingkat desa tentang konvergensi pengasuhan 1000 HPK dalam rangka percepatan penurunan stunting, tutup Edi. (irs)

Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Tanggal Rilis  : 3 Maret 2023


Tidak ada komentar:

Posting Komentar