Selasa, 09 Mei 2023

Orientasi Aplikasi ELSIMIL V 2.0 Provinsi Bengkulu digelar

Orientasi Aplikasi ELSIMIL V 2.0 Bagi Admin Kabupaten, Kecamatan dan TPK Dalam Rangka Pelatihan/Orientasi Tim Pendamping Keluarga Tahun 2023 di Ballroom Jawa, Hotel Mercure Bengkulu, Bengkulu

Bengkulu - Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN mendapatkan  tugas sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting sehingga BKKBN mengupayakan menekan angka stunting melalui sebuah inovasi berupa aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (ELSIMIL) bagi calon pengantin dan diharapkan dapat mendeteksi pasangan calon pengantin yang beresiko memiliki anak stunting sehingga dapat dicegah sebelum terjadi dengan melalui pendekatan keluarga beresiko stunting oleh Kader Pendamping di Lini Lapangan.

Untuk mendukung proses pendampingan di Lini Lapangan, BKKBN bersama Mitra/Lembaga terkait membentuk tim teknis yang meliputi operator ELSIMIL Kabupaten/Kota, Operator ELSIMIL tingkat Kecamatan dan Petugas TPK Bidan (Medis) dan OPD-KB yang membidangi atau mengurus Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Pelaksanaan Orientasi Aplikasi ELSIMIL V 2.0 Bagi Admin Kabupaten, Kecamatan dan TPK Dalam Rangka Pelatihan/Orientasi Tim Pendamping Keluarga Tahun 2023 dilaksanakan pada tanggal 8 s.d. 12 Mei 2023 di Ruang Pertemuan Jawa, Hotel Mercure, Kota Bengkulu, Bengkulu yang dihadiri oleh Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Mohamad Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. yang diwakili oleh Ketua Pokja 13 (Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan) Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Drs. Arsyad, M.Si., Tim Training of Trainer (T.O.T) TPK Provinsi Bengkulu, Lisda Almaini, S.St., S.K.M., M.M., (Widyaiswara Ahli Muda, UPT Pelatihan Kesehatan Provinsi Bengkulu) dan Helmi Suanda, S.Sos., (IPeKB Provinsi Bengkulu) selaku narasumber dan Peserta Pelatihan yang terdiri dari Operator ELSIMIL Kabupaten/Kota, Operator ELSIMIL tingkat Kecamatan dan Petugas TPK Bidan (Medis). 

Sambutan Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Mohamad Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. yang diwakili oleh Ketua Pokja 13 (Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan) Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Drs. Arsyad, M.Si.,

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta pelatihan untuk menjadi Tim Pendamping dalam rangka percepatan penurunan stunting di tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan dan Desa dengan metode Presentasi dan Diskusi dengan materi Kebijakan Progran Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, Overview Aplikasi ELSIMIL, Tata cara registrasi admin ELSIMIL V 2.0, Praktek tata cara registrasi admin TPK dan Praktek penggunaan aplikasi ELSIMIL.

Orientasi Teknis ELSIMIL V 2.0 bagi Operator Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta dari Tim Kesehatan perlu dilaksanakan mengingat Orientasi ELSIMIL adalah bagian dari Orientasi TPK dimana pada tanggal 13 s.d. 22 Maret 2023 telah dilaksanakan Orientasi TPK diseluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi Bengkulu yang sudah terlaksana dengan baik.

Diharapkan dari  pelatihan  penggunaan aplikasi ELSIMIL yang dilakukan ini mampu mencapai target penurunan angka prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024.

 

Tim Training of Trainer (T.O.T) TPK Provinsi Bengkulu, Lisda Almaini, S.St., S.K.M., M.M., (Widyaiswara Ahli Muda, UPT Pelatihan Kesehatan Provinsi Bengkulu)

Perlu diketahui, Aplikasi ELSIMIL (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) adalah apliikasi inovasi BKKBN yang ditujukan kepada calon pengantin dan remaja yang memiliki fitur edukasi, informasi seputar kesehatan reproduksi, kontrasespsi, kesiapan pra nikah dan kehamilan serta pencegahan kanker dan aplikasi ini juga dapat memeriksa resiko stunting pada calon buah hati dan berkonsultasi dengan Tim Pendamping Keluarga (TPK). Aplikasi ELSIMIL juga dapat mengeluarkan Sertifikat ELSIMIL yang saat ini diwajibkan sebagai syarat menikah di Kantor Urusan Agama (K.U.A). Tiga bulan sebelum pernikahan, calon pengantin dihimbau untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dan memasukkan hasil pemeriksaan ke dalam kuisioner yang ada di dalam aplikasi ELSIMIL berupa data usia, status gizi (berat badan, tinggi badan, ukuran lingkar lengan dan perut, kadar hemoglobin (Hb) dan perilaku merokok.

