Bengkulu- Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin meminta Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Kota Bengkulu mempercepat gerakan penurunan stunting. Hal itu Ia sampaikan saat meninjau Posyandu Rukun yang berada di Jalan Citanduy, Gading Cempaka, Kota Bengkulu, Kamis (4/5/23).
Wapres Ma'ruf Amin mengapresiasi atas penurunan stunting di Kota Bengkulu dan meminta agar terus meningkatkan perhatiannya secara khusus dalam penanganan stunting, seperti pelaksanaan Imunisasi, KB Modern, PAUD, Pendampingan ASI Ekslusif, MP-ASI, akses air minum aman melalui pendampingan intensif oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) pada keluarga berisiko stunting.
Tak lupa untuk terus meningkatkan koordinasi antar kader/pendamping keluarga di lapangan (TPK, KPM, Kader Posyandu, Pendamping PKH, dan lainnnya), pintanya.
Selain itu, Wapres juga berharap agar memperhatikan konsumsi protein hewani bagi ibu hamil dan balita serta terus memperbaiki kualitas data.
Perbaikan kualitas data dan pemanfaatan SPBE sebagai alat monitoring dan evaluasi, ungkapnya.
Di tempat ini, Wapres mendapat laporan dari Gubernur Bengkulu bahwa Prevalensi stunting di Provinsi Bengkulu mengalami penurunan sebesar 2,3 poin dari tahun 2021 ke 2022.
Gubernur Bengkulu menjelaskan dari 10 Kabupaten/Kota, terdapat 5 Kabupaten prevalensi stunting yang mengalami kenaikan, yaitu Kabupaten Kepahiang, Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, Mukomuko dan Kaur; sedangkan 5 Kabupaten/Kota lainnya mengalami penurunan, yaitu Kabupaten Seluma, Bengkulu Tengah, Rejang Lebong, Lebong, dan Kota Bengkulu.
Terdapat 2 kabupaten/kota yang sudah mempunyai prevalensi stunting di bawah 14 persen, yaitu Kota Bengkulu 12,9 persen dan Kabupaten Kaur 12,4 persen, terangnya.
Kemudian Wapres menerima penjelasan yang disampaikan oleh Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bengkulu.
Prevalensi stunting di Kota Bengkulu ini turun dari 22,2% di tahun 2021 menjadi 12,9 persen tahun 2022 atau mengalami penurunan 9,3 persen, ujar Dedy.
Ia menambahkan, dari beberapa intervensi yang dilakukan Kota Bengkulu dalam penanganan stunting, diantaranya melalui program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
Tujuan program BAAS ini adalah wujud pendampingan untuk meningkatkan gizi anak yang mempunyai masalah dalam tumbuh kembang, ujar Dedy.
Dedy menambahkan, hal lain yang dilakukan dalam penanganan stunting di Kota Bengkulu ini, yaitu melalui penanganan lintas sektor, diantaranya penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan peningkatan gizi serta pemberian makanan tambahan yang bekerjasama dengan Baznas.
Sementara itu Kepala Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu, Tita Rovika, SKM, menyampaikan penjelasannya terkait dengan penanganan stunting di Posyandu Rukun.
Posyandu disini melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil, bayi yg baru lahir sampe balita, dan pemberian ASI Eksklusif, serta pemberian makanan tambahan (PMT), baik yang bersifat nasional maupun lokal, ujar Tita.
Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah,S.H, M.P.H menyampaikan apresiasi terkait dengan kunjungan Wapres ke Posyandu Rukun. “Salah satu posyandu binaan kita berhasil menjadi percontohan terkait penanganan stunting di Bengkulu. Secara pribadi dan institusi, saya mengucapkan selamat kepada Pemerintah Kota Bengkulu yang telah berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan di Kota Bengkulu. BKKBN tentunya akan terus melakukan pendampingan, penguatan komitmen serta dukungan penuh untuk mencapai target penurunan stunting di 2024”, ujarnya. Tak hanya itu, BKKBN juga terus meningkatkan kapasitas SDM Tim Pendamping Keluarga (TPK) agar semakin berkualitas dalam melakukan pendampingan di masyarakat.
“Penurunan stunting bisa kita capai jika kita bersama - sama berkomitmen memberikan kontribusi terbaik. Kita akan terus menggalakkan program BAAS, penguatan Kader TPK, Pendampingan Catin serta Perbaikan dari sektor hulu terkait penanganan stunting ini”, pungkasnya. (bs/irs)
Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Tanggal Rilis : 5-Mei-2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar