Kamis, 31 Agustus 2023

BKKBN: Tumbuhkan Minat, Jadikan KB Sebagai Kebutuhan


Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. (foto: Media Center Provinsi Bengkulu)


Bengkulu,-Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah,SH,M.P.H, melalui Ketua Kelompok Kerja (Pokja) 8 BKKBN Zainin menyebutkan bahwa tugas lembaga penanggung jawab program KB yaitu BKKBN adalah menumbuhkan minat masyarakat terhadap program pengaturan jarak kelahiran bayi dan menjadikannya sebagai kebutuhan dalam keluarga.

Untuk menjadikan dan menempatkan program KB dalam kehidupan sebagai kebutuhan atau minded family planning sehingga menjadi sebuah gaya hidup diperlukan kemampuan tenaga lini lapangan dalam mengedukasi masyarakat dengan mengedepankan aspek kebutuhan dan manfaat bagi masyarakat, kata Zainin kepada pewarta di Bengkulu, Kamis, 31/8.

Kedepankan manfaatnya bagi masyarakat atau keluarga, yang tidak hanya mengutamakan manfaat program pemerintah saja, tambahnya.

Sebab, ukuran berhasilnya KB tidak hanya pada kuantitas program dalam menggunakan kontrasepsi namun jauh lebih kepada kualitas. Karena KB juga diharapkan meningkatkan kesehatan reproduksi wanita dan kesehatan bayi. Hal itu akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat jika KB berkualitas.

Dengan tumbuhnya minat ber-KB sebagai kebutuhan maka akan terlihat kuantitas dan kualitas program serta berkualitasnya keluarga. Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran serta mengurangi risiko kematian bayi. KB itu mengatur jarak kehamilan, agar tidak hamil pada usia terlalu muda, tidak terlalu tua, tidak terlalu sering melahirkan dan tidak terlalu dekat jarak melahirkan, kata Zainin.

"KB adalah program untuk semua kalangan masyarakat dengan berbagai status sosialnya, baik untuk pasangan keluarga intelektual, awam, miskin maupun orang kaya dan bukan hanya kewajiban perempuan, KB juga tanggung jawab pria. Karena didalamnya terdapat manfaat peningkatan kesehatan".

Untuk meningkatkan kualitas program serta menjadikannya sebagai kebutuhan maka diperlukan keterampilan dan teknik komunikasi tenaga penyuluh sebagai garda terdepan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) agar memberikan keyakinan bahwa program KB untuk masa depan keluarga dan bangsa. Dengan berkualitasnya keluarga maka akan mewujudkan bangsa yang mandiri. Peluang Indonesia Emas dan bonus demografi tidak hanya sebatas slogan, " ujar Zainin.

Ketua Pokja Peningkatan Cakupan Pelayanan KB Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Drs. Zainin

Sementara itu, Ketua Pokja Data dan Pelaporan Agus Feriansyah Dalimunthe menyebutkan, peserta KB baru di Bengkulu hingga Juli 2023 sebanyak 9.437 akseptor dengan menggunakan berbagai jenis dan metode kontrasepsi modern. Dan pada Juni lalu sebanyak 8.355 peserta.

"Berdasarkan hasil pelaporan Juli 2023, peserta KB baru hingga Juli 2023 mencapai 9.437 peserta, dengan menggunakan kontrasepsi jangka panjang seperti Intera Uterine Device (IUD) sebanyak 448 peserta, Medis Operatif Wanita (MOW) 354, Medis Operatif Pria (MOW) sebanyak tiga akseptor, implant sebanyak 2.051 akseptor. Atau masih sebesar 43,9 persen dari target sebanyak 6.502 (MKJP)," rinci Agus.

Ketua Pokja Evaluasi dan Pelaporan Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Agus Veriansyah Dalimunthe, S.IKom., (kanan)


Dari peserta KB baru sebanyak 9.437 itu masih terdapat sebanyak 6.581 akseptor atau sebesar 56,1 persen menggunakan kontrasepsi jangka pendek yaitu kondom 391, suntik 4.870 peserta serta pil sebanyak 1320. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 31 Agustus 2023

Sabtu, 26 Agustus 2023

Merdekakan Anak Dari Stunting, Upaya Menyongsong Indonesia Emas

 

Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Komisi IX DPR RI di Kampung KB Desa Karang Anyar, Kecamatan Semidang Alas Maras, Kabupaten Seluma.

Bengkulu,- Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam hal ini Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu menjelang akhir Agustus 2023 baru ini, bersama pemerintah daerah Kabupaten Seluma menggandeng Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) turun ke salah satu desa tua di Kabupaten Seluma.

Desa Karang Anyar, Kecamatan Semidang Alas Maras, Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu merupakan salah satu desa tua di Bumi Rafflesia yang menjadi wilayah sasaran sosialisasi program prioritas nasional (Pro-PN) yaitu progam percepatan penurunan stunting. Kampanye pencegahan stunting kali ini mengangkat tema " Merdekakan Anak Indonesia Dari Stunting, upaya menyongsong Indonesia Emas 2045.

Kampanye stunting di desa tua tersebut melibatkan 350 peserta dari berbagai desa di Kecamatan Semidang Alas Maras (SAM). Hadir di tengah ratusan peserta, Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati, S.IP, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Nesianto,SE,MM, Ketua Pokja 8 Drs. Zainin serta Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Seluma, Suardi,SE.

Stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan sejak kehamilan hingga bayi berusia dua tahun dan berdampak pada terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. "Mari kita jaga masa depan anak Indonesia dengan memastikan anak tumbuh dan berkembang dengan baik," kata Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Nesianto ketika menyampaikan sambutannya pada kampnye percepatan penurunan stunting bersama Mitra Kerja di Desa Karang Anyar, Kecamatan Semidang Alas Maras (SAM), Kabupaten Seluma, Jumat, 25/8.

Untuk memastikan anak tumbuh kembang dengan baik, perlu adanya perubahan perilaku orang tua dalam pengasuhan. Melengkapi gizi anak dengan memberikan air susu ibu (ASI), makanan pendamping (MP) ASI serta imunisasi, selain itu perlu juga menjaga kesehatan lingkungan mulai dari tersedianya air bersih, jamban sehat dan biasakan mencuci tangan menggunakan sabun, ujar Nesianto.

Nesianto berharap melalui kampanye pencegahan stunting dapat menekan angka tubuh kerdil akibat kekurangan gizi kronis. " Saat ini prevalensi stunting di Kabupaten Seluma masih sebesar 22,1 persen. Angka tersebut menunjukkan kinerja pemerintah daerah terhadap penurunan stunting cukup baik. Yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 24,7 persen (SSGI 2021). Pencegahan stunting merupakan upaya mewujudkan keluarga berkualitas menuju Indonesia Emas 2045. Strategi BKKBN dalam menurunkan stunting dengan memperkuat TPPS, membentuk TPK melalui regulasi yang ada. 

Anggota Komisi IX DPR RI, Elva Hartati, S.IP., M.M. pada kegiatan Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Kampung KB Desa Karang Anyar, Kecamatan Semidang Alas Maras, Kabupaten Seluma

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI mengingatkan masyarakat untuk perlu mengetahui pentingnya pencegahan stunting karena berdampak terhadap perkembangan dan masa depan anak. Untuk mencegahnya diperlukan beberapa langkah dan strategi, salah satunya menghindari pernikahan usia anak. 

"Tingkatkan media usia kawin pertama pada usia 21 tahun bagi remaja wanita dan 25 tahun bagi pria. Untuk menghindari pernikahan usia anak, anak perlu mengenyam pendidikan yang tinggi," kata Elva.

Dikatakan Elva, terjadinya stunting pada baduta, akibat kurangnya asupan gizi bagi bayi sejak dalam kandungan. Pernikahan usia anak, merupakan bagian dari penyebab hal tersebut. Maka dari itu keluarga perlu untuk mengawasi perilaku anak agar menghindari hidup bebas sehingga tidak terjerumus pada bahaya laten remaja. Yaitu pernikahan usia anak, seks bebas pra nikah dan penyalahgunaan Napza.

Kepala DP3APPKB Kabupaten Seluma ditempat yang sama menyampaikan bahwa dalam pencegahan stunting, pemerintah daerah setempat telah mengambil langkah-langkah dengan berkolaborasi bersama Kementerian Agama untuk mencegah terjadinya pernikahan usia anak. Selain itu, kata Suardi, pemerintah daerah telah menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 27 Tahun 2018 Tentang Pencegahan Stunting. 

Inovasi lain dalam mengatasi hal tersebut, pemerintah daerah mengajak pemerintah desa untuik mengalokasikan Dana Desa (DD) sebagai program pencegahan stunting dengan mengembangkan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di kampung keluarga berkualitas di Seluma, ujar Suardi. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 25 Agustus 2023

Selasa, 22 Agustus 2023

PLKB Non ASN BKKBN Ikuti Pelatihan Teknis Program Bangga Kencana


Bengkulu,- Puluhan tenaga Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) non aparatur siplil negara (Non-ASN) Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu mengikuti pelatihan teknis program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana).

Pelatihan tersebut digelar dalam tiga angkatan sejak 21 Agustus hingga 8 September 2023 tiap angkatan menghadirkan peserta sebanyak 40 orang dari sejumlah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H memberikan arahan kepada peserta pelatihan teknis bafi PLKB Non ASN di Provinsi Bengkulu.

"Materi dasar bagi PLKB yang amat perlu dipedomani dan jangan sampai diabaikan adalah 10 langkah PLKB," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H mengawali sambutannya pada pembukaan pelatihan teknis PKB Non ASN di Bengkulu, Senin, 21/8.

Dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugas PKB mencakup kepada 10 langkah PLKB, yaitu pendekatan tokoh formal, pendataan dan pemetaan, pendekatan tokoh informal,
pembentukan kesepakatan, penegasan kesepakatan, penerangan dan motivasi, pembentukan grup Pelopor dan pelayanan KB.
Dikatakan Iqbal bahwa pelatihan tersebut merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga penyuluh sebagai garda terdepan program bangga kencana. Dengan pengetahuannya itu diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang program KB dan pencegahan stunting. PLKB Non ASN manjadi bagian dari PLKB yang ada untuk menambah formasi yang ada sebanyak 246 orang dengan wilayah pelayanan 1.513 desa di Provinsi Bengkulu.

Sementara itu Ketua Pokja 13 BKKBN Bengkulu Arsyad menyampaikan bahwa pelatihan dilaksanakan dalam tiga angkatan yang masing-masing peserta sebanyak 40 orang. Yang berlangsung sejak 21 Agustus hingga 8 September 2023.

Melalui pelatihan tersebut selain meningkatkan pengetahuan tenaga penyuluh juga agar meningkatkan keterampilan PKB dalam memantapkan dan menjaga keberlangsungan pelaksanaan program bangga kencana di wilayah tugasnya, disamping itu peserta juga diharapkan dapat memahami perkembangan program Bangga Kencana," kata Arsyad.(irs)


Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda,S.Ikom., M.A
Rilis : 21 Agustus 2023

Minggu, 20 Agustus 2023

Bupati Kepahiang Resmikan Sekolah Lansia "Fidelia"

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. bersama Bupati  Kepahiang, Dr. Ir. Hidayattullah Sjahid saat meresmikan sekolah lansia Fidelia di Desa Permu Bawah, Kecamatan Kepahiang.

Bengkulu, Kepahiang - Bupati Kepahiang, Provinsi Bengkulu Hidayatullah Sjahid pada pekan ketiga Agustus 2023, Minggu 20 Agustus 2023 meresmikan sekolah lansia Fidelia di Desa Permu Bawah, Kecamatan Kepahiang, yang merupakan salah satu sekolah lansia di Kabupaten Kepahiang. 

Pembentukan sekolah lansia sebagai salah satu upaya pendidikan yang diperuntukkan bagi lanjut usia. Berisikan upaya pemberian informasi, pelatihan dan permainan edukatif tentang kesehatan, keagamaan dan sosial budaya. 

Sebelumnya, pemerintah daerah setempat telah melaunching sebanyak dua sekolah lansia. Sehingga sekolah bagi para lansia di Kabupaten Kepahiang telah diresmikan sebanyak tiga sekolah lansia, kata Kepala Dinas Pengendalian Pendudukan, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Kepahiang Linda Rospita disela peresmian Sekolah Lansia di Desa Permu Bawah, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, Minggu, 20/8.

Dikatakan Linda, tujuan dibentuknya sekolah bagi lansia untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku lansia terhadap kesehatan. Dan meningkatkan kualitas hidup, produktivitas lansia serta kemandirian lansia dalam berbagai aspek kehidupan. Sehingga dengan adanya wadah pendampingan ini menjadikan lansia tetap mandiri, tidak selalu bergantung kepada orang lain di sekitar, ujar Linda Rospita. 

Pada peresmian sekolah lansia di Desa Permu Bawah, pemerintah desa setempat menggelar pesta tahunan rakyat " liwetan " dalam rangka syukuran desa ke 11 tahun. Sekolah yang dikembangkan sejak Januari 2023 tersebut memiliki peserta sebanyak 102 orang yang merupakan warga desa di Kecamatan Kepahiang.

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. bersama Bupati  Kepahiang, Dr. Ir. Hidayattullah Sjahid saat meresmikan sekolah lansia Fidelia di Desa Permu Bawah, Kecamatan Kepahiang.

Hadir pada peresmian sekolah tersebut, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah yang didampingi Ketua Pokja I GenRe BKKBN Bengkulu Edi Sofyan, Ketua TP-PKK Kabupaten Kepahiang Efie Muhafillah Hidayat, Kepala DPPKBP3A Kabupaten kepahiang Linda Rospita, Camat Tebat Karai, Kepala Desa Permu Bawah.

Bupati Hidayatullah saat meresmikan sekolah lansia menyampaikan bahwa pembentukan sekolah tersebut amat membantu dalam pembangunan kelompok lansia. Pasalnya, lansia di Kabupaten Kepahiang mencapai 10,48 persen dari jumlah penduduk di daerah itu. Kelompok lansia tidak dapat dilepas dalam hal pembinaannya, lansia harus diberdayakan menuju lansia mandiri dengan langkah tersebut agar kelompok lansia tidak menjadi beban lingkungan. 

Sekolah lansia akan memenuhi tujuh dimensi lansia tangguh yaitu dimensi spiritual, sosial, emosional, fisik, intelektual, profesional dan vokasional serta lingkungan. Dan dikembangkannya sekolah lansia merupakan bentuk peduli pemerintah terhadap lansia, kata Bupati Kepahiang Hidayatullah, Minggu, 20/8.

Untuk mengembangkan sekolah dan membangun lansia tangguh, pemerintah kabupaten akan mendorong dan mendukung perkembangannya. Sehingga nantinya sekolah tersebut menjadi wadah perhimpunan lansia yang bermakna.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah,SH,M.P.H mengatakan, sekolah bagi kelompok lansia diharapkan dapat membimbing dan mendampingi lansia dalam penyiapan lansia tangguh dan mandiri. Sekolah lansia merupakan wadah penghimpunan para senior atau lanjut usia. Dan besar harapan menjadi wadah yang berkesinambungan dalam membantu pemerintah dalam pembangunan kependudukan.

Lansia Tangguh adalah seseorang atau kelompok yang berumur diatas 60 tahun yang mempunyai ciri sehat, aktif, mandiri dan produktif. Tujuan dari Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh adalah meningkatkan kualitas lansia dan pemberdayaan keluarga rentan sehingga mampu berperan dalam kehidupan keluarga.

Sekolah lansia yang ada di Bengkulu terdapat sebanyak delapan sekolah yang tersebar di beberapa kabupaten seperti Kabupaten Kepahiang sebanyak tiga sekolah, Rejang Lebong dua sekolah dan Bengkulu Utara, Kota Bengkulu dan Seluma masing-masing terdapat satu sekolah, rinci Iqbal.

Ketua PKK Desa Permu Bawah Meri Andaria, meyampaikan sekolah lansia, melihat dari jumlah peserta sebanyak itu menunjukkan minat masyarakat cukup tinggi dalam peningkatan lansia mandiri. Dan telah berjalan sejak delapan tahun lalu secara mandiri oleh masyarakat desa.

Dengan minat peserta dari beberapa desa sebagai siswa lansia maka diharapkan Desa Permu Bawah dapat menjadi percontohan dalam pengembangan sekolah tersebut, harap Meri Andaria. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 20 Agustus 2023

Sabtu, 19 Agustus 2023

Hari Remaja Internasional 2023, GenRe Bengkulu Gerakkan Penanaman Pohon

 

Gerakan penanaman seratus lebih bibit pohon mangrove dalam rangka peringatan Hari Remaja Internasional 2023 Provinsi Bengkulu.

Bengkulu, - Hari Remaja Internasional diperingati pada 12 Agustus setiap tahunnya. Remaja sejatinya memiliki peran yang penting dalam pembangunan suatu bangsa. Masa remaja merupakan momentum paling rentan untuk menentukan kualitas hidup di masa depan.

Di Provinsi Bengkulu, puncak peringatan hari remaja internasional tahun ini (2023) dilaksanakan pada 19 Agustus 2023. Kelompok remaja yang tergabung dalam Generasi Berencana (GenRe) di Bumi Rafflesia ini menggelar aksi sosial dengan gerakan penanaman pohon mangrove sebagai wujud peduli lingkungan yang sehat.

Hal tersebut diharapkan mampu melatih rasa empati generasi muda terhadap lingkungan agar tetap menjaga dan mewariskan alam yang sehat bagi generasi mendatang. "Ini aksi peduli GenRe terhadap lingkungan dan sesama remaja untuk membangun pola pikir remaja agar tumbuh menjadi generasi yang sehat dan berprestasi, kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H kepada pewarta di Bengkulu usai menyaksikan aksi GenRe peduli lingkungan di Kota Bengkulu, Sabtu, 19/8.

Tampak hadir pada peringatan hari GenRe tersebut Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Elva Hartati,S.IP, MM,  Ketua Pokja I Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Edi Sofyan,SE,MM serta beberapa pejabat di lingkup BKKBN mendampingi Kepala BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah. 

Remaja merupakan kelompok generasi penerus bangsa dimana nantinya akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Forum ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk mempersiapkan generasi yang mampu tumbuh sehat, 

Penanaman pohon mangrove merupakan bentuk aksi cinta lingkungan. Remaja perlu penguasaan diri dan pengetahuan yang lebih matang agar mengiringi cita cita untuk menjadi generasi yang tumbuh, maju dan mampu. 

GenRe adalah wadah penghimpun remaja untuk membangun semangat penerus pembangunan bangsa. Aksi penanaman pohon sebagai modal dasar untuk menuju Indonesia sehat. "Mari tingkatkan skill kalian masing masing sesuai dengan pengetahuan untuk menuju masa depan kalian sebagai generasi penerus bangsa lebih baik, " kata Iqbal. 

Anggota Komisi IX DPR RI, Dra. Hj. Elva Hartati, S.IP., M.M. pada peringatan Hari Remaja Internasional 2023 Provinsi Bengkulu.

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati mengingatkan agar remaja harus menjaga kesehatan, baik kesehatan sbecara fisik dan mental serta harus memiliki pengetahuan yang tinggi. Forum GenRe diharapkan terus mengisi ruang remaja agar menjadi wadah penyiapan generasi penerus pembangunan.

Dan remaja juga harus mempersiapkan dan menjaga kesehatan reproduksi karena akan menjadi calon orang tua, maka harus memahami kesehatan reproduksi, memperhatikan asupan gizi dan jangan hamil tanpa perencanaan. Melalui gerakkan penanaman pohon ini juga, kata Elva, generasi penerus ini menjadi bagian dari pewaris lingkungan yang sehat, harap Anggota Komisi IX DPR RI asal Bengkulu.

Ketua panitia pelaksana peringatan Hari Remaja Internasional 2023 Provinsi Bengkulu Fatia Nursaatika dalam laporannya menyampaikan bahwa, peringatan Hari Remaja internasional yang mengangkat tema "Solidaritas Antar Generasi, Ciptakan Remaja Berprestasi" telah menggelar beberapa kegiatan sosial secara serentak pada event hari remaja sejak 12 hingga 19 Agustus 2023. Hal tersebut merupakan upaya untuk membangun semangat dan motivasi remaja khususnya di Provinsi Bengkulu. Dengan hal tersebut diharapkan menjadi salah satu GenRe terbaik se-Indonesia, harap Fatia.

Peringatan hari remaja internasional di Bengkulu dilaksanakan dengan menggelar tiga rangkaian kegiatan yaitu talkshow inspiratif, lomba sipaling GenRe dan gerakan penanaman seratus lebih bibit pohon mangrove yang di tanam serentak di Kota Bengkulu. Penanaman pohon mangrove dipusatkan di Sungai Muara Lempuing Kota Bengkulu.

Plt. Kepala BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. turut menghadiri dan meramaikan puncak Peringatan hari remaja internasional di Bengkulu.

"Sebanyak seratus pohon lebih dengan berbagai jenis yaitu pohon mangrove 100 batang, cemara 20 dan pohon buah buahan 20 batang dintaranya pohon mangga, jambu, alpukat di tanam di lingkungan masyarakat". Selain itu GenRe tingkat Provinsi Bengkulu juga menggelar lomba-lomba yang diikuti 168 orang remaja pelajar/siswa dan mahasiswa. Hal itu untuk menguji dan mengasah ketangkasan dan kecermatan kelompok usia muda dalam berbagai pengetahuan dan keterampilan, sebut Fatia.

"Gerakan penanaman pohon sebagai wujud remaja  peduli lingkungan dan solidaritas antar generasi menciptakan generasi yang berdaya saing, menciptakan gerasi yang berprestasi," ujarnya. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 19 Agustus 2023


Kamis, 17 Agustus 2023

Pengembangan DASHAT di Kampung KB Tingkatkan Empati Masyarakat Cegah Stunting

 

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H, (tengah berdiri) Ketua Pokja GenRe Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Edi Sofyan,S.E,M.M, (kanan duduk) Kepala Dinas P2KBP3A Diraswan,S.Sos,M.Si. (kiri duduk) serta unsur pemerintah Kecamatan Nasal dan Desa Ulak Pandanpada kegiatan Orientasi Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) sebagai upaya pencegahan gizi buruk. 

Bengkulu, Kaur-Pemerintah terus berinovasi terkait upaya percepatan penurunan stunting. Salah satunya melalui pengembangan program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di kampung Keluarga Berkualitas (KB). 

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu rangkul institusi masyarakat pedesaan (IMP) untuk mengikuti Orientasi Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) sebagai upaya pencegahan gizi buruk. Orientasi yang berlangsung di Desa Ulak Pandan, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Bengkulu melibatkan peserta sebanyak 30 orang IMP dari unsur kader PKK desa, Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan ibu hamil serta menyusui. 

Hadir pada orientasi DASHAT di salah satu desa di Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu yang merupakan wilayah perbatasan Provinsi Lampung yaitu Plt Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H, Ketua Pokja GenRe BKKBN Bengkulu Edi Sofyan,SE,MM, Kepala Dinas P2KBP3A Diraswan,S.Sos,M.Si serta unsur pemerintah Kecamatan Nasal dan Desa Ulak Pandan. 

Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH,M.P.H mengatakan pengembangan program DASHAT di kampung KB merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan empati pemerintah dan masyarakat desa untuk bersama-sama mengambil peran dalam menekan stunting, malalui pemberdayaan kelompok masyarakat di wilayah Kampung KB, "kata Iqbal saat menyampaikan sambutan pada Pemberdayaan Masyarakat Kampung KB di Kaur. 

Pemberdayaan kelompok masyarakat tersebut dalam rangka percepatan penurunan stunting melalui orientasi program Dashat di Kampung KB di Kecamatan Nasal, Kaupaaten Kaur, Provinsi Bengkulu sebagai lokasi fokus (lokus) penanganan stunting. Untuk menurunkan atau mewujudkan harapan tersebut dengan menempatkan Kampung KB sebagai rumah kita bersama maka peningkatan kualitas keluarga melalui program dapur sehat dapat dirasakan. 

Dashat adalah bagaimana kedepan kita menyiapkan menu sehat untuk keluarga prioritas sasaran. Yaitu Catin, ibu hamil, menyusui dan keluarga baduta, kata Iqbal.

Peningkatan kualitas keluarga terlebih dahulu melalui rumah masing sebagai unit terkecil suatu bangsa. Empat sasaran prioritas itu memerlukan pemenuhan asupan gizi melalui makanan tambahan berbasis pangan lokal, tambahnya. 


Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H, pada demonstrasi Memasak menu DASHAT.

Penyerahan bantuan ATTG

Selain melaksanakan orientasi juga dilakukan penyerahan bantuan ATTG. Pemerintah menilai bahwa pencegahan stunting dapat dilakukan melalui berbagai aspek khusunya ekonomi. Terhadap hal tersebut Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu terus memperhatikan kesejahteraan keluarga di daerah. Kali ini dengan memberikan bantuan berupa alat teknologi tepat guna (ATTG) untuk pengembangan usaha kelompok pelaku ekonomi kecil. Alat tersebut membantu peningkatan ekonomi keluarga akseptor. Dengan tumbuhnya ekonomi keluarga masyarakat diyakini akan mendorong keberhasilan program pembangunan kependudukan terkhusus juga penanganan program stunting di Bengkulu, harap Iqbal. 

Sementara itu Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Kaur, Bengkulu Diraswan mengatakan, pemberdayaan kelompok masyarakat di Kampung KB bertujuan peningkatan kualitas SDM mulai dari pinggir. Diharapkan dapat mempercepat turunnya angka stunting, baik tingkat nasional hingga daerah. 

Diraswan mengajak segenap elemen masyarakat untuk bersama-sama mencegah potensi risiko tubuh kerdil pada baduta yang disebabkan banyak faktor. Kesehatan/gizi, kebersihan lingkungan, ekonomi serta dapat juga disebabkan perilaku tidak sehat dalam keluarga.   Dengan multi faktor tersebut maka penanganan stunting tidak dapat dilakukan oleh satu komponen atau satu lembaga saja. 

"Penanganan stunting harus dilakukan secara kolaboratif lintas sektor baik itu institusi pemerintah maupun masyarakat. Inventarisir kasus stunting mulai dari lokasi hingga pada penyebab, apakah akibat kurangnya asupan gizi, atau lingkungan yang tidak sehat akibat rumah tidak layak huni," kata Diraswan.

Masih Diraswan, melalui pengembangan program DASHAT dan pengembangan kelompok usaha pelaku ekonomi mikro, diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh masyarakat desa untuk mengambil peran menurunkan stunting dan pembangunan kualitas SDM,harapnya.

Sehingga mampu merealisasikan sasaran menurunkan prevalensi stunting di Kaur pada angka 9 persen pada 2024 mendatang, tambahnya. 

Selain  orientasi DASHAT, pemerintah daerah juga mengukuhkan duta GenRe di tiga desa perbatasan provinsi serta penyerahan bantuan makanan tambahan bagi ibu hamil sebanyak dua keluarga dan 10 ibu menyusui.(irs) 

Penulis      : Idris Chalik

Editor       : Penardi, S.Sos

Rilis        :16 Agustus 2023

Pemkab Kaur Kukuhkan GenRe Desa di Wilayah Perbatasan Strategi Cegah Stunting

 

Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. Pemerintah Kabupaten Kaur mengukuhkan remaja pelajar menjadi duta Generasi Berencana (GenRe) Desa diwilayah desa perbatasan.

Bengkulu, Kaur-Generasi Berencana (GenRe) merupakan wadah untuk mengembangkan karakter bangsa melalui pembekalan pengetahuan remaja untuk menjauhi Pernikahan Dini, Seks Pranikah dan Napza guna menjadikan remaja tangguh dan dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Dengan keterampilan komunikasinya, genre mampu menyandang status public relation.

Atas keterampilannya itu, Pemerintah Kabupaten Kaur mengukuhkan remaja pelajar menjadi duta Generasi Berencana (GenRe) Desa diwilayah desa perbatasan. Dilibatkannya kelompok remaja tersebut sebagai perpanjangan tangan program untuk mengedukasi masyarakat pedesaan dalam berbagai program bangga kencana dan pencegahan stunting. Dengan mengukuhkan GenRe desa perbatasan menjadi duta GenRe Desa pencegahan stunting.

"Duta GenRe desa yang baru dikukuhkan sebanyak enam orang untuk tiga desa yaitu Duta GenRe Desa Ulak Pandan, Tebing Rambutan dan Duta GenRe Pasar Baru, desa-desa tersebut berada di wilayah perbatasan Provinsi Lampung dan Bengkulu. Duta GenRe desa sebagai benteng pembangunan kependudukan di pedesaan," kata Plt Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah usai pengukuhan duta Genre Desa di Desa Ulak Pandan, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Selasa,15/8.

GenRe wilayah pedesaan agar dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan kependudukan. Melalui sosialisasi tentang tiga msalah pokok program GenRe yaitu menghidari seks bebas pra nikah, pernikahan usia anak, penyalahgunaan Napza serta membantu penyebarluasan informasi tentang pencegahan stunting, ujar Iqbal.

Desa yang memiliki GenRe dan duta tersebut agar dapat mengajak kelompok sebaya  di desanya untuk menjadi motor penggerak pembangunan kependudukan dengan mengedukasi masyarakat tentang pengetahuan yang didapatinya melalui Forum GenRe dan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R).

Tujuan dibentuk dan dikembangkannya GenRe untuk menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi remaja. Remaja agar menunda pernikahan sebelum menyelesaikan jenjang pendidikan yang tinggi, bekerja/berkarier dan berpenghasilan yang cukup. Dengan terpenuhinya hal-hal tersebut maka akan tumbuh keluarga yang sehat dan sejahtera.

Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Kaur Diraswan menambahkan, Duta GenRe desa hadir sebagai role model bagi kelompok sebaya dan corong informasi positif di lingkungan, baik terhadap kelompok sebaya maupun masyarakat secara luas tentang pembangunan kependudukan, kata Diraswan.

Ia berharap, hadirnya Genre desa sebagai duta pembangunan kependudukan agar lebih fokus dalam pencegahan nikah usia anak dan penurunan stunting dari sektor hulu yaitu kelompok remaja agar terlepas dari risiko stunting, pinta Diraswan.

Karena, stunting dapat disebabkan akibat terjadinya pernikahan usia anak, usia muda tersebut belum siap untuk hamil dan melahirkan bayi. Jika terjadi kehamilan dikhawatirkan akan berpotensi melairkan bayi gizi buruk dan stunting. Dengan peran GenRe desa akan menekan kasus gizi buruk dan stunting, demikian Diraswan.(irs)


Penulis ; Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 16-Agustus-2023


Selasa, 15 Agustus 2023

Penyuluh KB Agar Tingkatkan Kinerja Poktan Sebagai Pendukung Kinerja Program

 

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. bersama Kepala DP2KBP3A Kabupaten Kaur Diraswan, M.Si., pada pembinaan PKB/PLKB se-Kabupaten Kaur, di Balai Penyuluh KB Kecamatan Kaur Selatan, Senin, 14/8

Bengkulu-Kaur,-Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) di Provinsi Bengkulu diminta agar meningkatkan kelompok kegiatan (Poktan) sebagai pendukung kinerja program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana). Poktan adalah sebuah kelompok masyarakat yang aktif dalam kegiatan progam Bangga Kencana dan diharapkan mampu menjalankan program secara menyeluruh.

Kelompok kelompok tersebut terdiri dari poktan bina keluarga balita (BKB), bina keluarga remaja (BKR), bina keluarga lansia (BKL), kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga akseptor (UPPKA), pusat pelayanan keluarga sejahtera (PPKS) dan pusat informasi konseling remaja (PIK-R), kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah,SH,M.P.H pada pembinaan PKB/PLKB se-Kabupaten Kaur, di Balai Penyuluh KB Kecamatan Kaur Selatan, Senin, 14/8.

"Selain pembentukan kelompok-kelompok kegiatan tersebut, terdapat hal penting yaitu pelaporan terhadap kinerja kelompok tersebut agar dapat menunjang penilaian kinerja BKKBN, karena laporan merupakan cerminan kinerja".

Masih Iqbal bahwa untuk meningkatkan kinerja program di daerah perlu diperkuat koordinasi, kerjasama lintas sektor, khususnya terhadap pemerintah daerah. Untuk itu PKB jangan sampai mengabaikan fungsi pemberdayaannya. Yang berada pada garis komando pemerintah daerah. Petugas KB adalah pegawai pemerintah pusat yang diberdayaan oleh pemerintah daerah untuk menggerakkan program di tingkat daerah. 

Pada pembinaan PKB/PLKB di Kabupaten Kaur hadir Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Peberdayaan Perempuan dn Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Kaur Diraswan, M.Si, Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu serta pejabat di lingkup BKKBN Bengkulu serta meghadirkan puluhan petugas KB di Kabupaten Kaur, Bengkulu.

Dikatakan Iqbal, pertemuan terhadap petugas lapangan program bangga kencana tersebut dalam rangka meningkatkan semangat dan peran PKB sebagai garda terdepan program Bangga Kencana dan program penurunan stunting. Program Bangga Kencana seperti yang dituangkan dalam UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta program pencegahan stunting seperti yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting, kata Iqbal.

Atas dua amanat tersebut, dimana untuk meningkatkan kinerja program Bangga Kencana dan Percepatan penurunan stunting maka PKB dan PLKB untuk dapat meningkatkan fungsi dari balai penyuluh yang ada di sejumlah kecamatan. "Balai penyuluh merupakan wadah atau rumah pencetus inovasi. Yang dapat melahirkan ide-ide positif dalam pelaksanaan program Bangga Kencana.

"Balai Penyuluh KB adalah markas program Bangga Kencana dan jadikan markas ini sebagai rumah untuk mencetus gagasan baru yang dapat dikembangkan untuk mencapai target keluarga yang sehat, mandiri dan sejahtera. Jadikanlah markas KB untuk berbagai fungsi. Fungsi penyuluhan dan edukasi, wadah koordinasi lintas lembaga yang dapat difungsikan sebagai pusat pelayanan keluarga sejahtera (PPKS) di tiap kecamatan," ajaknya.

Kepala Dinas DP2KBP3A Kabupaten Kaur Diraswan menyebutkan bahwa pertemuan bersama penyuluh KB tersebut dalam rangka membangun semangat tenaga penyuluh sebagai pegawai pemerintah pusat yang ada di daerah. Dengan kerjasama antara pusat dan daerah maka diharapkan dapat mencapai kinerja yang lebih baik dalam berbagai bidang.

Kabupaten Kaur memiliki PKB/PLKB sebanyak 28 orang yang tersebar di 195 desa dan kelurahan. Melalui kerjasama yang telah diamanatkan dalam Perpres 72/2021 tentang percepatan penurunan stunting diharapkan kasus tubuh kerdil di daerah ini dapat ditekan hingga memberikan kontribusi dalam pembangunan kependudukan. Berdasarkan hasil studi status gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Kaur masih berada pada angka 12,4 persen, ujar Diraswan. (irs)


Penulis : Idris Chalik 

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 14 Agustus 2023

Penguatan TPK Upaya Menurunkan Stunting Dan Percepatan Bangga Kencana

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. (kiri) audiensi bersama Plt. Bupati Kaur Bengkulu Herlian Muchrim, S.T. (kanan) di ruang kerja Wakil Bupati Kaur, Senin, 14/8

Bengkulu,Kaur-Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasioal (BKKBN) Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah,SH,M.P.H mengajak pemerintah daerah kabupaten dan kota untuk dapat menguatkan peran dan fungsi dari tim pendamping keluarga (TPK). Dengan penguatan TPK dapat menekan potensi dan risiko stunting serta mempercepat keberhasilan progam pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana).

"TPK berfungsi dalam memberikan pendampingan kepada keluarga sasaran prioritas berisiko stunting, mulai dari calon pengantin, ibu hamil, menyusui dan bayi dua tahun. Melalui tugas penyuluhan, fasilitasi dan memberikan pelayanan rujukan. Selain itu tugasnya adalah mengamati secara berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting".

Hal itu disampaikan Plt Kepala BKKBN M.Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H saat menggelar audiensi bersama Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kaur Bengkulu Herlian Muchrim,ST di ruang kerja Wakil Bupati, Senin, 14/8. Turut hadir pada pertemuan tersebut Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kaur Diana Tulaini, Kepala Bappeda Suhadi, Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Kaur Diraswan. 

"Sesuai dengan tujuan pertemuan atau audiensi, yaitu untuk membangun langkah-langkah kolaboratif bersama pemerintah daerah, sebagai upaya merajut kerjasama pemerintah daerah dan sejumlah komponen. Yang telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 untuk konvergensi penurunan stunting," kata Iqbal.

Dikatakan Iqbal, pertemuan tersebut lebih fokus membahas kiat-kiat dalam penurunan stunting yang telah diperintahkan dalam perpres tentang percepatan penurunan stunting. Yang harus dilakukan oleh berbagai pihak, pemerintah, swasta, masyarakat dan organisasi profesi lainnya.

"Penguatan TPK merupakan aksi konvergensi penurunan stunting melalui peran tim pendamping keluarga di tingkat desa, TPK terdapat unsur PKK desa, Bidan desa serta kader KB desa. Selain itu masih terdapat petugas KB sebagai tenaga lini lapangan untuk berkolaborasi bersama pemerintah daerah dalam pencegahan stunting dan pelaksanaan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (bangga Kencana)".

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. (kiri) audiensi bersama Plt. Bupati Kaur Bengkulu Herlian Muchrim, S.T. (kanan) di ruang kerja Wakil Bupati Kaur, Senin, 14/8

Pada pertemuan singkat itu, Iqbal mengatakan bahwa peran TPK dan PKB/PLKB sebagai tenaga lini lapangan diharapkan dapat membangun komunikasi dari sudut kepentingan dari aspek kesehatan masyarakat.

BKKBN melalui Perpres dan UU Nomor 52 Tahun 2009 mengemban dua program besar yaitu Bangga Kencana dan Penanganan stunting. Program KB dituntut masyarakat agar menempatkannya sebagai kebutuhan sehingga program tersebut dapat berkualitas dengan penggunaan kotrasepsi yang minim risiko dari kehamilan yang tidak dinginkan.

Plt Bupati Kaur Herlian Muchrim menyebutkan bahwa pemerintah derah setempat berkomitmen dalam pencegahan risiko stunting. Dengan melibatkan sejumlah kepala desa untuk membuat program yang bersentuhan langsung terhdap kegiatan pencegahan stunting.

"Terdapat 195 desa dan kelurahan di Kabupaten Kaur, merancang rencana kegiatan pencegahan stunting melalui penggunaan dana desa sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat. Hal itu dilakukan dalam beberapa program desa yang diantaranya pengembangan usaha masyarakat desa. Seperti pengembangan kelompok tani dalam upaya peningkatan pangan lokal".(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Penardi,S.Sos

Rilis : 14 Agustus 2023.

Kepala BKKBN Bengkulu Bertemu Tiga Tokoh Pengambil Kebijakan di Kabupaten Kaur

 

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. (tengah kanan) Plt. Bupati Kaur, Herlian Muchrim (tengah kiri), Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kaur, Diana Tulaini (kanan tengah) dan Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kaur Suhadi (kanan) yang didampingi Kepala DP2KBP3A Kabupaten Kaur, Diraswan (tengah kiri) dan Ketua Pokja Lini Lapangan Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Weldi Suisno, S.Pd., M.E. (kiri).

Bengkulu,Kaur-Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH,M.P.H dalam kunjungan kerja di Kabupaten Kaur pada pertengahan Agustus 2023 ini bertemu tiga tokoh pemerintah pengambil kebijakan. Tiga tokoh tersebut Plt. Bupati Kaur Herlian Muchrim, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kaur Diana Tulaini dan Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kaur Suhadi yang didampingi Kepala DP2KBP3A Kabupaten Kaur Diraswan.

Pertemuan yang berlangsung di ruang kerja Wakil Bupati itu membahas pelaksanaan progam pencegahan stunting dan percepatan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) mewujudkan keluarga sehat dan mandiri.

"Kita menggelar audiensi bersama tokoh pemerintah di Kabupaten Kaur dalam rangka merajut kerjasama dengan pemerintah daerah dan institusi lainnya di kabupaten hingga desa, dengan pokok bahasan inovasi program pencegahan stunting dan pelaksanaan program KB untuk membangun pola pikir ditengah masyarakat agar KB menjadi kebutuhan dalam keluarga. Untuk menjadikan KB sebagai kebutuhan itu perlu mengedepankan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS), " kata M. Iqbal Apriansyah di Kaur, Senin,14/8 kemarin.

Merajut kerjasama lintas sektor itu merupakan langkah dalam mengimplementasikan perintah undang-undang. Dimana UU Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga untuk melaksanakan program Bangga Kencana  dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting memerlukan aksi bersama banyak pihak atau kolaborasi, ujar Iqbal.

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH,M.P.H., dalam kunjungan kerja di Kabupaten Kaur

Dalam pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk meningkatkan komitmen setiap lembaga pemerintah untuk mengambil peran masing - masing dalam mengintervensi pencegahan stunting. Dan, terhadap program bangga kencana agar dapat menumbuhkan kesadaran di tengah masyarakat agar program KB menjadi kebutuhan dalam keluarga.

"KB itu tidak hanya bermanfaat dalam pengaturan kehamilan, namun yang lebih besar lagi keuntungan ber-KB dapat meningkatkan kesehatan reproduksi wanita dan kesehatan bayi/anak".

Dalam pelaksanaan program tersebut, Iqbal mengajak pemerintah daerah untuk memberdayakan tenaga pendamping yang ada di desa. Baik pendamping keluarga (TPK) dan bahkan dapat memberdayakan tenaga penyuluh KB. Jumlah Penyuluh KB di Kabupaten Kaur sebanyak 28 orang yang tersebar di 195 desa. Selain personel bagga kencana dan stunting, Kabupaten Kaur juga mendapat kucuran anggaran dana alokasi khusus (DAK) biaya operasional keluarga berencana (BOKB) tahun 2023 sebesar Rp.4,7 Miliar.

Plt Bupati Kaur Herlian Muchrim pada pertemuan tersebut mengajak segenap komponen pemerintah baik yang terlibat langsung mapun tidak langsung untuk mengambil peran dalam pelaksanaan dua program nasional itu. 

Khususnya program prioritas nasional yaitu pencegahan stunting agar menjadi prioritas pemerintah daerah untuk mencegah potensi lahirnya generasi stunting baru di Kabupaten Kaur. Kabupaten Kaur pada 2022 lalu memiliki angka tubuh kerdil bagi baduta itu sebesar 12,4 persen. Kendati lebih rendah dari angka nasional dan provinsi namun jangan membuat langkah dan gerak menjadi puas.

"Pada tahun 2024 mendatang kita harus bertekat untuk menurunkan prevalensi sebesar 1 digit yang artinya dapat mencapai angka 10 persen".

Untuk mencapai sasaran tersebut, kata Herlian, pemerintah daerah setempat merangkul pemerintah desa untuk membuat aksi nyata yang dimulai dari pedesaan. Karena tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan dinilai jauh dibawah rata-rata keluarga-keluarga wilayah perkotaan. "Maka dari itu kita mengawali pembangunan kependudukan dari pedesaan," ujarnya.

Kabupaten Kaur memiliki 195 desa dan telah membuat komitmen bersama untuk menggalang kekuatan dalam mewujudkan keluarga/masyarakat yang bangkit baik dari bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Untuk mencapai hal itu pemerintah desa memiliki kewenangan besar dalam membangun kualitas SDM di desa melalui pengalokasian dana desa (DD).

"Kita telah membuka cakrawala pemerintah desa untuk membangun sebuah inovasi dalam pengembangan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan lahan tidur untuk dijadikan lahan produktif. Baik pengembangan usaha pertanian, perikanan dan peternakan untuk menghasilkan produk pangan lokal yang murah dan mudah diperoleh keluarga dalam pencegahan potensi stunting," kata Herlian. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 15 Agustus 2023 

Jumat, 11 Agustus 2023

BKKBN Ajak APDESI Berkolaborasi Turunkan Stunting

Bengkulu,-Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, SH,M.P.H mengajak Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) untuk berkolaborasi bersama institusi teknis terkait konvergensi pencegahan stunting.

Konvergensi atau kerja gotong royong dapat mempercepat sasaran penurunan stunting melalui pendekatan penyampaian intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi dan bersama-sama untuk mencegah potensi stunting kepada sasaran prioritas.

Sebab, dalam pencegahan dan penurunan stunting melalui intervensi sensitif memerlukan campur tangan banyak pihak. Intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting yang umumnya berada di luar persoalan kesehatan. Intervensi sensitif dapat dilakukan melalui penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi serta peningkatan akses pangan bergizi.
Hal itu disampaikan Plt. Kepala BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H dalam sambutannya saat kampanye akbar pencegahan stunting di Desa Babatan Ilir, Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kamis, 10 Agustus 2023 kemarin.

Dikatakan Iqbal, konvergensi pencegahan stunting adalah amanat dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting. Yang patut diimplementasikan bersama lintas sektor dan berbagai elemen, pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, tokoh agama dan organisasi profesi.

Digelarnya kampanye akbar pencegahan stunting oleh pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan yang melibatkan banyak pihak merupakan tindak lanjut aksi konvergensi pencegahan stunting, kata Iqbal didepan ratusan peserta kampanye dari berbagai unsur.
APDESI dapat mengambil peran intervensi sensitif dengan ikut mensosialisasikan perubahan sikap dan perilaku masyarakat di lingkungan desa. Penanganan stunting di desa dapat dilakukan dengan pelaksanaan pembangunan/rehabilitasi Poskesdes/Polindes dan Posyandu. Konseling dan penyediaan makanan sehat untuk peningkatan gizi balita, perawatan kesehatan untuk ibu hamil dan menyusui, pembangunan sanitasi dan air bersih, pembangunan MCK, pelatihan dan pembinaan kader.

Kampanye pencegahan stunting di Bengkulu Selatan itu digelar dalam rangka peninjauan normalisasi aliran Irigasi Air Nipis di Desa Babatan Ilir, Kecamatan Seginim. Kegiatan yang hadiri Wakil Bupati Bengkulu Selatan Rifa'i Tajudin, Wakil Gubernur Bengkulu Dr. Rosjonsyah, Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati,S.IP,MM, Kepala DP3APPKB Bengkulu Selatan Fery Kusnadi, SE.

Wabup mengatakan, normalisasi aliran irigasi salah satu sarana dalam upaya pencegahan potensi risiko kekurangan gizi bagi masyarakat. Tentunya hal itu melalui peningkatan hasil produksi pertanian, perkebunan dan budidaya ternak ikan kolam air tawar. Selain itu, pemerintah desa melalui peran dan kebijakannya dapat menggunakan dana desa dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat desa, kata Wabup Rifai.
Aliran irigasi akan menghidupkan perekonomian masyarakat seitar, karena terdapat 5000 hektare lahan persawahan, 400 pengusahan budidaya kolam ikan tawar serta perkebunan tanaman palawija. Dengan normalnya aliran air ke masyarakat maka mampu berkontribusi dalam pencegahan stunting, kata Rifai. (irs)


Penulis : Idris Chalik
Editor : Penardi,S.Sos
Rilis : 11 Agustus 2023

Pemkab Bengkulu Selatan Gelar Kampanye Akbar Pencegahan Stunting

Bengkulu, -Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu menggelar kampanye akbar pencegahan stunting. Kegiatan yang berlangsung di Desa Babatan Ilir Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan tersebut menghadirkan ratusan peserta dari berbagai unsur masyarakat dan pemerintah, diantaranya sejumlah kepala desa se-kecamatan Seginim, APDESI se-Kabupaten Bengkulu Selatan serta menghadirkan sejumlah lembaga teknis yang termasuk kedalam konvergensi penurunan stunting di daerah itu.

Kampanye pencegahan gizi buruk itu dilaksanakan bersamaan dengan peninjauan normalisasi aliran irigasi Air Nipis Seginim oleh Wakil Bupati Bengkulu Selatan Rifai Tajudin. Kampanye tersebut dihadiri ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat dan unsur pemerintah, dinas teknis yang menangani stunting, Camat Seginim, Camat Kedurang Ilir, kepala desa dari 22 desa serta masyarakat dua kecamatan ikut meramaikan kampanye tersebut.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas DP3APPKB Kabupaten Bengkulu Selatan Fery Kusnadi kepada pewarta disela peresmian normalisasi aliran bendungan Irigasi Ai Nipis, di Desa Babatan Ilir, Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kamis, 10/8.

Dikatakan Fery, normalisasi aliran irigasi ditinjau langsung oleh Wakil Bupati Bengkulu Selatan Rifai Tajudin yang disaksikan unsur pemerintah kabupaten dan kecamatan Seginim. Dengan normalya fungsi irigasi tersebut dapat meningkatkan produksi pertanian sawah dan kolam ikan air deras sehingga dapat dijadikan sebagai sumber peningkatan gizi bagi masyarakat untuk mendukung program pencegahan stunting, ujar Fery.

Hadir ditengah ratusan peserta kampanye tersebut, selain Wakil Bupati Bengkulu Selatan sekaligus sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kabupaten, hadir juga Wakil Gubernur Bengkulu Dr. Rosjonsyah sebagai Ketua TPPS provinsi, Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Elva Hartati, S.IP, MM, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pewakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) M.Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H, tokoh masyarakat dan agama di daerah tersebut ikut menyemarakkan kampanye pecegahan stunting akibat kurang gizi kronis.
Wakil Bupati Bengkulu Selatan mengajak masyarakat sekitar untuk memanfaatkan fungsi dari irigasi yang dapat mengairi sawah dan lahan kebun palawija. Tidak hanyak itu hadirnya air yang cukup dari bendungan tersebut dapat meningkatkan hasil perikanan kolam ikan tawar.

"Manfaatkan sumber air irigasi untuk meningkatkan pangan lokal sebagai sumber gizi bagi keluarga. Yang sejalan dengan program pemerintah yaitu pencegahan stunting. Irigasi yang ada di desa tersebut dapat mengairi area persawahan mencapai 5000 hektare (ha) bagi 400 pengusaha kolam ikan air tawar," sebut Wabup Rifai.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H dalam sambutannya pada kampanye menyebutkan, normalisasi aliran irigasi ini merupakan inovasi dan kreatifitas pemerintah desa dalam mengimplementasikan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting. Dimana menginstruksikan dalam pelaksanaan penurunan stunting dengan gerakan bersama atau konvergensi.

"Kampanye ini juga merupakan bentuk koordinasi dan konvergensi percepatan penurunan stunting. Untuk membangun pola pikir yang lebih sehat dengan dimulai dari merubah perilaku masyaraka yaitu perilaku sehat dengan kebersihan lingkungan dan penigkatan asupan gizi yang dimulai sejak janin hingga anak berusia dua tahun," ujarnya.
Iqbal juga mengajak dalam konvergensi penurunan stunting agar dapat menjalin kerjasama dengan pemerintahan desa yaitu melalui Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (APDESI). "Mari kita bersama dengan APDESI untuk berkolaborasi menurunkan stunting. Berdasarkan hasil studi status gizi Indonesia (SSGI) 2022 prevalensi stunting di Kabupaten Bengkulu Selatan masih sebesr 23,2 persen.”

Melalui kolaborasi bersama lintas lembaga dan masyarakat diharapkan dapat menekan kasus tersebut hingga mencapai sasaran atau target Provinsi Bengkulu pada 2024 sebesar 12,55 persen. Dengan digelarnya kampanye akbar percepatan penurunan stunting diharapkan dapat dijadikan sebagai media edukasi perubahan perilaku masyarakat untuk hidup lebih sehat.

Sementara itu Wakil Gubernur Bengkulu Dr. Rosjonsyah mengingatkan agar dapat memungsikan irigasi untuk meningkatkan produksi padi dan kolam ikan sebagai sumber pangan lokal bergizi dalam mencegah potensi risiko terjadinya stunting. Selain fungsi sebagai kolam ikan tawar, air aliran irigasi tersebut dapat menambah produksi kebun palawija sebagai sumber peningkatan gizi masyarakat, pintanya.

Bendungan Air Nipis dibangun pada masa Orde Baru, tepatnya pada tahun 1986 silam. Fungsi utamanya adalah sebagai irigator untuk areal persawahan disekitarnya yang memiliki luas hingga mencapai 3116 hektar. Aliran debit air di Bendungan Air Nipis cukup deras yaitu bisa mengalirkan air hingga mencapai 2,7 liter/detik.

Tujuan dari pembangunan bendungan ini pun tercapai, di mana Bengkulu Selatan akhirnya bisa menjadi lumbung padi utama di provinsi Bengkulu. Selain itu fungsi mengairi lahan kolam air deras sebagai usaha rumah tangga yang mampu menyuplai pasokan ikan air deras di Kabupaten Bengkulu Selatan dan bahkan hingga Provinsi Bengkulu.(irs)



Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis : 10 Agustus 2023.

Selasa, 08 Agustus 2023

Wujudkan Generasi Milenial Bebas Stunting, Ibu Hamil di Bengkulu Terima Makanan Bergizi

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H bersama Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati, S.IP, MM hadir di Desa Suka Maju, Mukomuko untuk menyalurkan makanan tambahan untuk meningkatkan gizi keluarga.


Bengkulu,- Pemerintah secara kontinu terus menggerakkan kegiatan percepatan penurunan stunting yang merupakan salah satu program prioritas nasional (Pro-PN). Beberapa kegiatan tersebut berkolaborasi bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Selain kampanye percepatan penurunan stunting dilaksanakan pula Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukasi (AKIE) bersama mitra kerja DPR RI dalam pengasuhan 1000 HPK yang dilaksanakan di sejumlah daerah di Provinsi Bengkulu. 


Bulan lalu, Advokasi dan KIE bersama mitra kerja terkait pengasuhan 1000 HPK berlangsung di Desa Limau Pit, Kabupaten Lebong. Kali ini pada pekan kedua Agustus 2023, kegiatan yang menyalurkan bantuan makan bergizi bagi keluarga berisiko stunting itu dilaksanakan di salah satu desa di wilayah perbatasan yaitu Desa Suka Maju, Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Selain mensosialisasikan risiko stunting juga memberikan bantuan makan tambahan bergizi berupa telur dan susu kepada sasaran ibu hamil dan menyusui.


Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H bersama Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati, S.IP, MM hadir di Desa Suka Maju, Mukomuko yang disambut Kepala Desa Suka Maju Sutarto bersama puluhan ibu hamil dan menyusui untuk menghadiri sosialisasi pencegahan stunting oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Senin, 7 Agustus 2023 kemarin.


Plt Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, SH, M.P.H menyebutkan, dalam rangka pencegahan dan penurunan stunting BKKBN bersama mitra kerja sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan penurunan stunting melaksanakan kampanye pencegahan lahirnya tubuh kerdil bagi generasi millenial di sejumlah wilayah.


"Kampanye dan pemberian makanan tambahan gizi bagi keluarga berisiko stunting ini merupakan strategi atau inovasi bersama untuk mewujudkan generasi millenial bebas dari stunting," kata Iqbal.

Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati, S.IP, MM, didampingi Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H, Plt. Kepala DPPKBP3A Kab. Mukomuko, Drs. Ramadhan Panji Surya dan Kepala Desa Suka Maju, Sutarto pada kegiatan Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukasi (AKIE) bersama mitra kerja DPR RI dalam pengasuhan 1000 HPK yang dilaksanakan di Balai Desa Suka Maju, Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko


Sebagai langkah strategis terpadu selain meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mencegah stunting akibat gizi buruk bagi bayi, BKKBN bersama mitra kerja DPR RI juga menyalurkan makanan tambahan untuk meningkatkan gizi keluarga berupa telur ayam sebanyak 900 butir dan susu sebanyak 30 kaleng kemasan. Makanan tersebut khusus diberikan bagi keluarga berisiko stunting yakni ibu hamil dan menyusui atau ibu yang memiliki bayi dua tahun (baduta) dan makanan tambahan tersebut disalurkan kepada 30 orang ibu hamil dan menyusui, kata Iqbal.


Penyaluran bantuan makan bergizi bagi keluarga berisiko stunting secara simbolis oleh Edi Sofyan, S.E., M.M.


Ia menambahkan, program pemberian makanan tambahan gizi tersebut tahun ini akan menyentuh masyarakat di 10 daerah kabupaten dan kota di Bengkulu. "Hingga akhir tahun program tersebut akan dilanjutkan pada sejumlah kabupaten dengan sasaran 300 orang ibu hamil dan menyusui dengan 9000 butir telur dan 300 kaleng susu, ujar Iqbal.


Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati, S.IP, MM ditengah puluhan ibu muda di Desa Suka Maju Mukomuko menyampaikan betapa pentingnya menjaga kesehatan baik kesehatan bayi maupun kesehatan reproduksi wanita. Sebab, wanita tidak semua menikah di usia ideal untuk hamil dan melahirkan bayi. Dan perlu upaya pencegahan untuk menghindari risiko lahirnya generasi stunting.


kegiatan Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukasi (AKIE) bersama mitra kerja DPR RI dalam pengasuhan 1000 HPK yang dilaksanakan di Balai Desa Suka Maju, Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko

Pasalnya, wanita usia muda belum layak untuk hamil dan melahirkan maka perlu pengetahuan tentang menjaga kesehatan reproduksi dan gizi anak. "Wanita layak hamil dan melahirkan pada usia di atas 21 tahun. Maka perlu menghindari pernikahan usia anak yang cukup berbahaya bagi kesehatan ibu maupun bayi dilahirkan.


Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi. Dan kespro adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.(irs)


Penuli : Idris Chalik

Editor : Penardi, S.Sos

Rilis : 8 Agustus 2023

Cegah Gizi Buruk, BKKBN Bengkulu Kampanye Stunting di Kampung KB Perbatasan

Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Desa Bumi Mulya, Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko

Bengkulu, - Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) mulai dari walayah pinggiran yang sejalan dengan tujuan dikembangkannya program Kampung Keluarga Berkualitas (KB) dan akselerasi percepatan penurunan stunting dilakukan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu melalui  program kampanye pencegahan dan percepatan penurunan stunting di sejumlah daerah di Bengkulu. 

Tujuan dikembangkannya program kampung Keluarga Berkualitas adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau desa melalui pelaksanaan progam pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana).


Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H (tengah) mendampingi Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati,S.IP,MM, (kanan) serta Kepala DPPKBP3A Kab. Mukomuko,Drs. Ramadhan Panji Surya yang mewakili Pemerintah Kabupaten Mukomuko pada kegiatan Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Lapangan Merdeka, Desa Bumi Mulya, Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko


Bersama Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), Perwkilan BKKBN Provinsi Bengkulu turun hingga ke pelosok desa di kampung KB untuk menggaungkan risiko dan penyebab stunting. Kampanye stunting kali ini dilaksanakan pada Senin,7 Agustus 2023 berlangsung di salah satu desa di Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko yakni di Desa Bumi Mulya yang berpenduduk mencapi 2.200 jiwa. Kampanye tersebut menghadirkan Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati,S.IP,MM, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H serta Kepala DPPKBP3A Kab. Mukomuko yang mewakili pemerintah kabupaten setempat Drs. Ramadhan Panji Surya.

Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu bagian dari wilayah perbatasan Provinsi Bengkulu dengan Sumatera Barat. Lokasi kegiatan ini yaitu Kampung KB yang berada di Desa Bumi Mulya, Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, yang menjadi salah satu sasaran kampanye pencegahan stunting, Senin, 7/8.

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H menyampaikan bahwa kampanye ini merupakan komitmen bersama pemerintah pusat, provinsi, kabupaten hingga desa. Untuk bersama bergerak mempersiapkan generasi muda yang berdaya bersaing dan unggul pada Indonesia Emas di 2045.

“Kita bersama - sama melakui kampanye ini memberikan manfaat secara langsung khususnya bagi masyarakat pedesaan," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah saat menyampaikan laporan kampanye stunting di Mukomuko. 

Guna meluasnya informasi pencegahan stunting pemerintah mengikutsertakan ratusan peserta dari berbagai unsur dan kelompok umur diantaranya pasangan usia subur (PUS), tokoh masyarakat serta kelompok remaja Generasi Berencana (GenRe) untuk menggali pengetahuan tentang risiko stunting.

" Pada kampanye hari ini kita hadirkan peserta sebanyak 350 orang warga Kecamatan Penarik, " kata Plt Kepala Pwk BKKBN Bengkulu M. Iqbal Apriansyah saat menyampaikan laporannya, Senin, 7/8 kemarin.

Iqbal mengatakan, kampanye percepatan penurunan stunting di Bengkulu merupakan sebuah bentuk kolaborasi antar lintas lembaga pemerintah dan swasta dan secara langsung dilakukan bersama DPR RI agar ke depan dapat menemukan langkah kolaboratif,  produktif dan solutif dengan mengampanyekan penurunan stunting di Bumi Rafflesia ini. 

Ia juga mengajak pemerintah untuk memberdayakan tenaga penyelenggara KB, seperti adanya kader KB desa, PLKB hingga tim pendamping keluarga (TPK) yang ada di setiap desa dan di Kab. Mukomuko terdapat 150 desa," kata Iqbal. 

Kepala Dinas DPPKBP3A Kab. Mukomuko Drs. Ramadhan Panji Surya menilai langkah kampanye ini amat positif dalam menekan kasus stunting. Dan patut diteruskan secara berkesinambungan di daerah. Sebab, kampanye stunting selama ini telah bersentuhan langsung kepada kelompok sasaran yaitu masyarakat dari berbagai kelompok umur. 

Sementara itu Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati menyampaikan bahwa “stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Dan akan berdampak pada gangguan pertumbuhan anak yang berpotensi Indonesia gagal meraih Indonesia Emas 2045,”kata Elva.

Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilaksanakan kampanye dengan strategi terpadu. Hindari menikah di usia anak, dan menerapkan pola pernikahan 21-25 tahun. Selain itu kita juga perlu untuk membangun Kampung KB melalui program dashat dan Pemberdayaan TPK secara optimal. Hal paling utama dalam mencegah stunting melalui pemberian gizi pada calon bayi sejak dalam kandungan yakni dari 1000 hari pertama kehidupan (HPK). 

Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati,S.IP,MM, menyampaikan himbauan kepada salah satu perserta kegiatan Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Desa Bumi Mulya, Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko


1000 HPK adalah fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia 2 (dua) tahun (730 hari). Pada periode inilah organ-organ vital (otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh lainnya) mulai terbentuk dan terus berkembang.

Beberapa hal yang perlu orang tua lakukan dalam masa 1000 hari pertama kehidupan anak yaitu dengan mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang selama kehamilan. Hindari merokok, konsumsi alkohol, dan penyalahgunaan obat-obatan. Mengontrol stres saat hamil hingga fase melahirkan dan merawat anak.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 8 Agustus 2023