Kamis, 27 Juli 2023

Percepat Penurunan Stunting, BKKBN Gelar Orientasi Dapur Sehat bagi Pengelola Kampung KB

Orientasi Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) bagi Penyelenggara Program Penurunan Stunting


Bengkulu,-Dalam rangka percepatan penurunan stunting di Bumi Rafflesia, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu memberdayakan kelompok masyarakat di kampung keluarga berkualitas (KB) dengan menggelar orientasi dapur sehat atasi stunting (Dashat) bagi penyelenggara program penurunan stunting yang merupakan salah satu program prioritas nasional.


Perlunya pengembangan program Dashat mengingat prevalensi stunting di daerah ini masih sebesar 19,8 persen, dengan sasaran pada 2023 dapat mencapai angka 13,9 persen pada 2023 dan 12,55 persen pada 2024 mendatang. Orientasi Dashat melibatkan sebanyak 44 orang dari unsur pengelola program percepatan penurunan stunting dengan narasumber diantaranya Dinas Ketahanan Pangan, Persagi dan TP PKK Provinsi.


Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, SH, M.P.H dalam sambutannya menyampaikan sesuai amanat peraturan presiden nomor 18 tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024, percepatan penurunan stunting menjadi major project 2020-2024 dengan target penurunan prevalensi stunting 14 persen pada tahun 2024.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M.Iqbal Apriansyah, SH, M.P.H pada kegiatan Orientasi Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) bagi Penyelenggara Program Penurunan Stunting yang digelar di ruang Besurek, Hotel Santika Bengkulu, Kamis, 27 Juli 2023.

Prevalensi stunting Indonesia berdasarkan hasil SSGI Tahun 2022 sebesar 21,6 persen dan Provinsi Bengkulu dengan angka prevalensi 19,8 persen artinya penurunan hanya sekitar 2,3 persen sehingga harus terus diupayakan mencapai 12,55 persen di tahun 2024. Menjawab hal itu perlu pengembangan program Dashat di wilayah kampung KB, kata Iqbal.


Ia menyampaikan bahwa pencegahan stunting tidak cukup hanya dilaksanakan oleh satu atau dua pihak saja tetapi perlu kerjasama yang baik antar lintas bidang dan lintas sektor. Karena penyebab stunting berupa multifaktor sehingga membutuhkan pencegahan dan intervensi multisektor.


Peserta orientasi merupakan kaser institusi sebagai motor penggerak masyarakat serta ahli gizi yang sangat krusial peranannya dalam penanganan masalah intervensi spesifik / gizi di masyarakat. Melalui program Dashat diyakini mampu menekan angka stunting yang berdasarkan target 12,55 persen pada 2024, Iqbal optimis.


Selain Perpres sebagai regulasi pencegahan stunting, Rencana Aksi Nasional percepatan penurunan angka stunting Indonesia (RAN-PASTI) tahun 2021-2024 telah ditetapkan dalam peraturan BKKBN Nomor 12 tahun 2021. Di dalam RAN PASTI tercantum salah satu amanat terkait pelaksanaan dapur gizi keluarga berbasis pangan lokal di desa prioritas percepatan penurunan stunting. Oleh karena itu salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat yang disosialisasikan dan difasilitasi melalui pembentukan dapur sehat atasi stunting (dashat) di kampung keluarga berkualitas.


Dashat adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting (catin, bumil, busui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu) melalui pemanfaatan bahan pangan lokal yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra lainnya. 


Pemberdayaan masyarakat melalui dashat menjadi bagian dari kegiatan  kampung keluarga berkualitas. Keberadaan dapur gizi keluarga khususnya di desa-desa prioritas atau di kampung keluarga berkualitas diharapkan dapat membantu dalam pemenuhan gizi yang sehat dan seimbang bagi keluarga berisiko stunting di wilayah sekitarnya. Dashat di kampung keluarga berkualitas merupakan kegiatan berbasis pemberdayaan masyarakat sehingga membutuhkan integrasi dengan berbagai kegiatan lainnya yang saling terkait.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, SH, M.P.H

"Oleh karena itu perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu berupaya bersinergi dengan dinas ketahanan pangan yang juga memiliki program yang hampir sama dangan dashat, yaitu dapur B2SA (beragam, bergizi, seimbang, dan aman). Konsep B2SA juga merupakan bagian yang akan mengisi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan dashat. Dashat dan B2SA dapat saling mendukung dan melengkapi. Penguatan dashat yang berkembang ke arah kewirausahaan sosial akan selaras dengan pemanfaatan lahan pekarangan untuk pangan yang bergizi seimbang serta rumah pangan B2SA dan food bank, sebut Iqbal.


Dashat dapat dikolaborasikan dan disinergikan dengan kegiatan poktan BKB, PMT Posyandu dan konsep pelaksanaan dapur B2SA (beragam, bergizi, seimbang, dan aman). Peran tim penggerak PKK didukung oleh ahli gizi puskesmas/dinas kesehatan, tim pendamping keluarga sangat dibutuhkan untuk mengisi kegiatan dapur sehat atasi stunting berupa KIE Gizi dan kelas praktek memasak makanan bergizi seimbang bagi masyarakat terutama keluarga beresiko stunting. Lintas sektor lainnya dari berbagai dinas, LSM, pihak swasta, perguruan tinggi juga bisa masuk untuk memperkuat kelompok dashat. Dashat adalah milik desa/kelurahan, bukan sekedar program BKKBN, oleh karena itu perlu didukung oleh berbagai pihak dengan kades/lurah dan TP PKK sebagai motor penggerak, pintanya.


Melalui langkah dan gerak Dashat diharapkan dapat menekan prevalensi stunting. Yang dapat diketahui dari hasil survey kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mendatang. SKI tahun ini akan digelar pada Agustus-September 2023. SKI dilaksanakan untuk melihat potret wajah Povinsi Bengkulu terkait kondisi kesehatan dan stunting di masing-masing daerah, ujar Iqbal.


Ketua Pokja Kampung KB Novrina Rizky Idnal dalam laporannya menyebutkan di Bengkulu terdapat sebanyak 300 Kampung KB yang telah dibentuk dan terinput dalam pelaporan website, dengan rincian klasifikasi Mandiri 19 kampung dan klasifikasi Berkelanjutan sebanyak 43 kampung sedangkan klasifikasi Dasar sebanyak 70, klasifikasi Berkembang sebanyak 28 kampung. 


Target klasifikasi Mandiri dan Berkelanjutan yang harus dicapai sebanyak 40 persen dari jumlah Kampung KB yang ada yaitu 120 Kampung Keluarga Berkualitas harus diupayakan menjadi klasifikasi Mandiri dan Berkembang di tahun 2023. Untuk mempercepat capaian program Kampung Keluarga Berkualitas dan peningkatan klasifikasi Kampung Keluarga Berkualitas maka Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu akan melaksanakan kegiatan Fasilitasi dan Pembinaan Kampung Keluarga Berkualitas sekaligus live report Kampung Keluarga Berkualitas yang dilaksanakan secara rutin, ujar Rina. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 27 Juli 2023

Selasa, 25 Juli 2023

Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong Terima Audiensi BKKBN Bengkulu

 

Bupati Rejang Lebong Drs. H. Syamsul Effendi, MM didampingi oleh Kepala DP3AP2KB Kab. Rejang Lebong Sutan Alim,S.Sos beserta jajaran menyambut Audiensi Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu

Curup- Selasa, 25 Juli 2023, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong menerima audiensi Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu di Pendopo Rumah Dinas Bupati Rejang Lebong. Audiensi ini diterima langsung oleh Bupati Rejang Lebong Drs. H. Syamsul Effendi, MM didampingi oleh Kepala DP3AP2KB Kab. Rejang Lebong Sutan Alim,S.Sos beserta jajaran. Hadir secara langsung Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah, SH, M.P.H beserta beberapa ketua pokja di lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu.

 

Audiensi ini merupakan kelanjutan silaturahmi yang dilaksanakan oleh BKKBN Bengkulu kepada jajaran Pemerintah Kab. Rejang Lebong. Sebelumnya, Bupati dan Ketua TP PKK Kab. Rejang Lebong berhasil memperoleh penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) Tahun 2023 yang diserahkan secara langsung oleh Kepala BKKBN RI pada kegiatan Peringatan HARGANAS Ke-30 Tahun 2023 yang lalu di Provinsi Sumatera Selatan yang lalu. Ucapan selamat disampaikan langsung oleh Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu. “Kami ucapkan selamat  kepada Pak Bupati atas penghargaan MKK yang diterima kemarin. Kami berharap Bapak dan Ibu selalu semangat dalam mewujudkan program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Kab. Rejang Lebong” ujarnya.

 

Tak hanya membahas terkait penerimaan penghargaan, Plt Kepala juga menyampaikan beberapa point penting terkait penguatan Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting yaitu Persiapan dalam menghadapi Survey Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang merupakan survey pengganti SSGI yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September. “Mari kita manfaatkan DAK Non Fisik dari dinas - dinas terkait agar penurunan stunting lebih optimal. Ada kader TPK di desa / kelurahan yang bisa kita manfaatkan untuk pendampingan serta pengoptimalan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT). Kita harapkan satu bulan sebelum pengukuran ulang, kita bisa menyiapkan lebih optimal”.

Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah, SH, M.P.H dan Bupati Rejang Lebong Drs. H. Syamsul Effendi, MM pada audiensi Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu di Pendopo Rumah Dinas Bupati Rejang Lebong

Berdasarkan hasil SSGI tahun 2021, angka stunting Kab. Rejang Lebong berada pada angka 26% sedangkan pada tahun 2022 hasil SSGI Kab. Rejang Lebong berada pada angka 20,2%, mengalami penurunan 5,8%. Secara nasional, Provinsi Bengkulu mengalami penurunan sebesar 2,3% dari 22,1 % ke 19,8%.

 

Bupati Rejang Lebong menyambut baik pertemuan hari ini. Ia mengharapkan dinas - dinas terkait concern dalam penanganan stunting. “Kerjasama lintas sektor sangat diperlukan agar usaha kita optimal. Saya sangat mendukung semua kegiatan yang berkaitan dengan penanganan stunting. Dinas terkait harus terus berkoordinasi. Sasaran harus dipetakan dengan tepat, intervensi bantuan harus tepat sasaran”,  ujar Bupati Rejang Lebong.

 

Diharapkan melalui pertemuan ini penguatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Kab. Rejang Lebong bisa terwujud optimal. (rda)

 

 

Tanggal Terbit : 25 Juli 2023