"Dari data yang sudah didapat, Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari PKK, Kader KB dan Tenaga Kesehatan dapat mendeteksi calon pengantin beresiko stunting atau tidak dan kemudian TPK dapat memberikan intervensi yang direkomendasikan sesuai kebutuhan serta memonitor status calon pengantin demi mempersiapkan kehamilan yang sehat dan terhindar dari resiko stunting bagi buah hati." ujar Arsyad pada saat membuka kegiatan tersebut.

Stunting itu sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sehingga anak yang sudah terlanjur stunting memiliki resiko lebih tinggi menderita penyakit kronis dimasa dewasanya.

 

Penulis : Andryan Cahya A, A.Md

Editor :  Rofadhila Azda, S.IKom, M.A

Tanggal rilis :  8 Mei 2023


Kepala BKKBN Bengkulu Bahas Strategi Penurunan Stunting di Bengkulu Utara



Bengkulu,- Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H pada pekan kedua Mei 2023 baru ini turun ke daerah. Kali ini ia menggelar kunjungan kerja di Kabupaten Bengkulu Utara untuk membahas strategi dan inovasi upaya akselerasi penurunan stunting di daerah tersebut.

Pada audiensi tersebut Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu didampingi Sekretaris BKKBN Bengkulu Nesianto, S.E., M.M diterima langsung Wakil Bupati Bengkulu Utara Arie Septia Adinata. S,E., M.AP bersama unsur pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) KB serta Ketua IPeKB Kabupaten Bengkulu Utara.   

Dalam bincang tersebut, Kepala BKKBN Bengkulu menyampaikan beberapa hal terkait program prioritas nasional (Pro-PN) yaitu stunting serta program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana). Penurunan stunting perlu dilakukan secara konvergensi yang dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan.

Dikatakan Iqbal, instruksi penurunan stunting yang dituangkan dalam peraturan tersebut memerlukan gerakan bersama multi pihak. Sehingga dapat menyasar pilar-pilar penurunan stunting. "Terdapat lima pilar pencegahan stunting yaitu  komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku, konvergensi, koordinasi, dan konsolidasi program pusat, daerah, dan desa,  gizi dan ketahanan pangan serta pemantauan dan evaluasi, ujarnya di Bengkulu Utara, Senin,8/5/23.

Dalam kunjungan kerja tersebut Kepala BKKBN Bengkulu mengajak pemerintah daerah melalui wakil bupati yang sekaligus sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bengkulu Utara untuk memberdayakan peran Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di daerah itu.

"BAAS agar dapat dipahami menjadi sebuah gerakan gotong royong dari seluruh elemen bangsa. Yang terdiri dari orang perseorangan, organisasi profesi, tokoh masyarakat, akademisi, pelaku usaha juga para pemangku kebijakan. 

Menyoal peran BAAS dalam penurunan stunting, ia mengatakan bahwa, sebuah gerakan gotong rayong  yang dilakukan oleh individu atau pribadi masing-masing orangtua asuh untuk mengurangi beban keluarga berisiko stunting dengan menyalurkan bantuan berupa pemberian makanan tambahan gizi.

"Menyoal anggaran, kembali dari konsep awal dimana gerakan gotong rayong yang bersumber dari pribadi masing-masing tokoh masyarakat sebagai orang tua asuh. BAAS adalah sebuah gerakan sosial kepada masyarakat untuk mengurangi beban keluarga kurang mampu untuk tumbuh sehat sebagai generasi yang berkualitas dimasa datang," ujar Iqbal.

Iqbal menambahkan, strategi dalam pencegahan stunting selain BAAS, terdapat TPK untuk dapat diberdayakan dalam pendampingan terhadap keluarga berisiko stunting. 

Sementara itu, Wakil Bupati Bengkulu Utara Arie Septia Adinata. S,E., M.AP mengatakan bahwa BAAS perlu disosialisasikan lagi di tengah masyarakat. Sehingga peran dan fungsi dari bapak asuh tersebut dipahami secara utuh dan memberikan dampak yang signifikan terhadap keluarga-keluarga berisiko stunting di daerah ini, ujarnya.

Ia menghimbau kepada lembaga teknis penanganan stunting agar memaksimalkan peran masing-masing institusi di tingkat masyarakat. Seperti, BAAS, TPK serta pemerintah desa untuk mengalokasikan anggaran penanganan stunting melalui dana desa (DD). "Kita minta pemerintah desa untuk mengalokasikan DD sebesar 15 persen untuk penanganan stunting," pintanya.(irs)

Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis tanggal : 8-Mei-2023


Jumat, 05 Mei 2023

Wapres Minta Posyandu di Kota Bengkulu Tingkatkan Gerakan Penurunan Stunting

 


Bengkulu- Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin meminta Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Kota Bengkulu mempercepat gerakan penurunan stunting. Hal itu Ia sampaikan saat meninjau Posyandu Rukun yang berada di Jalan Citanduy, Gading Cempaka, Kota Bengkulu, Kamis (4/5/23).

Wapres Ma'ruf Amin mengapresiasi atas penurunan stunting di Kota Bengkulu dan meminta agar terus meningkatkan perhatiannya secara khusus dalam penanganan stunting, seperti pelaksanaan Imunisasi, KB Modern, PAUD, Pendampingan ASI Ekslusif, MP-ASI, akses air minum aman melalui pendampingan intensif oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) pada keluarga berisiko stunting.

Tak lupa untuk terus meningkatkan koordinasi antar kader/pendamping keluarga di lapangan (TPK, KPM, Kader Posyandu, Pendamping PKH, dan lainnnya), pintanya.

Selain itu, Wapres juga berharap agar memperhatikan konsumsi protein hewani bagi ibu hamil dan balita serta terus memperbaiki kualitas data.

Perbaikan kualitas data dan pemanfaatan SPBE sebagai alat monitoring dan evaluasi, ungkapnya.

Di tempat ini, Wapres mendapat laporan dari Gubernur Bengkulu bahwa Prevalensi stunting di Provinsi Bengkulu mengalami penurunan sebesar 2,3 poin dari tahun 2021 ke 2022.

Gubernur Bengkulu menjelaskan dari 10 Kabupaten/Kota, terdapat 5 Kabupaten prevalensi stunting yang mengalami kenaikan, yaitu Kabupaten Kepahiang, Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, Mukomuko dan Kaur; sedangkan 5 Kabupaten/Kota lainnya mengalami penurunan, yaitu Kabupaten Seluma, Bengkulu Tengah, Rejang Lebong, Lebong, dan Kota Bengkulu.

Terdapat 2 kabupaten/kota yang sudah mempunyai prevalensi stunting di bawah 14 persen, yaitu Kota Bengkulu 12,9 persen dan Kabupaten Kaur 12,4 persen, terangnya.

Kemudian Wapres menerima penjelasan yang disampaikan oleh Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bengkulu.

Prevalensi stunting di Kota Bengkulu ini turun dari 22,2% di tahun 2021 menjadi 12,9 persen tahun 2022 atau mengalami penurunan 9,3 persen, ujar Dedy.

Ia menambahkan, dari beberapa intervensi yang dilakukan Kota Bengkulu dalam penanganan stunting, diantaranya melalui program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).

Tujuan program BAAS ini adalah wujud pendampingan untuk meningkatkan gizi anak yang mempunyai masalah dalam tumbuh kembang, ujar Dedy.

Dedy menambahkan, hal lain yang dilakukan dalam penanganan stunting di Kota Bengkulu ini, yaitu melalui penanganan lintas sektor, diantaranya penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan peningkatan gizi serta pemberian makanan tambahan yang bekerjasama dengan Baznas.

Sementara itu Kepala Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu, Tita Rovika, SKM, menyampaikan penjelasannya terkait dengan penanganan stunting di Posyandu Rukun.

Posyandu disini melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil, bayi yg baru lahir sampe balita, dan pemberian ASI Eksklusif, serta pemberian makanan tambahan (PMT), baik yang bersifat nasional maupun lokal, ujar Tita.

Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah,S.H, M.P.H menyampaikan apresiasi terkait dengan kunjungan Wapres ke Posyandu Rukun. “Salah satu posyandu binaan kita berhasil menjadi percontohan terkait penanganan stunting di Bengkulu. Secara pribadi dan institusi, saya mengucapkan selamat kepada Pemerintah Kota Bengkulu yang telah berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan di Kota Bengkulu. BKKBN tentunya akan terus melakukan pendampingan, penguatan komitmen serta dukungan penuh untuk mencapai target penurunan stunting di 2024”, ujarnya. Tak hanya itu, BKKBN juga terus meningkatkan kapasitas SDM Tim Pendamping Keluarga (TPK) agar semakin berkualitas dalam melakukan pendampingan di masyarakat.

“Penurunan stunting bisa kita capai jika kita bersama - sama berkomitmen memberikan kontribusi terbaik. Kita akan terus menggalakkan program BAAS, penguatan Kader TPK, Pendampingan Catin serta Perbaikan dari sektor hulu terkait penanganan stunting ini”, pungkasnya. (bs/irs)

Penulis    : Idris Chalik

Editor      : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Tanggal Rilis    : 5-Mei-2023

Rabu, 03 Mei 2023

GenRe Diminta Sebarkan Virus Positif Bagi Generasi Muda


Bengkulu, - Kelompok remaja yang tergabung dalam komunitas Generasi Berencana (GenRe) diminta agar dapat menyebarkan virus positif atau isu kebaikan kepada generasi muda sebagai penerus pembangunan bangsa. 

"Virus memiliki keunikan dalam cara mereka mereplikasi diri dan berinteraksi dengan sel-sel hidup dan virus tidak digerakkan namun masih tetap bergerak. Begitupun harapannya dengan GenRe yang selalu bergerak menyebarkan kebaikan ditengah kehidupan masyarakat".

Penyebaran virus kebaikan tersebut sebagai upaya penyiapan generasi muda agar dapat menjadi fondasi pembangunan masa depan bangsa," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H dalam sambutannya pada pembukaan Workshop "Tentang Kita" di Bengkulu, Rabu, 3/5/2023.

Remaja di era generasi Zillenial dan Millenial memiliki berbagai permasalahan yang cukup kompleks, mulai dari jumlah yang besar hingga permasalahan seputar kesehatan reproduksi remaja hingga permasalahan mental,"ujarnya.

"Dengan adanya berbagai macam permasalahan tersebut kita dituntut semakin kreatif untuk dapat mengatasinya agar remaja tersebut dapat menjadi fondasi pembangunan bangsa untuk masa depan Indonesia".


Dilanjutkan Iqbal, menilik dari persoalan tersebut, BKKBN hadir dengan cara-cara baru yang kreatif dan inovatif untuk mengatasi permasalahan – permasalahan remaja serta relevan dengan keadaan remaja masa kini. Rebranding menjadi keharusan dilakukan karena target BKKBN saat ini berbeda dengan target ketika lembaga ini didirikan. 

Target saat ini adalah para milenial dan generasi Z. Rebranding tidak sekadar mengubah logo dan tagline, tetapi juga pendekatan, strategi, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan BKKBN pun harus selalu relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup generasi milenial dan generasi Z.

Program genre menjadi salah satu program yang dituntut untuk melakukan penyesuaian karena target program ini adalah remaja yang tidak lain merupakan generasi Z. Program pokja genre harus didesain dan dilaksanakan berdasarkan prinsip pelibatan remaja secara bermakna (meaningful youth participation). Remaja harus benar-benar menjadi subjek, bukan hanya aksesoris, pelengkap dan objek sebuah program. Mereka harus terlibat di setiap tahapan program: mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi, pinta Iqbal.

Iqbal berharap, workshop ini dapat menjadi  wadah fasilitator tingkat kabupaten dan kota untuk menjadi pendidik sebaya dan konselor sebaya guna menyebarluaskan modul tentang kita di masing-masing daerahnya.

Sementara itu Ketua Kelompok Kerja (Pokja) GenRe Edi Sofyan, S.E., M.M usai mengikuti pembukaan workshop "Tentang Kita" mengatakan, workshop tersebut dilaksanakan selama tiga hari sejak 3- 5 Mei 2023 yang berlangsung di Gedung Balatbang BKKBN Bengkulu. Yang diikuti sebanyak 35 orang GenRe dari seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.

Peserta sebanyak itu telah melalui tahapan seleksi administrasi dan wawancara yang telah diselenggarakan oleh panitia pada bulan lalu dengan pendaftar sebanyak 79 orang lalu disaring menjadi 35 orang. Dan GenRe yang ada diharapkan mampu menjadi pendidik sebaya dan konselor sebaya di tengah masyarakat lingkungannya.

Perlunya workshop bagi kelompok GenRe untuk meningkatkan kapasitas anggota pusat informasi konseling remaja (PIK-R) sebagai pengelola program. Sehingga diharapkan remaja dapat memahami lebih tepat tentang program Bangga Kencana khususnya bidang remaja baik dari aspek operasional di lapangan maupun dari regulasi yang ada, kata Edi Sofyan. (irs) 

Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis Tanggal : 3-Mei-2023