Kampanye pencegahan gizi buruk itu dilaksanakan bersamaan dengan peninjauan normalisasi aliran irigasi Air Nipis Seginim oleh Wakil Bupati Bengkulu Selatan Rifai Tajudin. Kampanye tersebut dihadiri ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat dan unsur pemerintah, dinas teknis yang menangani stunting, Camat Seginim, Camat Kedurang Ilir, kepala desa dari 22 desa serta masyarakat dua kecamatan ikut meramaikan kampanye tersebut.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas DP3APPKB Kabupaten Bengkulu Selatan Fery Kusnadi kepada pewarta disela peresmian normalisasi aliran bendungan Irigasi Ai Nipis, di Desa Babatan Ilir, Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kamis, 10/8.
Dikatakan Fery, normalisasi aliran irigasi ditinjau langsung oleh Wakil Bupati Bengkulu Selatan Rifai Tajudin yang disaksikan unsur pemerintah kabupaten dan kecamatan Seginim. Dengan normalya fungsi irigasi tersebut dapat meningkatkan produksi pertanian sawah dan kolam ikan air deras sehingga dapat dijadikan sebagai sumber peningkatan gizi bagi masyarakat untuk mendukung program pencegahan stunting, ujar Fery.
Hadir ditengah ratusan peserta kampanye tersebut, selain Wakil Bupati Bengkulu Selatan sekaligus sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kabupaten, hadir juga Wakil Gubernur Bengkulu Dr. Rosjonsyah sebagai Ketua TPPS provinsi, Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Elva Hartati, S.IP, MM, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pewakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) M.Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H, tokoh masyarakat dan agama di daerah tersebut ikut menyemarakkan kampanye pecegahan stunting akibat kurang gizi kronis.
Wakil Bupati Bengkulu Selatan mengajak masyarakat sekitar untuk memanfaatkan fungsi dari irigasi yang dapat mengairi sawah dan lahan kebun palawija. Tidak hanyak itu hadirnya air yang cukup dari bendungan tersebut dapat meningkatkan hasil perikanan kolam ikan tawar.
"Manfaatkan sumber air irigasi untuk meningkatkan pangan lokal sebagai sumber gizi bagi keluarga. Yang sejalan dengan program pemerintah yaitu pencegahan stunting. Irigasi yang ada di desa tersebut dapat mengairi area persawahan mencapai 5000 hektare (ha) bagi 400 pengusaha kolam ikan air tawar," sebut Wabup Rifai.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H dalam sambutannya pada kampanye menyebutkan, normalisasi aliran irigasi ini merupakan inovasi dan kreatifitas pemerintah desa dalam mengimplementasikan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting. Dimana menginstruksikan dalam pelaksanaan penurunan stunting dengan gerakan bersama atau konvergensi.
"Kampanye ini juga merupakan bentuk koordinasi dan konvergensi percepatan penurunan stunting. Untuk membangun pola pikir yang lebih sehat dengan dimulai dari merubah perilaku masyaraka yaitu perilaku sehat dengan kebersihan lingkungan dan penigkatan asupan gizi yang dimulai sejak janin hingga anak berusia dua tahun," ujarnya.
Iqbal juga mengajak dalam konvergensi penurunan stunting agar dapat menjalin kerjasama dengan pemerintahan desa yaitu melalui Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (APDESI). "Mari kita bersama dengan APDESI untuk berkolaborasi menurunkan stunting. Berdasarkan hasil studi status gizi Indonesia (SSGI) 2022 prevalensi stunting di Kabupaten Bengkulu Selatan masih sebesr 23,2 persen.”
Melalui kolaborasi bersama lintas lembaga dan masyarakat diharapkan dapat menekan kasus tersebut hingga mencapai sasaran atau target Provinsi Bengkulu pada 2024 sebesar 12,55 persen. Dengan digelarnya kampanye akbar percepatan penurunan stunting diharapkan dapat dijadikan sebagai media edukasi perubahan perilaku masyarakat untuk hidup lebih sehat.
Sementara itu Wakil Gubernur Bengkulu Dr. Rosjonsyah mengingatkan agar dapat memungsikan irigasi untuk meningkatkan produksi padi dan kolam ikan sebagai sumber pangan lokal bergizi dalam mencegah potensi risiko terjadinya stunting. Selain fungsi sebagai kolam ikan tawar, air aliran irigasi tersebut dapat menambah produksi kebun palawija sebagai sumber peningkatan gizi masyarakat, pintanya.
Bendungan Air Nipis dibangun pada masa Orde Baru, tepatnya pada tahun 1986 silam. Fungsi utamanya adalah sebagai irigator untuk areal persawahan disekitarnya yang memiliki luas hingga mencapai 3116 hektar. Aliran debit air di Bendungan Air Nipis cukup deras yaitu bisa mengalirkan air hingga mencapai 2,7 liter/detik.
Tujuan dari pembangunan bendungan ini pun tercapai, di mana Bengkulu Selatan akhirnya bisa menjadi lumbung padi utama di provinsi Bengkulu. Selain itu fungsi mengairi lahan kolam air deras sebagai usaha rumah tangga yang mampu menyuplai pasokan ikan air deras di Kabupaten Bengkulu Selatan dan bahkan hingga Provinsi Bengkulu.(irs)
Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis : 10 Agustus 2023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar