Bengkulu,- Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H pada pekan kedua Mei 2023 baru ini turun ke daerah. Kali ini ia menggelar kunjungan kerja di Kabupaten Bengkulu Utara untuk membahas strategi dan inovasi upaya akselerasi penurunan stunting di daerah tersebut.
Pada audiensi tersebut Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu didampingi Sekretaris BKKBN Bengkulu Nesianto, S.E., M.M diterima langsung Wakil Bupati Bengkulu Utara Arie Septia Adinata. S,E., M.AP bersama unsur pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) KB serta Ketua IPeKB Kabupaten Bengkulu Utara.
Dalam bincang tersebut, Kepala BKKBN Bengkulu menyampaikan beberapa hal terkait program prioritas nasional (Pro-PN) yaitu stunting serta program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana). Penurunan stunting perlu dilakukan secara konvergensi yang dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan.
Dikatakan Iqbal, instruksi penurunan stunting yang dituangkan dalam peraturan tersebut memerlukan gerakan bersama multi pihak. Sehingga dapat menyasar pilar-pilar penurunan stunting. "Terdapat lima pilar pencegahan stunting yaitu komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku, konvergensi, koordinasi, dan konsolidasi program pusat, daerah, dan desa, gizi dan ketahanan pangan serta pemantauan dan evaluasi, ujarnya di Bengkulu Utara, Senin,8/5/23.
Dalam kunjungan kerja tersebut Kepala BKKBN Bengkulu mengajak pemerintah daerah melalui wakil bupati yang sekaligus sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bengkulu Utara untuk memberdayakan peran Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di daerah itu.
"BAAS agar dapat dipahami menjadi sebuah gerakan gotong royong dari seluruh elemen bangsa. Yang terdiri dari orang perseorangan, organisasi profesi, tokoh masyarakat, akademisi, pelaku usaha juga para pemangku kebijakan.
Menyoal peran BAAS dalam penurunan stunting, ia mengatakan bahwa, sebuah gerakan gotong rayong yang dilakukan oleh individu atau pribadi masing-masing orangtua asuh untuk mengurangi beban keluarga berisiko stunting dengan menyalurkan bantuan berupa pemberian makanan tambahan gizi.
"Menyoal anggaran, kembali dari konsep awal dimana gerakan gotong rayong yang bersumber dari pribadi masing-masing tokoh masyarakat sebagai orang tua asuh. BAAS adalah sebuah gerakan sosial kepada masyarakat untuk mengurangi beban keluarga kurang mampu untuk tumbuh sehat sebagai generasi yang berkualitas dimasa datang," ujar Iqbal.
Iqbal menambahkan, strategi dalam pencegahan stunting selain BAAS, terdapat TPK untuk dapat diberdayakan dalam pendampingan terhadap keluarga berisiko stunting.
Sementara itu, Wakil Bupati Bengkulu Utara Arie Septia Adinata. S,E., M.AP mengatakan bahwa BAAS perlu disosialisasikan lagi di tengah masyarakat. Sehingga peran dan fungsi dari bapak asuh tersebut dipahami secara utuh dan memberikan dampak yang signifikan terhadap keluarga-keluarga berisiko stunting di daerah ini, ujarnya.
Ia menghimbau kepada lembaga teknis penanganan stunting agar memaksimalkan peran masing-masing institusi di tingkat masyarakat. Seperti, BAAS, TPK serta pemerintah desa untuk mengalokasikan anggaran penanganan stunting melalui dana desa (DD). "Kita minta pemerintah desa untuk mengalokasikan DD sebesar 15 persen untuk penanganan stunting," pintanya.(irs)
Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis tanggal : 8-Mei-2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar