Pengembangan Program Ketahanan Remaja, Pemkab RL Seleksi Duta GenRe 2023 |
Bengkulu,- Untuk mendukung peningkatan kualitas generasi muda sebagai penerus bangsa yang sehat, mandiri dan unggul, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengembangkan program pembinaan dan pembangunan kelompok remaja untuk mendukung remaja agar dapat melaksanakan fungsi keluarga secara optimal.
Hal itu dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pasal 47 ayat 1 berbunyi pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Atas undang-undang tersebut, pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu tahun ini menggelar seleksi pemilihan duta Generasi Berencana (GenRe) tingkat kabupaten tahun 2023. Seleksi duta GenRe sebagai upaya menyiapkan kehidupan bagi remaja melalui 4 substansi program genre yaitu, kependudukan, kesehatan reproduksi, penyiapan kehidupan berkeluarga dan keterampilan hidup (life skill).
Bupati Rejang Lebong Drs. Syamsul Effendi hadir membuka langsung pemilihan Duta GenRe tingkat Kabupaten Tahun 2023, didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Rejang Lebong, Sutan Alim, S.Sos. Hadir Ketua Kelompok Kerja I (Bidang GenRe) Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Edi Sofyan, S.E., M.M sekaligus mewakili Pelaksana tugas Kepala Perwakilan BKKBN M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H.
Bupati Syamsul Effendi dalam sambutannya menyampaikan pemilihan duta remaja itu merupakan upaya dan strategi pemerintah dalam penyiapan remaja sehat menuju generasi berkualitas sebagai penerus pembangunan. Kualitas bangsa kedepan bergantung kepada kondisi generasi muda. Remaja yang sehat, mandiri serta berpendidikan maka akan mewujudkan bangsa yang mandiri dan kuat.
Bupati berpesan kepada seluruh finalis Duta Genre untuk aktif memberikan edukasi kepada teman sebayanya atau bahkan kepada para orang tua agar kenakalan remaja dan kekerasan anak dapat dicegah dan dihentikan.
Duta agar hadir dan menjadi wakil pemerintah di tengah masyarakat untuk memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya teman-teman sendiri, adik, dan lingkungan. Generasi berencana adalah generasi yang mampu merencanakan masa depan, kehidupan atau fase berikut yg lebih matang serta lebih terarah. Genre harus mampu hadir sebagai teman, pendidik dan konselor di lingkungan, baik lingkungan masyarakat mapun di sekolah.
Di lingkungan sekolah, ada anak yang tiba-tiba murung atau bolos sekolah, biasanya mereka punya masalah. Di sini peran GenRe dituntut untuk peduli dan memerankan fungsi pendidik dan konselornya terhadap teman sebaya, ujar Bupati Syamsul.
"Karena konselor sebaya akan lebih efektif. Anak-anak akan lebih terbuka mengungkap maslah mereka terhadap teman atau sahabatnya sendiri".
Bupati juga meminta kepada semua pihak khususnya yang telah menjadi orang tua untuk terus mendampingi anak-anak dengan memberikan pengertian bukan dengan kekerasan.
Sementara itu, Ketua Pokja I Bidang GenRe, Edi Sofyan menyampaikan bahwa dalam konteks pembangunan manusia, pada bidang pembinaan ketahanan remaja memiliki peran yang sangat strategis. Karena, ada beberapa alasan yang dapat menjadi referensi pembangunan remaja.
Pertama, kata Edi, karena remaja merupakan individu-individu calon penduduk usia produktif yang pada saatnya kelak akan menjadi subjek/pelaku/aktor pembangunan, sehingga harus disiapkan agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Kedua, karena remaja merupakan individu-individu calon pasangan yang akan membangun keluarga dan calon orangtua bagi anak-anak yang akan dilahirkannya sehingga perlu disiapkan agar memiliki perencanaan dan kesiapan berkeluarga.
Kesiapan berkeluarga tentunya merupakan salah satu kunci terbangunnya ketahanan dan kualitas keluarga. Untuk menuju keluarga berkualitas, melalui peran GenRe diharapkan mampu melahirkan generasi yang juga berkualitas, ujar Edi Sofyan.
Dengan demikian, apabila gagal dalam membina ketahanan remaja, bukan hanya mengancam kegagalan pembangunan (karena gagal menyiapkan aktor - aktor / pelaku pembangunan), tetapi juga ancaman kegagalan kualitas generasi berikutnya (karena gagal dalam menyiapkan para calon orang tua).
Pembinaan Ketahanan Remaja sejalan dengan Kebijakan Program Keluarga Berencana (KB) untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas sebagaimana UU Nomor 52 Tahun 2009 dengan membantu remaja sebagai calon pasangan suami-istri.
Generasi Berencana (Genre) diharapkan dapat memiliki perencanaan dalam mempersiapkan dan melewati 5 (lima) transisi kehidupan remaja dengan (1) mempraktikkan hidup bersih dan sehat, (2) melanjutkan pendidikan, (3) memulai berkarir, (4) menjadi anggota masyarakat yang baik, serta (5) membangun keluarga yang berkualitas.
Agar remaja mampu melewati lima transisi kehidupannya, mereka harus terhindar dari Triad KRR Yaitu: (1) hubungan seksual sebelum menikah, (2) menikah di usia dini, dan (3) penyalahgunaan NAPZA.
Program GenRe sebuah strategi dalam penyiapan generasi yang berkualitas untuk menuju Indonesia Emas 2045. Peningkatan kualitas penduduk merupakan bagian dari pilar pembangunan penduduk, tambah Edi usai mengikuti pembukaan seleksi pemilihan duta GenRe Kabupaten Rejang Lebong, Sabtu, 23 September 2023.
"Ada beberapa isu pembangunan kependudukan Indonesia menuju 2045, diantaranya terkait pengendalian kuantitas penduduk yaitu isu pernikahan usia muda. Terkait peningkatan kualitas penduduk terdapat isu ancaman stunting. Dan isu terkait pembangunan keluarga perubahan sosial dalam keluarga, masih rendahnya perilaku sehat, masih rendahnya ketahanan keluarga dan masih tingginya angka perceraian".
Untuk diketahui, keluarga berisiko stunting di Rejang Lebong masih terbilang tinggi sebanyak 13.561 keluarga dan angka kelahiran pada kelompok usia remaja 15-19 tahun di daerah ini sebesar 28/1000 kelahiran hidup.
Penduduk Indonesia didominasi oleh Generasi Milenial dan Gen Zillenial yang sebagian besar merupakan penduduk di kelompok anak, remaja, dan pemuda. Di Bengkulu jumlah generasi zillenial sebanyak 581.970 jiwa dan millenial mencapai 536.067 jiwa. Tantangan dalam peningkatan kualitas anak sebagai generasi emas 2045 terdapat mental disorder sebesar 9,8 persen, difabel autisme sebesar 4,1 persen, stunting 21, 6 persen dan napza masih sebesar 41,5 persen, demikian Edi Sofyan.
Secara terpisah Kepala DP3APPKB Rejang Lebong Sutan Alim, S.Sos menambahkan, seleksi duta GenRe 2023 di Rejang Lebong diikuti sebanyak 26 pasang kelompok pelajar dan mahasiswa di Rejang Lebong. Pemilihan duta tersebut berlangsung selama dua hari sejak 23 - 4 September 2023 di Kota Curup, Rejang Lebong, kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Rejang Lebong, Sutan Alim, S.Sos kepada pewarta, Minggu, 24/9.
Melalui program GenRe agar dapat menjadikan generasi muda sebagai corong pembangunan kependudukan. Dan sebagai gerbang utama untuk mengampanyekan Triad KRR, yaitu tiga hal yang harus dihindari yakni terhindar penyalahgunaan Napza, seks bebas pra nikah, dan menjauhi risiko nikah usia anak di bawah usia 21 dan 25 tahun. Dengan demikian diharapkan membentuk remaja yang berkualitas yang akan menjadi pelaku pembangunan berkelanjutan. Kelompok GenRe dengan sasaran remaja pelajar, mahasiswa yang berusia 10-24 tahun dengan status belum menikah.(irs)
Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis : 24 September 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar