Anggota Komisi IX DPR RI, Dra. Elva Hartati, S.IP., M.M. |
Bengkulu,-Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan nutrisi dalam jangka panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan fisik pada anak dan perkembangan otak. Sehingga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat yang mengakibatkan lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
"Stunting memang bukan penyakit, namun sebuah kondisi kesehatan bayi dua tahun (baduta) yang mengalami gagal pertumbuhan fisik maupun perkembangan otak anak. Dan kondisi fisik anak terganggu dapat membunuh masa depan anak bangsa," kata Pelaksana tugas Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH,M.P.H saat kampanye percepatan penurunan stunting di Desa Suka Negeri, Kecamatan Air Nipis, Kabupaten Bengkulu Selatan, Minggu, 10/9.
Mengacu dari besarnya ancaman terhadap pembangunan nasional, pemerintah secara gencar menggaungkan kampanye penurunan stunting di sejumlah daerah provinsi di tanah air tidak terkecuali di Provinsi Bengkulu yang angka stunting masih sebesar 19,8 persen (SSGI-2022).
Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M.Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. |
Pada kampanye tersebut hadir Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah,SH,M.P.H, Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati,S.IP,MM, Kepala DP3APPKB Bengkulu Selatan Ferry Kusnadi, SE serta pemerintahan kecamatan dan desa setempat serta ratusan kelompok pasangan usia subur (PUS) muda dan remaja mengikuti sosialisasi pencegahan stunting.
Dikatakan Iqbal, sosialisasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan stunting melibatkan 350 orang peserta yang didominasi kelompok umur muda, yaitu PUS dan remaja sebagai kelompok rentan melahirkan generasi stunting. "Kampanye ini sebagai bentuk komitmen bersama DPR RI dalam penurunan stunting dan ini harus lebih ditingkatkan kepada segenap lapisan masyarakat agar ikut serta untuk berperan memberikan manfaat dalam pembangunan keluarga.
Pencegahan stunting harus dimulai dari dalam keluarga yaitu lingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan dasar untuk menciptakan generasi yang lebih baik. Sosialisasi ini agar menjadi motivasi bersama untuk meningkatkan kualitas keluarga, harap iqbal.
Peserta Sosialisasi Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Desa Suka Negeri, Kecamatan Air Nipis, Kabupaten Bengkulu Selatan. |
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati didepan ratusan peserta menyampaikan agar masyarakat untuk bersama mengambil peran dalam pencegahan stunting. Yang dapat dilakukan mulai dari kelompok remaja, calon pengantin, ibu hamil dan menyusui.
Remaja agar menghindari pernikahan usia anak dengan terus mencari ilmu melalui pendidikan formal agar fokus pada sekolah sehingga terhindar dari pernikahan usia anak. Selain pendewasaan usia kawin, media lain pencegahan stunting yaitu dengan pemenuhan gizi sejak janin hingga anak berusia dua tahun, ujar Elva.
Ditempat yang sama Kepala Dinas DP3APPKB Kabupaten Bengkulu Selatan Ferry Kusnadi, SE menyampaikan bahwa pemerintah daerah setempat menggandeng sejumlah instansi pemerintah, swasta dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama mengambil bagian dalam pencegahan stunting yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
"Pemerintah desa bagian dari unsur pemerintahan yang paling depan bersama masyarakat untuk berkolaborasi dalam penurunan stunting baik melalui peran intervensi sensitif dan spesifik oleh pemerintah dapat menggunakan anggaran yang ada di desa. Untuk memberikan dukungan fisik maupun non fisik dalam pencegahan stunting". (irs)
Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis : 11 September 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar