Konvergensi atau kerja gotong royong dapat mempercepat sasaran penurunan stunting melalui pendekatan penyampaian intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi dan bersama-sama untuk mencegah potensi stunting kepada sasaran prioritas.
Sebab, dalam pencegahan dan penurunan stunting melalui intervensi sensitif memerlukan campur tangan banyak pihak. Intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting yang umumnya berada di luar persoalan kesehatan. Intervensi sensitif dapat dilakukan melalui penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi serta peningkatan akses pangan bergizi.
Hal itu disampaikan Plt. Kepala BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H dalam sambutannya saat kampanye akbar pencegahan stunting di Desa Babatan Ilir, Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kamis, 10 Agustus 2023 kemarin.
Dikatakan Iqbal, konvergensi pencegahan stunting adalah amanat dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting. Yang patut diimplementasikan bersama lintas sektor dan berbagai elemen, pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, tokoh agama dan organisasi profesi.
Digelarnya kampanye akbar pencegahan stunting oleh pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan yang melibatkan banyak pihak merupakan tindak lanjut aksi konvergensi pencegahan stunting, kata Iqbal didepan ratusan peserta kampanye dari berbagai unsur.
APDESI dapat mengambil peran intervensi sensitif dengan ikut mensosialisasikan perubahan sikap dan perilaku masyarakat di lingkungan desa. Penanganan stunting di desa dapat dilakukan dengan pelaksanaan pembangunan/rehabilitasi Poskesdes/Polindes dan Posyandu. Konseling dan penyediaan makanan sehat untuk peningkatan gizi balita, perawatan kesehatan untuk ibu hamil dan menyusui, pembangunan sanitasi dan air bersih, pembangunan MCK, pelatihan dan pembinaan kader.
Kampanye pencegahan stunting di Bengkulu Selatan itu digelar dalam rangka peninjauan normalisasi aliran Irigasi Air Nipis di Desa Babatan Ilir, Kecamatan Seginim. Kegiatan yang hadiri Wakil Bupati Bengkulu Selatan Rifa'i Tajudin, Wakil Gubernur Bengkulu Dr. Rosjonsyah, Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati,S.IP,MM, Kepala DP3APPKB Bengkulu Selatan Fery Kusnadi, SE.
Wabup mengatakan, normalisasi aliran irigasi salah satu sarana dalam upaya pencegahan potensi risiko kekurangan gizi bagi masyarakat. Tentunya hal itu melalui peningkatan hasil produksi pertanian, perkebunan dan budidaya ternak ikan kolam air tawar. Selain itu, pemerintah desa melalui peran dan kebijakannya dapat menggunakan dana desa dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat desa, kata Wabup Rifai.
Aliran irigasi akan menghidupkan perekonomian masyarakat seitar, karena terdapat 5000 hektare lahan persawahan, 400 pengusahan budidaya kolam ikan tawar serta perkebunan tanaman palawija. Dengan normalnya aliran air ke masyarakat maka mampu berkontribusi dalam pencegahan stunting, kata Rifai. (irs)
Penulis : Idris Chalik
Editor : Penardi,S.Sos
Rilis : 11 Agustus 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar