Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. (foto: Media Center Provinsi Bengkulu) |
Untuk menjadikan dan menempatkan program KB dalam kehidupan sebagai kebutuhan atau minded family planning sehingga menjadi sebuah gaya hidup diperlukan kemampuan tenaga lini lapangan dalam mengedukasi masyarakat dengan mengedepankan aspek kebutuhan dan manfaat bagi masyarakat, kata Zainin kepada pewarta di Bengkulu, Kamis, 31/8.
Kedepankan manfaatnya bagi masyarakat atau keluarga, yang tidak hanya mengutamakan manfaat program pemerintah saja, tambahnya.
Sebab, ukuran berhasilnya KB tidak hanya pada kuantitas program dalam menggunakan kontrasepsi namun jauh lebih kepada kualitas. Karena KB juga diharapkan meningkatkan kesehatan reproduksi wanita dan kesehatan bayi. Hal itu akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat jika KB berkualitas.
Dengan tumbuhnya minat ber-KB sebagai kebutuhan maka akan terlihat kuantitas dan kualitas program serta berkualitasnya keluarga. Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran serta mengurangi risiko kematian bayi. KB itu mengatur jarak kehamilan, agar tidak hamil pada usia terlalu muda, tidak terlalu tua, tidak terlalu sering melahirkan dan tidak terlalu dekat jarak melahirkan, kata Zainin.
"KB adalah program untuk semua kalangan masyarakat dengan berbagai status sosialnya, baik untuk pasangan keluarga intelektual, awam, miskin maupun orang kaya dan bukan hanya kewajiban perempuan, KB juga tanggung jawab pria. Karena didalamnya terdapat manfaat peningkatan kesehatan".
Untuk meningkatkan kualitas program serta menjadikannya sebagai kebutuhan maka diperlukan keterampilan dan teknik komunikasi tenaga penyuluh sebagai garda terdepan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) agar memberikan keyakinan bahwa program KB untuk masa depan keluarga dan bangsa. Dengan berkualitasnya keluarga maka akan mewujudkan bangsa yang mandiri. Peluang Indonesia Emas dan bonus demografi tidak hanya sebatas slogan, " ujar Zainin.
Ketua Pokja Peningkatan Cakupan Pelayanan KB Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Drs. Zainin |
Sementara itu, Ketua Pokja Data dan Pelaporan Agus Feriansyah Dalimunthe menyebutkan, peserta KB baru di Bengkulu hingga Juli 2023 sebanyak 9.437 akseptor dengan menggunakan berbagai jenis dan metode kontrasepsi modern. Dan pada Juni lalu sebanyak 8.355 peserta.
"Berdasarkan hasil pelaporan Juli 2023, peserta KB baru hingga Juli 2023 mencapai 9.437 peserta, dengan menggunakan kontrasepsi jangka panjang seperti Intera Uterine Device (IUD) sebanyak 448 peserta, Medis Operatif Wanita (MOW) 354, Medis Operatif Pria (MOW) sebanyak tiga akseptor, implant sebanyak 2.051 akseptor. Atau masih sebesar 43,9 persen dari target sebanyak 6.502 (MKJP)," rinci Agus.
Ketua Pokja Evaluasi dan Pelaporan Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Agus Veriansyah Dalimunthe, S.IKom., (kanan) |
Dari peserta KB baru sebanyak 9.437 itu masih terdapat sebanyak 6.581 akseptor atau sebesar 56,1 persen menggunakan kontrasepsi jangka pendek yaitu kondom 391, suntik 4.870 peserta serta pil sebanyak 1320. (irs)
Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis : 31 Agustus 2023