Bengkulu, - Kelompok remaja yang tergabung dalam komunitas Generasi Berencana (GenRe) diminta agar dapat menyebarkan virus positif atau isu kebaikan kepada generasi muda sebagai penerus pembangunan bangsa.
"Virus memiliki keunikan dalam cara mereka mereplikasi diri dan berinteraksi dengan sel-sel hidup dan virus tidak digerakkan namun masih tetap bergerak. Begitupun harapannya dengan GenRe yang selalu bergerak menyebarkan kebaikan ditengah kehidupan masyarakat".
Penyebaran virus kebaikan tersebut sebagai upaya penyiapan generasi muda agar dapat menjadi fondasi pembangunan masa depan bangsa," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H dalam sambutannya pada pembukaan Workshop "Tentang Kita" di Bengkulu, Rabu, 3/5/2023.
Remaja di era generasi Zillenial dan Millenial memiliki berbagai permasalahan yang cukup kompleks, mulai dari jumlah yang besar hingga permasalahan seputar kesehatan reproduksi remaja hingga permasalahan mental,"ujarnya.
"Dengan adanya berbagai macam permasalahan tersebut kita dituntut semakin kreatif untuk dapat mengatasinya agar remaja tersebut dapat menjadi fondasi pembangunan bangsa untuk masa depan Indonesia".
Dilanjutkan Iqbal, menilik dari persoalan tersebut, BKKBN hadir dengan cara-cara baru yang kreatif dan inovatif untuk mengatasi permasalahan – permasalahan remaja serta relevan dengan keadaan remaja masa kini. Rebranding menjadi keharusan dilakukan karena target BKKBN saat ini berbeda dengan target ketika lembaga ini didirikan.
Target saat ini adalah para milenial dan generasi Z. Rebranding tidak sekadar mengubah logo dan tagline, tetapi juga pendekatan, strategi, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan BKKBN pun harus selalu relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup generasi milenial dan generasi Z.
Program genre menjadi salah satu program yang dituntut untuk melakukan penyesuaian karena target program ini adalah remaja yang tidak lain merupakan generasi Z. Program pokja genre harus didesain dan dilaksanakan berdasarkan prinsip pelibatan remaja secara bermakna (meaningful youth participation). Remaja harus benar-benar menjadi subjek, bukan hanya aksesoris, pelengkap dan objek sebuah program. Mereka harus terlibat di setiap tahapan program: mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi, pinta Iqbal.
Iqbal berharap, workshop ini dapat menjadi wadah fasilitator tingkat kabupaten dan kota untuk menjadi pendidik sebaya dan konselor sebaya guna menyebarluaskan modul tentang kita di masing-masing daerahnya.
Sementara itu Ketua Kelompok Kerja (Pokja) GenRe Edi Sofyan, S.E., M.M usai mengikuti pembukaan workshop "Tentang Kita" mengatakan, workshop tersebut dilaksanakan selama tiga hari sejak 3- 5 Mei 2023 yang berlangsung di Gedung Balatbang BKKBN Bengkulu. Yang diikuti sebanyak 35 orang GenRe dari seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.
Peserta sebanyak itu telah melalui tahapan seleksi administrasi dan wawancara yang telah diselenggarakan oleh panitia pada bulan lalu dengan pendaftar sebanyak 79 orang lalu disaring menjadi 35 orang. Dan GenRe yang ada diharapkan mampu menjadi pendidik sebaya dan konselor sebaya di tengah masyarakat lingkungannya.
Perlunya workshop bagi kelompok GenRe untuk meningkatkan kapasitas anggota pusat informasi konseling remaja (PIK-R) sebagai pengelola program. Sehingga diharapkan remaja dapat memahami lebih tepat tentang program Bangga Kencana khususnya bidang remaja baik dari aspek operasional di lapangan maupun dari regulasi yang ada, kata Edi Sofyan. (irs)
Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis Tanggal : 3-Mei-2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar