Hal ini disampaikan Wakil Walikota Bengkulu, Dedy Wahyudi, SE, MM, saat audiensi dengan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Kantor Pusat BKKBN, Jakarta Timur, Selasa (05/09/2023).
“Stunting merupakan beban kita bersama. Mudah-mudahan kami bisa pertahankan dan tahun depan kami dapat mencapai target di angka 9 persen,” ucap Dedy yang beraudiensi dengan Kepala BKKBN terkait percepatan penurunan stunting di wilayahnya.
Dr. Hasto sangat mengapresiasi capaian prevalensi stunting yang ditorehkan Kota Bengkulu. “Target 14 persen menjadi ekspektasi Bapak Presiden dan Kota Bengkulu menjadi contoh perubahan yang cepat dan sudah di bawah 14 persen stuntingnya," ujar dr. Hasto.
Menurut dr. Hasto, penurunan stunting di luar Pulau Jawa tidak mudah, bahkan sulit untuk mempertahankan. "Tapi, luar biasa Kota Bengkulu sudah menjadi best practice,” kata dr. Hasto.
Dr. Hasto mengingatkan, stunting dapat menggerus pendapatan per kapita sebesar 22%. Apabila stunting di bawah 8 persen atau di bawah 5 persen, dr. Hasto mengatakan, "Baru populasi itu tidak terlalu berpengaruh penurunan perkapitanya dibandingkan yang tidak stunting." n
Penulis : Tri Wulandari Henny Astuti
Editor: Santjojo Rahardjo
Tanggal Rilis : Selasa, 05/09/2023
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar