Minggu, 29 Oktober 2023

BKKBN Bengkulu Kembali Sosialisasikan Pencegahan Stunting di Pedesaan

Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Elva Hartati, S.IP., M.M. menyampaikan sambutannya pada kegiatan Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Bersama Mitra di Kampung KB Desa Bengko, Kecamatan Sindang Dataran, Kabupaten Rejang Lebong.


Bengkulu,-Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu dalam gerak Promosi dan Komunikasi Edukasi, Informasi (KIE) Program Percepatan Penurunan Stunting Wilayah Khusus, memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat. Mengedukasi dengan menyasar keluarga yang tinggal di kampung yang terbilang desa pelosok dan terpencil. 

Dalam pekan ketiga Oktober 2023 baru ini hadir bersama unsur pentahelix dua hari berturut masuk di desa terpencil di Provinsi Bengkulu. Pada 27 Oktober 2023 berada di Desa Bengko,  Kecamatan Sindang Dataran, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Desa Bengko, perkampungan di kaki Bukit Barisan dengan kelerengan 8-15 persen dengan ketinggian 1.076 mdpl yang sebelumnya merupakan sebuah wilayah kebun lahan berpindah oleh warga pendatang dari luar kabupaten Rejang Lebong.

Kecamatan Sindang Dataran, Rejang lebong dengan wilayah enam desa berhunikan sekitar 12 ribu jiwa menjadi salah satu wilayah prioritas kampanye pencegahan stunting secara konvergensi dengan menggaungkan pencegahan stunting atau tubuh kerdil akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.

Tak berhenti di Desa Bengko, esoknya pada kegiatan yang sama dilaksanakan di sebuah desa tua di Kabupaten Lebong sebagai salah satu sasaran kampanye pencegahan stunting di Bengkulu, yaitu Desa Talang Donok I, salah satu desa yang dibawah binaan pemerintahan Kecamatan Topos, Kabupaten Lebong, Bengkulu. Sebanyak 650 jiwa lebih telah medomisili kampung tua itu secara turun temurun.

Sosialisasi pencegahan stunting di dua desa tersebut, tampak hadir sejumlah pejabat unsur multi pihak. Diantaranya, Ketua TPPS Provinsi Bengkulu Dr. Rosjonsyah, Ketua BKOW Provinsi Anita Andriani, Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Elva Hartati, Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pengendalian Penduduk, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kaupaten Rejang Lebong Sutan Alim, serta Kepala DP3AP2KB Kabupaten Lebong Yuswati yang didampingi masing-masing kepala desa setempat.

Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Bersama Mitra di Kampung KB Desa Talang Donok 1, Kecamatan Topos, Kabupaten Lebong.

Dengan bahasa dan teknik penyuluh yang mudah diterima oleh masyarakat perdesaan, Narasumber Bangga Kencana M.Iqbal Apriansyah bersama sejumlah tokoh pada sosialisasi itu menggaungkan beberapa kiat pencegahan stunting. 

Mulai dari pentingnya perubahan perilaku, kebersihan lingkungan, peningkatan kesehatan melalui pemenuhan asupan gizi serta pentingnya penundaan usia pernikahan usia muda alias usia anak-anak di bawah 21-25 tahun. Pentingnya pengaturan jarak kehamilan dan kelahiran anak melalui penggunaan alat dan obat kontrasepsi. Stunting merupakan indikator malnutrisi kronik yang menggambarkan riwayat kurang gizi dalam jangka waktu lama dan berkaitan dengan adanya proses perubahan patologis, kata Iqbal.

Kondisi desa yang jauh dari pusat kota dan dengan luas lahan yang tersedia, warga di wilayah tersebut dihimbau untuk memanfaatkan lahan yang kosong untuk menanam dan membuat budidaya ikan kolam untuk memenuhi supan gizi baik nutrisi hewani maupun nabati untuk mencegah potensi risiko stunting, demikian Iqbal.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda,S.Ikom., M.A

Rilis : 29 Oktober 2023

Sabtu, 28 Oktober 2023

Lima Unsur Kekuatan Pentahelix Keroyok Potensi Stunting di Kepahiang

Bengkulu, -Lima unsur kekuatan pentahelix keroyok potensi risiko stunting di Kabupaten Kepahiang, salah satu daerah dengan angka stunting tertinggi di Provinsi Bengkulu. Unsur-unsur pentahelix yaitu pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media massa melakukan aksi konvergensi pencegahan kasus tubuh kerdil. 

Konvergensi Pencegahan Stunting adalah intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu dan bersama-sama menyasar kelompok sasaran prioritas keluarga berisiko untuk mencegah stunting. 
Unsur pentahelix sebagai mitra pencegahan stunting di Kabupaten Kepahiang juga melibatkan pihak swasta melalui penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) hingga Perguruan Tinggi dan media massa turut mengambil peran pada Roadshow Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting (PPS) tingkat kabupaten dan kota tahun 2023 di  Bengkulu. 

Berlangsungnya kampanye pencegahan stunting di Desa Tangsi Baru, Kepahiang, setelah digelar di Kabupaten Rejang Lebong kemarin menyasar 150 penerima manfaat dengan menyasar penerima bantuan telur, PMT,TTD. Hadir pada roadshow di lapangan Kabawetan pada Jumat, 27 Oktober 2023 selain Wagub Bengkulu Dr. Rosjonsyah juga Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah. Iqbal menyebutkan, turut mengambil peran dalam mengentaskan stunting di Kepahiang yaitu PT. Trisula, Bank Bengkulu Cabang Kepahiang sebagai Bapak Asuh Anak Stunting serta unsur Perguruan Tinggi dan Media Massa ikut memberikan bantuan berupa telur ayam yang diberikan kepada 150 penerima manfaat.
Tak hanya itu, kata Iqbal, dalam penurunan stunting di daerah tersebut. Pemerintah Kabupaten Kepahiang bergandeng tangan dengan sejumlah Forkopimda setempat sebagai Bapak Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS). Selain pemberian telur kepada keluarga berisiko stunting, pemberian makanan tambahan (PMT) dengan menu pangan lokal dan tablet tambah darah (TTD) diberikan kepada remaja putri. Roadshow ini betujuan untuk meningkatkan komitmen stakeholder sebagai satu kesatuan utuh dalam pencegahan stunting. Sehingga nantinya diharapkan menjadi contoh di kabupaten lain, ujar Iqbal.
Wakil Bupati Kepahiang Zurdi Nata, selaku Ketua TPPS di Bumi Sehasen itu menyampaikan bahwa pengerahan kekuatan pentahelix adalah sebuah bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam mencegah stunting atau tubuh kerdil. Stunting, di daerah ini masih amat tinggi dengan angka 24,9 persen pada 2022 yang merupakan prevalensi tertinggi di Bumi Rafflesia. Dikatakannya, penyebab stunting atau tubuh kerdil di daerah itu selain kekurangan gizi, juga disumbang oleh minimnya jamban tidak sehat. Mengentaskan persoalan tersebut Pemkab Kepahiang pada tahun ini telah membuat jamban sehat sebanyak 230 unit. Serta membantu penyediaan asupan makanan bergizi senilai Rp 42 juta yang dikolaborasikan dengan program dapur sehat atasi stunting (Dashat) di kampung KB, ujar Zurdi Nata.

Sementara itu Bupati Hidayatullah Sjahid dalam sambutan singkatnya menyampaikan, cegah stunting dimulai dari keluarga untuk merubah pola hidup sehat mulai dari sehat makanan, lingkungan dan tersedianya sanitasi. Saat ini jamban sehat di Kepahiang baru dimiliki warga sebanyak 54 persen. Dengan tersedianya jamban atau kakus yang sehat dapat mengantarkan Kepahiang menuju daerah yang menyandang "kabupaten dan kota sehat".

Wakil Gubernur Bengkulu Rosjonsyah usai mengukuhkan 30 orang Bapak Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) pada forum koodinasi percepatan penurunan stunting di Kepahiang menyebutkan, mempercepat penurunan stunting memerlukan kerjasama secara terpadu oleh semua unsur. Maka untuk mengintervensinya seluruh organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai barisan terdepan agar menjadi contoh bagi elemen lainnya.

Dikatakannya langkah tersebut telah dituangkan dalam Peratuan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan penurunan Stunting. Orang nomor dua di Bengkulu ini menghimbau kegiatan tersebut agar ditindaklanjuti dengan aksi konkrit, tidak hanya dilakukan sebatas seremonial.(irs)

Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom.,M.A
Rilis : 28 Oktober 2023

Kamis, 26 Oktober 2023

Kampanyekan Remaja Untuk Siap Menjadi Orang tua

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M.Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. ketika menghadiri Sosialisasi Peningkatan Peran Serta Pokja Kampung KB Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting di Balai KB Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu, Rabu, 24/10/23.


Bengkulu,-Mencegah stunting dari hulu  dilakukan sebuah strategi dan inovasi intervensi sentitif yang menjadi sasaran proritas yaitu kelompok usia 15-21 tahun, khususnya bagi remaja putri. Sebab, mereka yang akan melahirkan bayi sebagai cerminan masa depan bangsa. 

Remaja harus punya pengetahuan dan pemahaman tentang penyebab stunting. Upaya tersebut memerlukan peran serta lembaga pemerintah, masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah ketika menghadiri Sosialisasi Peningkatan Peran Serta Pokja Kampung KB Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting di Balai KB Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu, Rabu, 24/10/23.

Didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Bengkulu Dewi Dharma, Plt Kepala BKKBN mengajak kelompok kerja (pokja) di lingkup kampung KB untuk mengambil peran aktif dalam pencegahan stunting dan pembangunan kependudukan yang mengacu kepada tujuan dikembangkannya prorgam kampung Keluarga Berkualitas.

"Ayo kita kampanyekan kepada kelompok remaja untuk siap menikah untuk menjadi orangtua, tidak hanya sekedar mau menikah. Untuk dinyatakan siap menikah, dimana remaja harus sehat. Remaja putri harus sehat bebas dari potensi stunting, bebas anemia".

Periksa kesehatan, pastikan lingkar lengan atas jangan sampai dibawah ukuran standar 23,5 centimeter, minum tablet tambah darah agar meningkatkan hemoglobin pada wanita dewasa 12-15 grm/dL, kata Iqbal di depan puluhan kader pokja kampung KB Kecamatan Ratu Samban.

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M.Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. ketika menghadiri Sosialisasi Peningkatan Peran Serta Pokja Kampung KB Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting di Balai KB Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu, Rabu, 24/10/23.

Beberapa dampak anemia pada remaja putri cukup memprihatinkan, seperti penurunan kesehatan dan prestasi sekolah. Di masa dewasa, kondisi anemia diperparah ketika hamil yang menyebabkan tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan janin, komplikasi hamil dan persalinan, serta berakibat pada kematian ibu dan anak.

Anemia merupakan sebuah kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah lebih rendah dari yang seharusnya. Untuk remaja putri dikatakan anemia apabila Hb < 12 gr/dl. Hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen dan menghantarkan oksigen ke seluruh sel jaringan tubuh, termasuk otot dan otak untuk melakukan fungsinya. Tanda-tanda anemia lazim disebut dengan 5 L, yaitu lesu, lelah, letih, lemah dan lunglai.

Beberapa hal penyebab remaja putri mengalami anemia seperti menstruasi yang banyak/ kehilangan banyak darah, kurang asupan kaya zat besi dan protein, sering melakukan diet yang keliru dan sedang tumbuh pesat yang tidak seimbang dengan asupan gizinya. 

Kepala Dinas P3APPKB Kota Bengkulu, Hj. Dewi Dharma, M.Si. pada kegiatan Sosialisasi Peningkatan Peran Serta Pokja Kampung KB Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting di Balai KB Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu, Rabu, 24/10/23.

Kepala DP3APPKB Kota Bengkulu saat ditanya pewarta menyebutkan, sosialisasi tersebut berlangsung di sejumlah kecamatan, sebanyak 9 kecamatan. Yang akan melibatkan pokja kampung KB yang berjumlah 67 kampung keluarga berkualitas.

Dengan meningkatnya pengetahuan pokja di wilayah kampung tersebut diharapkan mampu mendorong keberhasilan program pembangunan kependudukan dan penurunan stunting di Kota Bengkulu. Sehingga dapat merealisasikan target pada 2024 sebesar 9 persen, ujar Dewi optimis.

Pokja kampung KB terdiri  dari unsur pemerintah, ormas, dan swasta, di antaranya yakni kepala kelurahan, lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) kader KB dan sub (PPKBD-Sub PPKBD) dan poktan BKB, BKL, BKR, ujarnya.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 26 Oktober 23

Jadikan Pangan Lokal Sumber Utama Cegah Stunting

Wakil Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rosjonsyah selaku Ketua TPPS Provinsi Bengkulu menyalurkan beberapa bantuan kepada keluarga berisiko stunting di Wilayah Kabupaten Rejang Lebong dalam rangka roadshow bersama sejumlah instansi teknis pencegahan potensi stunting di Bengkulu. 


Bengkulu,-Upaya merealisasikan target penurunan stunting di Provinsi Bengkulu 12,55 persen pada 2024 mendatang, Wakil Gubernur Bengkulu Dr. Rosjonsyah sekaligus sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting di Bumi Rafflesia, turun memulai roadshow bersama sejumlah instansi teknis pencegahan potensi stunting di Bengkulu.

Hadir pada roadshow stunting Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting (P2S) di Bumi Pat Petulai itu, selain Rosjonsyah selaku Ketua TPPS Provinsi Bengkulu, tampak Kepala Bappeda Yuliswani, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni, Perwakilan Dinas Perumahan dan Permukiman serta dinas teknis penurunan stunting lainnya.

Wakil Gubernur saat melaksanakan kampanye pencegahan stunting di Kabupaten Rejang Lebong yang digelar pada Kamis, 26 Oktober 2023 itu mengajak pemerintah daerah dan masyarakat untuk membiasakan konsumsi pangan lokal untuk mencegah stunting. "Jadikan pangan lokal sebagai sumber utama pencegahan stunting. Pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal. Pangan lokal diantaranya berupa Jagung, pisang, talas, kentang".

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H., bersama Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu, Hj. Yuliswani, S.E., M.M, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu H. Herwan Antoni, S.K.M., M.Kes., M.Si, Perwakilan Dinas Perumahan dan Permukiman serta dinas teknis penurunan stunting lainnya menyalurkan beberapa bantuan kepada keluarga berisiko stunting di Wilayah Kabupaten Rejang Lebong dalam rangka roadshow bersama sejumlah instansi teknis pencegahan potensi stunting di Bengkulu.

Rejang Lebong merupakan daerah pegunungan dan penghasil sayur yang diharapkan tidak sulit untuk mencegah stunting akibat kekurangan gizi. Dengan alam yang sejuk dan subur cukup terpenuhi untuk sayur-mayur bagi warga. Tinggal lagi bagaimana meningkatkan hasil perikanan dengan budidaya ikan kolam air tawar sebagi produk lokal, kata Rosjonsyah. 

Kabupaten Rejang Lebong merupakan titik awal perjalanan keliling pencegahan stunting dengan aksi nyata menyalurkan beberapa bantuan kepada keluarga berisiko stunting di daerah tersebut yaitu berupa pembagian telur ayam, tablet tambah daerah (TTD), pemberian makanan tambahan (PMT) yang disalurkan kepada penerima manfaat sebanyak 150 orang, ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah, Kamis, 26/10/23.

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H., dalam rangka roadshow bersama sejumlah instansi teknis pencegahan potensi stunting di Bengkulu.

Kolaborasi pencegahan stunting kali ini selain pemberian makanan tambahan juga terdapat program bedah rumah yang diberikan kepada tiga keluarga untuk mendapat bantuan rehap rumah tidak layak huni yang disalurkan oleh Dinas Perkim, tablet tambah darah disalurkan kepada remaja siswi sebanyak 50 orang" kata Iqbal.

Ia menyebutkan kampanye stunting  tersebut bertujuan untuk meningkatkan kerjasama lintas sektor melalui peran masing-masing institusi untuk menekan potensi keluarga berisiko stunting. Di Bengkulu jumlah keluarga berisiko stunting mencapai 330.937 keluarga. Yang tersebar di sejumlah daerah kabupaten dan kota. Kabupaten Rejang Lebong terdapat sebanyak 43.157 keluarga yang berisiko stunting.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.ikom., M.A

Rilis : 26 Oktober 2023

Selasa, 24 Oktober 2023

Tumbuh Kembang Anak Secara Optimal Tingkatkan Peran Poktan BKB

Peningkatan Kapasitas Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting bagi Kader Bina Keluarga Balita di Provinsi Bengkulu.


Bengkulu,-Memahami tahap tumbuh kembang anak amatlah penting sebagai bagian dari pola pengasuhan orang tua dalam memastikan anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Untuk memastikan hal tersebut, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu akhir Oktober 2023 baru ini bertemu pengelola kelompok kegiatan (Poktan) Bina Keluarga Balita (BKB) dari sejumlah kabupaten di Bengkulu. 

Pertemuan yang berlangsung selama dua hari sejak 24 hingga 25 Oktober 2023 itu digelar dalam rangka meningkatkan kapasitas pelaksana program Percepatan Penurunan Stunting oleh poktan BKB. "Pengelola BKB dituntut untuk meningkatkan kualitas dan perannya untuk membangunan SDM yang mampu bersaing secara global," kata Edi Sofyan saat menyampaikan laporannya pada Peningkatan Kapasitas Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting, Selasa,24/10/23.

"Tumbuh kembang anak secara optimal menjamin keberhasilan masa depan anak dan kebahagian orang tua. Tentunya hal itu dapat dicapai dengan peningkatkan pola asuh orang tua mulai sejak janin dalam kandungan hingga 1000 hari pertama kehidupan (HPK).

Tumbuh dan kembang anak tidak hanya mencakup perubahan fisik yang terjadi sejak masa bayi hingga remaja, tapi juga perubahan emosi, kepribadian, perilaku, pemikiran dan bicara. Perkembangan anak sejalan dengan pemahaman dan interaksi mereka terhadap dunia disekitarnya, kata Edi Sofyan.

Disebut Edi, penyebaran informasi tentang pola asuh yang sehat kepada kelompok BKB dengan melatih sebanyak 30 orang tenaga pengelola poktan dari sejumlah daerah kabupaten dan kota, yang masing-masing sebanyak tiga orang tiap daerah, ujarnya.

Pengelola poktan BKB dituntut untuk meningkatkan kualitas dan peran poktan untuk memiliki pengetahuan tentang stunting, pencegahan dan faktor penyebabnya. Melalui pengetahuan tersebut diharapkan pengelola BKB dapat mentransferkan pengetahuan tersebut kepada anggota atau kader poktan, harap Edi.

Hadair membuka kegiatan peningkatan kapasitas pengelola BKB itu, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Nesianto, mengawali sambutannya menyampaikan bahwa anggota poktan BKB harus menjadi bagian dari peserta KB aktif. Sebagai peserta KB, tentunya mendorong secara langsung upaya menekan potensi stunting. Sebab kata Nesianto, stunting itu dapat juga disebabkan akibat dari seringnya melahirkan dengan jarak yang amat dekat.

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H., diwakili oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Nesianto, S.E., M.M. dalam membuka kegiatan Peningkatan Kapasitas Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting bagi Kader Bina Keluarga Balita di Provinsi Bengkulu.


Masih Nesianto, dalam upaya mencegah stunting baru di tengah masyarakat, BKKBN melalui peran intervensi sensitif untuk menghadang potensi stunting dari sektor hulu melalui pembinaan kelompok remaja agar memahami fungsi kespro yang sehat. 

BKKBN dengan program aplikasi El-Simil (elektronik siap nikah siap hamil) diharapkan dapat mengetahui kondisi kesehatan dini bagi pasangan yang telah siap menikah dan hamil. Remaja putri akan terdeteksi kondisi kesehatan apakah bebas dari anemia. "Remaja puteri sehat dapat diketahui dengan ukuran lingkar lengan atas (Lila) berukuran 23,5 centimeter".

Untuk mencegah lahirnya bayi stunting, pembinaan remaja mulai dari calon pengantin dengan memastikan kondisi kesehatan yang prima siap nikah dan hamil bebas anemia, jika disinyalir berpotensi anemia maka catin atau remaja harus didampangi dengan asupan tablet tambah darah, remaja perlu mendapat bantuan asupan PTD sekali dalam seminggu.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 24 Oktober 2023

Penguatan SIGA di Bengkulu Utara Hadirkan Operator Pendata

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M.Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. menyambangi sejumlah penyuluh keluarga berencana dan penyuluh lapangan keluarga berencana (PKB/PLKB) dan tenaga operator balai KB pada Penguatan sistem informasi keluarga (SIGA) Kabupaten Bengkulu Utara.


Bengkulu,-Penguatan sistem informasi keluarga (SIGA), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyambangi Kabupaten Bengkulu Utara dengan menghadirkan sejumlah penyuluh keluarga berencana dan penyuluh lapangan keluarga berencana (PKB/PLKB) dan tenaga operator balai KB di daerah itu. SIGA, sistem informasi keluarga yang telah mengintegrasikan sistem informasi kependudukan dengan Basis Data Keluarga Indonesia (BDKI).

"SIGA dapat dimanfaatkan sebagai dasar perencanaan, pengukuran kinerja dan peta kerja pada setiap tingkatan wilayah Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga. Penyelenggaraan SIGA diarahkan untuk mendapatkan data dan informasi keluarga yang berkualitas".

Pelaksanaan PK 2021 dan Pemutakhiran PK 2022, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasiional (BKKBN) mencatat jumlah keluarga di Indonesia pada 2022 sebanyak 70.759.056 keluarga. Pada pemutakhiran PK 23 dengan menyasar 15,7 juta keluarga. Dan, di Bengkulu terdapat sebanyak 526.069 keluarga tersebar di 10 daerah kabupaten dan kota. 

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M.Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. menyambangi sejumlah penyuluh keluarga berencana dan penyuluh lapangan keluarga berencana (PKB/PLKB) dan tenaga operator balai KB pada Penguatan sistem informasi keluarga (SIGA) Kabupaten Bengkulu Utara.

"Di Kabupaten Bengkulu Selatan sebanyak 45.297 keluarga, Rejang Lebong 70.488, Bengkulu Utara sebanyak 82.197 keluarga, Kabupaten Kaur 34.319, Seluma 54.293 keluarga. Sementara di Kabupaten Mukomuko sebanyak 48.809 keluarga, Kabupaten Lebong 30.674, Kepahiang sebanyak 37.972, Bengkulu Tengah sebanyak 32.475 keluarga dan Kota Bengkulu mencapai 89.563 keluarga," kata Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah di Bengkulu Utara, Selasa,24/10/23.

Data hasil PK-21 telah dimutakhirkan melalui Pemutakhiran PK-21 tahun 2022 dan 2023 yang baru saja usai oleh kader pendata di kabupaten. Data tersebut dapat dimanfaatkan sebagai basis kebijakan dalam program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting serta penghapusan kemiskinan ekstrem dan program pembangunan lainnya, ujar Iqbal.

Capaian indikator kinerja utama Provinsi Bengkulu tahun 2022, terdapat kesertaan masyarakat ber-KB dengan kontrasepsi modern sebesar 66,4 persen. Dengan angka kelahiran total setiap wanita selama masa subur masih sebesar 2,3 anak. Unmet need atau PUS yang tidak terlayani kontrasepsi sebesar 11,7 persen.

sejumlah penyuluh keluarga berencana dan penyuluh lapangan keluarga berencana (PKB/PLKB) dan tenaga operator balai KB pada Penguatan sistem informasi keluarga (SIGA) Kabupaten Bengkulu Utara.

Sedangkan indikator lainnya seperti penggunaan kontrasepsi jangka panjang sebesar 23,1 persen dan angka kelahiran pada kelompok remaja 15-19 tahun masih berada pada angka 38,1/1000 kelahiran hidup.

Ikut serta hadir di Balai KB Armajaya, Bengkulu Utara siang itu tampak tim Ditektorat Pelaporan dan Statistik BKKBN Titik Puspadewi, SE dan pejabat dilingkup penyelenggara program Bangga Kencana di Bengkulu Utara hadir dalam kunjungan pemanfaatan data SIGA tersebut.

"Kunjungan pemanfaatan SIGA di daerah ini merupakan sebuah langkah menindaklanjuti pertemuan kelas Literasi Siga di Bengkulu, Senin, 23 Oktober 2023 kemarin. Hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga ini juga digunakan untuk program percepatan penurunan stunting dan program penghapusan kemiskinan ekstrem,” pungkas Titik.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 24 Oktober 2023

Literasi Data Siga, Hasil Pendataan Keluarga Digunakan Untuk Penghapusan Kemiskinan Ekstrim



Bengkulu,- Berdasarkan UU No. 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan  Pembangunan Keluarga pasal 49 ayat 1 dan 2 menyebutkan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai kependudukan dan keluarga. Dan, Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui sensus, survei, dan pendataan keluarga. Dan dalam PP No. 87 tahun 2014 pada pasal 53 ayat 2 dan 3.

Atas dasar itu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) setiap tahun mendata keluarga Indonesia dan memutakhirkannya. Guna mendapatkan data yang valid untuk dijadikan rujukan rencana dan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah. Pendataan Keluarga (PK) merupakan upaya menyajikan data akurat untuk perencanaan pembangunan. 

Guna memberikan pelayanan publik terkait data keluarga Indonesia berisiko stunting dan akses indikator data SIGA, BKKBN Provinsi Bengkulu menggelar pertemuan bersama sejumlah instansi lembaga pemerintah dan Perguruan Tinggi sebagai mitra program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dalam "Kelas Literasi Data Siga" kata Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Evaluasi dan Pelaporan (Evlap) BKKBN Bengkulu Agus Veriansyah Dalimunthe di Bengkulu, Senin, 23/10/23. 

Kelas Literasi Data Siga yang mengangkat tema "Potensi Siga Dalam Menjawab Kebutuhan Data Di Daerah” menghadirkan peserta sebanyak 35 orang dari berbagai unsur seperti Dinas Perkim Provinsi,  Koordinator Satgas Provinsi, TAPP Provinsi Bengkulu, BP2P Sumatera IV,  Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, BPS. Technical Asisten (TA) Stunting kabupaten dan kota, OPD KB yang berasal daritiga kabupaten, Bengkulu Utara, Kepahiang, dan Kota Bengkulu.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah membuka langsung pertemuan Literasi Data Siga. Dalam sambutannya iq menyebutkan, PK 21 yang telah dimutakhirkan pada tahun 2022 dan 2023 menyediakan data indikator kependudukan, keluarga berencana dan indikator pembangunan keluarga dimana PK21 dan pemutakhirannya juga menyediakan pemetaan keluarga sasaran berpotensi risiko stunting. 

"Program percepatan penurunan stunting merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk mewujudkan generasi emas 2045 yang menjadi mimpi Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut diharapkan tersedianya manusia berkualitas, yakni sumber daya manusia (SDM) yang sehat, cerdas, kreatif dan berdaya saing. Dapat dikatakan kunci mewujudkan mimpi tersebut terletak pada penyiapan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Salah satu tantangan pembangunan manusia indonesia yang berkualitas adalah stunting".

Ia mengatakan, Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 dimana BKKBN diberi mandat sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan stunting.  Dan Inpres no. 4 tahun 2022 tentang percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem juga telah dilaunching yang menyebutkan dengan sangat jelas bahwa hasil data PK21 dan pemutakhirannya digunakan sebagai data sasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim (P3KE).

Amanat tersebut sejalan dengan tugas BKKBN dalam memperkuat  ketahanan  keluarga, dimana stunting  harus  ditangani secara  serius  karena  kondisi  ini  mengancam  keberhasilan pembangunan  nasional, kata Iqbal, Senin kemarin. 

BKKBN telah merumuskan strategi percepatan penurunan stunting melalui pelaksanaan kegiatan prioritas rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting atau yang kita kenal dengan RAN Pasti. Kegiatan prioritas tersebut melalui penyediaan data  keluarga berisiko stunting,  pendampingan  keluarga  berisiko  stunting, pendampingan semua calon pengantin/ calon pasangan usia subur (PUS), surveilans keluarga berisiko stunting dan audit kasus  stunting (AKS). 

"Pada tahun 2024, Target Penurunan Stunting Provinsi Bengkulu sebesar 12.55 %. Berdasarkan hasil survei status gizi indonesia (SSGI) tahun 2022 angka stunting di Provinsi Bengkulu sebesar 19.8 persen. Secara provinsi angka ini relatif menurun. Angka penurunan stunting tertinggi ada di Kota Bengkulu 12,9 persen.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 24 Oktober 2023

Senin, 23 Oktober 2023

Orientasi Pengelola Rumah Data Kependudukan Upaya Penyediaan Data Keluarga

Fasilitasi Pengumpulan dan Updating Data di Rumah Data Kependudukan

Bengkulu,-Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pengelola rumah data kependudukan di kampung keluarga berkualitas dilaksanakan fasilitasi pengumpulan dan updating data kependudukan yang diperuntukkan bagi kader rumah data kependudukan. Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu menggelar orientasi pengelola rumah data kependudukan sebagai upaya penyediaan data keluarga yang valid by name by address guna memenuhi isu-isu strategis pemenuhan kebutuhan data yang menjadi basis perencanaan pembangunan kependudukan.

Hal itu menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2022 Tentang Optimalisasi Penyelenggaran Kampung Keluarga Berkualitas. Atas hal tersebut, maka pemerintah daerah memiliki sasaran dalam penyelenggaraan kampung keluarga berkualitas, kata Sekretaris Perwakilan BKKBN Bengkulu Nesianto saat membuka Orientasi Pengelola Rumah Data Kependudukan bagi kader RDK Kampung KB di Bengkulu, Senin,23/10/23.

Dikatakan Nesianto, terdapat empat sasaran dalam penyelenggaraan kampung KB yakni, penyediaan data keluarga dan dokumen kependudukan, perubahan perilaku keluarga, peningkatan cakupan layanan dan rujukan keluarga dan penataan lingkungan keluarga. Inpres tersebut merubah struktur dan pengelolaan  pokja kampung KB dengan delapan fungsi keluarga, katanya. 

Rumah Data Kependudukan adalah rumah/tempat yang difungsikan sebagai pusat data dan intervensi permasalahan kependudukan yang mencakup sistem pengelolaan dan pemanfaatan data kependudukan di tingkat mikro, mulai dari mengidentifikasi, mengumpulkan, menverifikasi hingga menganalisis data.

Pada orientasi tersebut melibatkan peserta sebanyak 40 orang dari unsur kader RDK kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu serta mitra kerja yang berasal dari unsur BPS dan PMD sebagai pembicara dalam orientasi tersebut. Dari orientasi ini diharapkan kader rumah dataku di tingkat desa dapat menyajikan data yang akurat sebagai dasar peenentuan kebijakan seluruh stakeholder pengambil kebijakan baik itu pemerintah kabupaten hingga pemerintah desa.

Sekretaris Perwakilan BKKBN Bengkulu, Nesianto, S.E., M.M. saat membuka Orientasi Pengelola Rumah Data Kependudukan bagi kader RDK Kampung KB di Bengkulu, Senin,23/10/23.

Pendekatan pembangunan di tingkat desa dan kelurahan harus dilakukan secara terintegrasi dan konvergen dalam penyelenggaraan pemberdayaan dan penguatan institusi keluarga. Program dan kegiatan kampung keluarga berkualitas mencakup lintas sektor/bidang, ujar Nesianto.

Program dan kegiatan kampung KB yang mencakup lintas sektor adalah penyediaan data kependudukan dan perluasan cakupan adminitrasi  kependudukan, penguatan advokasi dalam gerakan masyarakat hidup sehat (germas) dan komunikasi perubahan perilaku masyarakat serta peningkatan akses dan pelayanan kesehatan termasuk keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang bersumber daya masyarakat. Dan, pendampingan dan pelayanan pada keluarga dengan risiko kejadian stunting hingga peningkatan cakupan dan akses pendidikan. Selain itu terdapat peran peningkatan cakupan layanan jaminan dan perlindungan sosial pada keluarga dan masyarakat miskin serta rentan, pemberdayaan ekonomi keluarga serta penataan lingkungan keluarga dan peningkatan akses air minum serta sanitasi dasar. 

Rumah data kependudukan merupakan salah satu atribut yang harus ada di kampung  keluarga berkualitas. Pelaksanaan dan keberadaan rumah data kependudukan termasuk dalam 77 indikator output kinerja optimalisasi penyelenggaraan kampung keluarga berkualitas yang akan dipantau oleh kemendagri dan Kemenko PMK. Oleh karena itu rumah data kependudukan (RDK) alias rumah dataku di kampung KB harus segera diupayakan untuk dibentuk dan diregistrasi pada Aplikasi NEW SIGA. 

Dalam perencanaan pembangunan di desa dan kelurahan diperlukan data dan informasi yang terkini, terpercaya dan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan. Ketersediaan data dan informasi yang handal menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam  melakukan  perencanaan  untuk membangun desa /kelurahan. 

Data dan informasi yang berkualitas menjadi sangat penting tidak hanya untuk perencanaan pembangunan tetapi juga menjadi dasar pengambilan keputusan maupun kebijakan di desa/kelurahan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang ada sehingga tujuan pembangunan, yaitu untuk meningkatkan kualitas dan meningkatkan kesejahteraan penduduk dapat tercapai. Pemanfaatan data di tingkat desa/kelurahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk perencanaan, intervensi, dan penelitian, kata Sekretaris BKKBN Bengkulu.


Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat sadar dan melek akan data karena secara mandiri dan mampu melakukan proses pengumpulan data, menganalisa, sampai memanfaatkannya untuk kepentingan pembangunan masyarakat di desa dan kelurahan.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 23 Oktober 2023

Minggu, 22 Oktober 2023

Kejar Sasaran Stunting 2024, BKKBN Sosialisasi di Wilayah Perbatasan

Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati, S.IP., M.M., didampingi Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H., diwakili oleh Ketua Pokja Advokasi dan KIE Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Rofadhila Azda, S.IKom., M.A., dan Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Mukomuko, Drs. Ramadhan Panji Surya pada kegiatan Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Bersama Mitra di Kampung KB Desa Tanjung Mulya, Kecamatan XIV Koto, Kabupaten Mukomuko, Minggu,22/10/23.


Bengkulu,-Mengejar target penurunan stunting di Provinsi Bengkulu 2024 mendatang, Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu bersama Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) terus mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang stunting dan pencegahannya.

Stunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh kembang pada anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu yang berkepanjangan sehingga menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme dan pertumbuhan fisik pada anak. Pencegahan stunting dapat dilakukan melalui intervensi spesifik dan sensitif. Dengan mengedukasi masyarakat tentang stunting serta dengan mengintervensi melalui pemenuhan asupan gizi berimbang.

Sosialisasi tersebut berlangsung disejumlah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu. Langkah itu sebagai upaya akselerasi penurunan kasus kekurangan gizi untuk menyasar target stunting di Provinsi Bengkulu pada 2024 sebesar 12,55 persen, kata Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati kepada pewarta disela Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting wilayah khusus Kampung KB Desa Tanjung Mulya, Kecamatan XIV Koto, Mukomuko, Minggu,22/10/23.

Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati, S.IP., M.M., didampingi Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H., diwakili oleh Ketua Pokja Advokasi dan KIE Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Rofadhila Azda, S.IKom., M.A., dan Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Mukomuko, Drs. Ramadhan Panji Surya pada kegiatan Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Bersama Mitra di Kampung KB Desa Tanjung Mulya, Kecamatan XIV Koto, Kabupaten Mukomuko, Minggu,22/10/23.

Akhir pekan ketiga Oktober baru ini, dua lembaga pemerintah itu berkolaborasi melaksanakan kampanye menekan tumbuhnya potensi stunting di Kabupaten Mukomuko. Desa Mekarsari, Kecamatan Sungai Rumbai dan Kampung KB Desa Tanjung Mulya Kecamatan XIV Koto. Mukomuko merupakan wilayah perbatasan Provinsi Bengkulu dengan Sumatera Barat. Kabupaten dengan luas wilayah 4.147 kilometer persegi yang dihuni 174.742 jiwa tersebar di 15 kecamatan dengan 151 desa dan kelurahan. 

Ditetapkannya Desa Mekarsari dan Tanjung Mulya sebagai lokus sosialisasi mengingat dapat menyasar secara luas. Dengan jumlah pendudukan sasaran mencapai 3.400 jiwa, ujar Elva.

Hadir pada kampanye penurunan stunting di ujung Provinsi Bengkulu itu, tampak Sekretaris Perwakilan BKKBN Bengkulu Nesianto, Ketua Pokja 10 BKKBN Rofadhila Azda, Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati, Plt. Kepala DPPKBP3A Kabupaten Mukomuko Panji Surya serta Kepala Desa Tanjung Mulya.

Ia mengatakan, stunting adalah gangguan tumbuh kembang pada anak lantaran gizi buruk, infeksi berulang serta stimulasi psikososial yang tidak memadai. Guna dicegahnya potensi stunting untuk meningkatkan kualitas anak sebagai generasi penerus pembangunan.  

Peserta kegiatan Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Bersama Mitra di Kampung KB Desa Tanjung Mulya, Kecamatan XIV Koto, Kabupaten Mukomuko, Minggu,22/10/23.

Pada sosialisasi progam tersebut Elva menekankan agar masyarakat untuk mencegah terjadinya pernikahan pada usia anak atau pernikahan yang belum pada usia ideal yaitu 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki - laki yang akan memengaruhi kualitas SDM dimasa datang. Pernikahan usia ideal sangat bermanfaat baik dari aspek kesehatan maupun ekonomi keluarga, demikian Elva.

Pada kampanye tersebut pejabat di lingkup pemerintah kabupaten mukomuko mengingatkan warga setempat untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan reproduksi remaja sebagai salah satu strategi pencegahan stunting dari hulu. Pencegahan stunting bagi remaja paling prioritas diperhatikan kesehatannya, khususnya remaja putri sebagai calon ibu. 

"Upaya pencegahan stunting pada remaja dalam mencegah stunting salah satunya dengan pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri yang dapat dikonsumsi 1 tablet per minggu. Menerapkan pola makan sesuai pedoman gizi seimbang," kata Rofadhila Ketua Pokja 10.

Selain itu remaja putri perlu memeriksa kesehatan sebelum menikah, untuk mengukur linglar lengan atas, jangan sampai dibawah standar yaitu 23,5 centimeter dan pastikan bebas dari anemia. 


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 22 Oktober 2023

Sabtu, 21 Oktober 2023

Gerakan Makan Bergizi Upaya Meningkatkan Kualitas SDM

Anggota Komisi IX DPR RI, Elva Hartati, S.IP., M.M., didamingi Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah melalui Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Nesianto, S.E., M.M., bersama Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Mukomuko, Drs. Ramadhan Panji Surya memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil dan menyusui secara simbolis di Desa Padang Gading, Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu


Bengkulu,-Gerakan makan bergizi dan berimbang merupakan salah satu upaya mencegah risiko stunting. Hal tersebut upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai generasi penerus bangsa yang mampu bersaing secara global.

Daan upaya pencegahan stunting di Bumi Rafflesia, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu melakukan berbagai inovasi untuk mencegah potensi berkembangnya kasus stunting alias tubuh kerdil di daerah ini. Salah satunya dengan menggencarkan gerakan sosialisasi pencegahan stunting yang menyasar sejumlah kelompok usia baik dari usia remaja hingga dewasa.

BKKBN sebagai lembaga pemerintah non kementerian berupaya meningkatkan kesehatan ibu hamil dan menyusui, bayi dibawah dua tahun (baduta) melalui intervensi spesifik dengan menyalurkan makanan bergizi dan berprotein, kata Pelaksana tugas (Plt). Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah melalui Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Nesianto kepada pewarta di Mukomuko usai pemberian makanan tambahan (PMT) kepada ibu hamil dan menyusui di Desa Penarik, Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Sabtu, 21/10/23.

Makanan tersebut berupa telur ayam, buah-buahan, roti biskuit dengan menyasar penerima manfaat sebanyak 30 orang tiap desa sasaran dan di Mukomuko telah disalurkan di tiga titik, terdapat dua desa di Kecamatan Penarik dan satu desa yaitu Desa Padang Gading di Kecamatan Sungai Rumbai pada, Jumat, 20/10/23 kemarin," ujar Nesianto.

"Telur merupakan sumber protein dan lemak yang baik serta mengandung vitamin dan mineral seperti vitamin A, vitamin D, vitamin B12, selenium, dan zat besi. Mengonsumsi telur dapat membantu meningkatkan asupan nutrisi dan mencegah stunting pada anak. 

Buah-buahan merupakan sumber serat, vitamin, dan antioksidan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Konsumsi buah yang bervariasi dapat membantu meningkatkan asupan nutrisi dan mencegah stunting pada anak. Beberapa buah yang baik dikonsumsi antara lain apel, pisang, jeruk, mangga, dan stroberi.

Anggota Komisi IX DPR RI, Elva Hartati, S.IP., M.M., bersama Ibu Hamil dan Menyusui pada kegiatan Advokasi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting usai pemberian makanan tambahan (PMT) kepada ibu hamil dan menyusui di Desa Padang Gading, Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.

Sayuran juga merupakan sumber serat, vitamin, dan mineral yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Mengonsumsi sayur yang bervariasi dapat membantu meningkatkan asupan nutrisi dan mencegah stunting pada anak. Beberapa sayur yang baik dikonsumsi antara lain brokoli, bayam, wortel dan kentang".

Hingga Oktober tahun ini, program Advokasi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting dengan intervensi spesifik itu telah menyasar 200 lebih ibu hamil dan menyusui yang tersebar di sejumlah daerah kabupaten dan kota di Bengkulu. Dari penerima manfaat tersebut telah disalurkan lebih dari tujuh ribu butir telur ayam dan roti bagi baduta.  

Ditambahkan Nesianto, bahwa pada tahun ini penyaluran bantuan PMT tersebut akan menyentuh 10 desa sasaran yang bekerja sama dengan Komisi IX DPR RI yang intens dalam pembangunan kependudukan melalui program Advokasi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting dengan intervensi spesifik. Diharapkan kegiatan ini mampu menekan potensi risiko stunting di Bengkulu. Dan target penurunan stunting pada tahun 2024 untuk Provinsi Bengkulu sebesar 12,55 persen dapat diraih, demikian Nesianto.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda,S.Ikom., M.A

Rilis : 21 Oktober 2023

Jumat, 20 Oktober 2023

Keluarga Muda di Kampung KB Desa Terpencil Hadiri Sosialisasi Stunting

Anggota Komisi IX DPR RI, Elva Hartati, S.IP., M.M. pada Kegiatan Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus bersama Mitra di Kampung KB Desa Lagan Bungin, Kecamatan Semidang Lagan, Kabupaten Bengkulu Tengah

Bengkulu,-Promosi Program Percepatan Penurunan Stunting Wilayah Khusus Kampung Keluarga Berkualitas (KB) di Desa Lagan Bungin, Kecamatan Semidang Lagan, Kabupaten Bengkulu Tengah tak sedikit dihadiri peserta dari kalangan keluarga muda. Kehadiran tersebut untuk mendapatkan pengetahuan tentang stunting, yang merupakan pengetahuan baru bagi masyarakat di daerah itu.

Lagan Bungin sebuah desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Semidang Lagan, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Desa yang terbilang dekat dengan pusat ibu kota provinsi yaitu Kota Bengkulu hanya 35 kilometer, untuk sampai di desa tersebut hanya memerlukan waktu 45 menit. Kendati demikian desa yang dipimpin oleh Kepala Desa Robi Rinaldi tergolong minim pengetahuan tentang stunting alias tubuh kerdil. Desa Lagan Bungin, Kecamatan Semidang merupakan sebuah kecamatan baru hasil pemekaran. Sebelumnya desa yang berpenduduk 119.599 jiwa berada wilayah kecamatan induk yaitu Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Utara. Rendahnya pengetahuan tentang stunting menjadi alasan dijadikan lokasi fokus (lokus) kampanye pencegahan stunting.  

Pada kampanye pencegahan stunting di desa tersebut hadir Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H bersama Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati,S.IP,MM dengan menggandeng unsur Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah (Kepala Dinas P3APPKB) Wijaya Atmaja dan Kepala Desa Lagan Bungin Robi Renaldi.

Sosialisasi program percepatan penurunan stunting pada pekan ketiga Oktober 2023 itu BKKBN menggaungkan perubahan perilaku hidup sehat dan pemenuhan gizi pada bayi sejak 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang cukup mampu menarik perhatian ratusan peserta yang didominasi keluarga muda. Bahkan kelompok usia tua pun ikut menyaksikan pesan-pesan pencegahan stunting dan dampaknya. 

Plt. Kepala Perwkilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M.Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H. pada Kegiatan Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus bersama Mitra di Kampung KB Desa Lagan Bungin, Kecamatan Semidang Lagan, Kabupaten Bengkulu Tengah

"1000 HPK adalah fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia dua tahun (730 hari). Dimana periode organ-organ vital mulai terbentuk dan terus berkembang, periode ini mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan sempurna. Periode ini penting karena dapat mencegah anak kurang gizi hingga berdampak stunting yang tidak dapat diperbaiki dimasa kehidupan kedepan," kata Iqbal.

Di depan ratsan peserta sosialisasi itu ia mengajak masyarakat untuk memulai membangun perilaku hidup bersih dan sehat. Baik sehat lingkungan maupun sehat makanan dan bergizi seimbang. Langkah tersebut merupakan langkah awal dalam pencegahan stunting, yang diawali dari dalam keluarga.

"Hidup sehat dengan melengkapi asupan makanan yang bergizi, berprotein hewani dan nabati tidak harus mahal, tetapi makanan yang murah dan mudah didapat. Upaya mencegah risiko lahirnya generasi kurang gizi yang berpotensi stunting. "Ayo, penuhi asupan gizi sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Dan yang paling utama berikan ASI Ekslusif pada bayi hingga usai enam bulan".

Pencegahan stunting dan pembangunan keluarga, meninindaklanjuti perintah Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan ketua pelaksana pencegahan stunting di tingkat nasional.

Peserta Kegiatan Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus bersama Mitra di Kampung KB Desa Lagan Bungin, Kecamatan Semidang Lagan, Kabupaten Bengkulu Tengah

Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati ditengah warga desa dari berbagai suku di Provinsi Bengkulu itu mengajak meninggalkan peribahasa kuno "Banyak Anak Banyak Rezeki". Karena, banyak anak akan berdampak pada kemiskinan dan kematian ibu maupun bayi.

Hindari pernikahan usia muda dibawah 21 tahun bagi wanita, pernikahan usia muda akan memengaruhi tingginya angka kelahiran pada wanita selama masa subur. Kehamilan pada usia muda atau remaja antara lain berisiko kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR) berpotensi stunting, perdarahan persalinan yang dapat memicu kasus kematian ibu dan bayi. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 20 Oktober 2023

Rabu, 18 Oktober 2023

Perubahan Perilaku Hidup Sehat Mampu Menekan Potensi Stunting


Bengkulu,-Intervensi stunting baik spesifik maupun sensitif harus diawali dengan terbangunnya sikap dan perilaku keluarga untuk hidup bersih dan sehat dengan membiasakan menerapkan pola asuh dan pemenuhan gizi yang tepat dan berimbang. Karena kasus stunting atau tubuh kerdil pada bayi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. 

Faktor yang menyebabkan keluarga berpotensi stunting selain kekurangan gizi, juga diakibatkan lingkungan yang tidak sehat, tidak tersedianya jamban sehat serta air bersih yang layak konsumsi. "Kekurangan gizi dalam waktu berkepanjangan pada bayi yang dimulai sejak janin dalam kandungan hingga berusia dua tahun sehingga dapat mengakibatkan bayi stunting dan itu harus dicegah dari semua sektor". 



Dalam percepatan penurunan stunting dapat dilakukan melalui beberapa hal yaitu pemenuhan gizi sejak hamil, memberi Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan dengan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) sehat. Memantau tumbuh kembang anak serta perilaku menjaga kebersihan lingkungan, kata Pelaksana tugas Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) M.Iqbal Apriansyah, SH, M.P.H saat melakukan sosialisasi pencegahan stunting pada Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting wilayah khusus di Kampung KB Kelurahan Bumi Ayu, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu, Rabu, 18/10/23.

Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting wilayah khusus di salah satu Kampung KB di Kota Bengkulu menghadirkan sebanyak 350 orang peserta dari banyak kelompok usia. Tampak dominan kelompok remaja dan pasangan usia subur cukup produktif yang terbilang muda berusia dibawah 35 tahun. Ditengah ratusan peserta tersebut hadir Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati dan Kepala Dinas P3APPKB Kota Bengkulu Dewi Dharma. 

Iqbal menekankan, upaya meningkatkan kesehatan keluarga dengan membiasakan untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang yang dimulai dari dalam keluarga. "Dan teruslah menjaga kesehatan lingkungan agar menjadi penopang pencegahan stunting di masyarakat. Lingkungan yang kurang sehat merupakan faktor tak langsung yang meningkatkan peluang stunting”, ujarnya.



Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati didepan ratusan peserta sosialisasi stunting di Kampung KB Kelurahan Bumi Ayu menyebutkan, tindakan yang relatif ampuh untuk mencegah stunting dengan pemenuhan asupan gizi sejak masa kehamilan. Serta mencegah pernikahan usia anak dibawah 21 tahun pada wanita dan 25 tahun pada pria. Ibu hamil agar mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan, imbau Elva.(irs)

Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis : 18 Oktober 2023

Selasa, 17 Oktober 2023

Tingkatkan Kesehatan Menuju Keluarga Berkualitas Kunci Meraih SDGs 2030

 

Bengkulu,-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui amanat Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non fisik yang meliputi derajat

kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertakwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak.  

Terwujudnya keluarga-keluarga muda yang berkualitas menjadi kunci suatu bangsa untuk besar dalam meraih  Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 2030 yang terdapat 17 tujuan dari SDGs.

Deputi KSPK BKKBN RI, Nopian Andusti, S.E., M.T.,

SDG’s bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga kualitas kehidupan generasi mendatang.

SDGs/TPB yang berisi 17 tujuan yang harus dicapai menjadi komitmen bersama untuk mencapai kesejahteraan masyarakat sekaligus tetap melestarikan lingkungan. Diantaranya adalah dengan mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dimanapun atau end poverty in all its forms everywhere. Tujuan ini menjadi tema pembangunan dan menjadi agenda utama dan berkelanjutan yang melatari berbagai tujuan pembangunan lainnya seperti infrastruktur, pariwisata, pangan, energi dan lain-lain.

"Untuk mencapai visi dan target SDGs 2030, kita harus mengupayakan agar keluarga-keluarga muda tumbuh berkualitas, sebab itu adalah kunci Indonesia Emas atau 100 Tahun Indonesia Merdeka. Maka dari itu, pembangunan keluarga adalah pondasi utama tercapainya kemajuan bangsa", kata Deputi Bidang keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nopian Andusti saat menjadi pembicara (keynote speech) pada Reviu tahun 2023 Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS) 2023 di Provinsi Bengkulu, Selasa, 17/10/23.

Pada telaah program bangga kencana dan PPS bersama mitra, selain Deputi KSPK BKKBN Nopian Andusti, tampak hadir dari Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu Wakil Gubernur Bengkulu Rosjonsyah serta mitra kerja dari beberapa istansi di lingkup penyelenggara program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) serta stunting. Tahun 2025 – 2035 merupakan fase puncak periode bonus demografi yang harus terus dikapitalisasi. 

Keluarga sehat, produktif, dan berkualitas adalah tujuan dari program Bangga Kencana menuju Indonesia Emas 2045. Generasi Milenial dan Post-Milenial adalah sasaran utama Program Bangga Kencana,  dan pola komunikasi harus berubah. Program Bangga Kencana bukan semata-mata KB, namun membangun keluarga secara utuh dalam berbagai dimensinya, persoalan stunting masih menjadi problem bagi keluarga Indonesia. Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting yang merupakan sebuah regulasi yang menginstruksikan BKKBN sebagai ketua penyelenggara program penanganan stunting.

Ada beberapa hal berikut ini yang menjadi Capaian Indikator Program Bangga Kencana Provinsi Bengkulu Tahun 2023. Tiga indikator utama berikut ini sangat dipengaruhi oleh keberhasilan Program Bangga Kencana, yaitu Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Angka kematian Balita. Jika dibandingkan dengan angka nasional, kematian ibu di Provinsi Bengkulu masih lebih rendah. Namun angka kematian bayi dan balita masih diatas angka nasional seperti prestasi pada bidang kesehatan yaitu angka Kematian Bayi di Bengkulu sebesar 19,73 persen sedangkan nasional di 16,85 persen; Angka Kematian Balita di Bengkulu 23,38 persen, sedangkan nasional 19,83 persen.

Disebut Deputi, pada tahun 2022 lalu parameter capaian indikator–indikator program Bangga Kencana di kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu seperti total fertility rate (TFR) Provinsi Bengkulu di angka 2.30 belum mencapai target nasional (2.21) dan target provinsi (2,17). Untuk kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu secara umum tidak mencapai target. Hanya Kota Bengkulu, Kepahiang dan Rejang lebong yang berhasil mencapai angka 2,21. Ini menunjukkan bahwa TFR pada provinsi ini masih harus diturunkan. 



Sementara untuk Age-Specific Fertility Rate (ASFR) atau kelahiran pada kelompok remaja kelompok usia 15 – 19 tahun pada 2022 sebesar 38,17 dan belum mencapai target nasional (21) maupun target provinsi (32). Pola Peta ASFR 15-19 Kab/Kota Provinsi Bengkulu hampir mirip dengan Pola TFR dimana secara

umum belum mencapai target. Hanya Kota Bengkulu yang berhasil mencapai target tahun 2022. Ini menunjukkan bahwa program-program untuk menurunkan angka kelahiran pada perempuan usia 15-19 tahun di provinsi ini harus secara intensif dilakukan. Melahirkan terlalu dini dapat menimbulkan risiko bagi ibu dan bayinya, serta meningkatkan berbagai risiko kesehatan dan pertumbuhan anak seperti stunting.

 


Pada Median Usia Kawin Pertama (MUKP) Provinsi Bengkulu pada tahun 2022  masih pada angka 20,05 dan belum mencapai target nasional maupun provinsi. (Target nasional 22, target provinsi 21.0). Capaian MUKP di tingkat kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu sama seperti indikator lainnya yaitu sebagian besar tidak mencapai target. Hanya Bengkulu Selatan yang berhasil mencapai target 2022 dan Kota Bengkulu sudah mencapai target untuk tahun 2024. Oleh karenanya Program Pendewasaan Usia Perkawinan perlu menjadi prioritas pada provinsi ini, ujar Nopian.


"Berbeda dengan pola indikator lainnya, pada Provinsi Bengkulu kesertaan ber-KB modern (mCPR) justru sangat mengembirakan dimana hampir seluruh kabupaten dan kotanya telah mencapai target tahun 2022 (Target Nasional 62,54, Target Provinsi 65.90). Kabupaten yang tertinggi capaian mCPRnya yaitu Kabupaten Lebong, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Rejang Lebong. Hanya Kota Bengkulu yang memiliki pencapaian mCPR dibawah target tahun 2022. Oleh karena itu, untuk Kota Bengkulu harus lebih digiatkan lagi agar dapat mencapai target dimasa mendatang".

Prevalensi balita stunting per kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu pada tahun 2022 dari 10 kabupaten/kota, delapan diantaranya capaiannya masih di atas capaian provinsi. Angka tertinggi di Kabupaten Kepahiang (24,9 persen) dan Bengkulu Selatan (23,2 persen). Hanya dua yang sudah jauh di bawah angka provinsi, yaitu Kabupaten Kaur (12,4 persen) dan Kota Bengkulu (12,9 persen). 

Dalam upaya pencegahan stunting dari hulu, BKKBN telah melakukan MoU dengan Kementerian Agama terkait Pemeriksaan Kesehatan tiga bulan sebelum menikah dan menginput hasil pemeriksaan kesehatan tersebut kedalam aplikasi Elsimil. Namun berdasarkan data Elsimil BKKBN dan SIMKAH Kementerian Agama sampai 31 September 2023, dari 1.143 pasangan calon pengantin di Provinsi Bengkulu hanya 613 pasangan yang mengisi Elsimil atau hanya 53,6 persen. Perlu menjadi catatan bahwa terdapat 6 kabupaten dan kota yang masih di bawah 50 persen yakni Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Kepahiang dan Kota Bengkulu. 

Wakil Gubernur Bengkulu Rosjonsyah sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Bengkulu pada reviu Bangga Kencana dan PPS kemarin meyinggung persoalan stunting yang masih menyisakan persoalan serius dalam pembangunan kependudukan. Karena, kasus tubuh kerdil tersebut masih berada pada angka 19,8 persen. Dan harus bekerja keras untuk menyasar target pada 2024 sebesar 12,55 persen.

"Persoalan stunting merupakan satu di antara persoalan bangsa indonesia, baik menyangkut kesehatan, pendidikan dan ekonomi maupun sosial budaya sehingga cita-cita bangsa menjadikan tahun 2045 sebagai indonesia emas dengan memanfaatkan bonus demografi mendapat tantangan  yang lebih besar. 

Hadirnya BKKBN melalui program bangga kencana dengan tagline-nya “berencana itu keren” kiranya dapat menjadi gaya hidup yang baik bagi keluarga di provinsi bengkulu dan memberikan kontribusi sangat penting terhadap visi dan misi pembangunan provinsi bengkulu, sehingga harapan saya pada tahun 2025 dapat terwujud provinsi bengkulu yang maju, sejahtera, dan hebat”.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, jumlah penduduk Provinsi Bengkulu sebesar 2.032.942 jiwa dengan tingkat laju pertumbuhan penduduk 1.48 persen. Jumlah penduduk tertinggi pada generasi “Z" atau penduduk yang lahir tahun 1997–2012 atau perkiraan umur saat ini 8–23 tahun atau sebesar 28,94 persen. Urutan kedua generasi milenial penduduk yang lahir tahun 1981–1996 dengan perkiraan usia 24–39 tahun sebesar 26,66 persen. Kedua generasi dengan jumlah terbesar ini merupakan aset pembangunan yang harus kita perhatikan agar puncak bonus demografi tahun 2020–2025 dapat menjadikan bengkulu maju dan menuju Bengkulu Emas tahun 2045. 

Iqbal Apriansyah menyebutkan reviu dilaksanakan untuk mengevaluasi pelaksanaan program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023. Dan untuk mengevaluasi capaian indikator kinerja setiap unit komponen pelaksana kegiatan pada 2023.

Dalam mendukung percepatan penurunan stunting dan program Bangga Kencana paada telaah tahun ini disepakati kerjasama dengan beberapa lembaga mitra kerja. Diantaranya "Menandatangani MoU dengan Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Bengkulu, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Bengkulu, Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN). (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 18 Oktober 2023

Senin, 16 Oktober 2023

Gubernur Bengkulu : Program Babinsa Masuk Dapur dan Dana CSR Efektif Intervensi Stunting

 


Bengkulu,-Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah melalui Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Bengkulu Khairil Anwar, M.Si mengatakan bahwa pencegahan stunting sangat efektif jika melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bersinergi dengan program Bintara Pembina Desa (Babinsa) masuk dapur. Karena, jejaring TNI sangat luas dan merata hingga dipedesaan dan program tersebut diterima dengan baik di tengah masyarakat.

Selain program di lingkup TNI, upaya mempercepat pencegahan dan penurunan stunting yakni melalui pihak swasta yang ada di Provinsi Bengkulu dengan menggunakan dana corporate social responsibility (CSR) serta pemerintahan desa dengan dana desa. Jika penanganan stunting dilakukan secara holistik dan terintegrasi dan dilakukan secara bertanggunjawab sehingga persoalan stunting alias tubuh kerdil yang disebabkan kekurangan gizi dalam waktu yang berkepanjangan bisa teratasi.

"Berapa banyak pihak swasta yang ada di daerah ini, harus digandeng dan diajak untuk berempati terhadap kondisi stunting untuk menyalurkan dana CSR perusahaan. Selain CSR, di desa terdapat Dana Desa. Melalui DD senilai Rp.1 Milliar maka penduduk sebanyak itu dapat menerima senilai dua juta rupiah per jiwa/ tahun, "kata Chairil pada pembukaan Diseminasi studi kasus dan pembelajaran baik (penyusunan policy brief (BKKBN) bersama mitra kerja, di Bengkulu, Senin, 16/10/23.



Pelibatan unsur pemerintah desa dan swasta serta TNI telah dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting yang dilakukan secara konvergensi. Terdapat lima unsur pentahelix berwenang mengintervensi pencegahan stunting. Yaitu, unsur pemerintah, swasta, perguruan tinggi, media massa dan masyarakat.

Chairil Anwar dalam sambutan tertulis Gubernur Bengkulu menyebutkan, pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, merupakan salah satu pilar bagi pencapaian visi Indonesia Emas 2045, yaitu manusia Indonesia yang memiliki kecerdasan tinggi, menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika. 

Sehingga penting kiranya mengatasi berbagai persoalan terkait dengan penyiapan sumber daya manusia berkualitas untuk mencapai Indonesia Emas 2045, upaya mengejar ketertinggalan dan mempunyai posisi yang sejajar serta daya saing yang kuat di tengah masyarakat internasional, ujarnya.



Dalam kerangka pembangunan kualitas sumber daya manusia, permasalahan stunting, adalah salah satu bagian dari double burden of malnutrition (DBM). Hal ini merujuk pada keadaan, dimana terjadi malnutrisi baik gizi lebih maupun gizi kurang yang mempunyai dampak sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi dan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.  

Aksi bersama mencegah stunting yang melibatkan pemerintah pusat, daerah serta lembaga masyarakat dan praktisi akan membuahkan hasil yang signifikan. Dimana aksi ini juga harus mempertimbangkan kearifan lokal dan potensi lokal yang ada di bengkulu, sehingga bisa mempererat struktur sosial budaya yang selama ini berjalan di bengkulu dan memperkuat sektor ekonomi masyarakat serta ketahanan dan kedaulatan pangan.

Secara nasional angka stunting masih berada pada angka 21,6 persen, sedangkan berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) kementerian kesehatan tahun 2022, angka balita stunting Provinsi Bengkulu pada angka 19,8 persen. Dimana untuk kabupaten/kota stunting yang tertinggi diatas rata-rata Provinsi Bengkulu adalah Kabupaten Rejang lebong 20,2 persen, Bengkulu Tengah (Benteng) 21,2 persen, Kabupaten  Lebong 20,2 persen,  Seluma 22,1 persen, Mukomuko 22,3 persen, Kepahiang sebesar 24,9 persen, Kabupaten Bengkulu Utara 22,8 persen, dan Kabupaten Bengkulu Selatan 23,2 persen. Sedangkan angka stunting yang dibawah rata-rata Provinsi Bengkulu adalah Kota Bengkulu 12,9 persen dan Kabupaten Kaur 12,4 persen.

"Kajian, studi kasus, dan inovasi telah dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi dan organisasi profesi di Provinsi Bengkulu terkait percepatan penurunan stunting. Kegiatan pendampingan dan pelaksanaan kajian ini merupakan sebuah implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diharapkan mendorong inovasi dan pembelajaran baik dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Bengkulu. 

Untuk melaksanakan tugas percepatan penurunan stunting ini maka dibutuhkan berbagai kajian dan penelitian yang dapat menjadi pegangan dalam melakukan intervensi. Oleh karena itu kami berharap hasil workshop pada hari ini dapat menjadi salah satu bahan bagi TPPS tingkat provinsi untuk menyusun strategi intervensi dalam melakukan percepatan penurunan stunting. Oleh karena itu perlu dilakukan diseminasi studi kasus dan pembelajaran baik percepatan penurunan stunting di Provinsi Bengkulu.

Tujuan diseminasi ini adalah untuk menyelesaikan permasalahan stunting yang terjadi di tingkat kecamatan, desa bahkan individu serta rekomendasi kebijakan dalam program percepatan penurunan stunting di wilayah Provinsi Bengkulu, kata Chairil.

Diseminasi studi kasus dan pembelajaran baik tentang stunting di Provinsi Bengkulu ini menjadi langkah positif dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di bidang kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di Bengkulu. Diharapkan  kerjasama antara pemerintah, perguruan tinggi, pihak swasta dan media akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam menanggulangi masalah stunting di Bengkulu.



Pelaksana tugas Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah ditempat yang sama menyampaikan laporannya menyebutkan bahwa, publikasi Policy Brief bersama Mitra Perguruan Tinggi mempunyai tujuan mengimplementasikan rekomendasi kebijakan berdasarkan evidence-based dengan pendekatan kewilayahan. Diseminasi studi kasus dan pembelajaran baik Stunting di Provinsi dilaksanakan dalam rangka menghasilkan implementasi kebijakan untuk penurunan stunting di Provinsi Bengkulu. Agar dapat terpublikasinya Policy Brief kepada pemangku-pemangku kebijakan dan terimplementasinya kebijakan penurunan stunting di Provinsi Bengkulu.

Iqbal berharap, diseminasi studi kasus dan pembelajaran baik tentang stunting ini menjadi langkah nyata kita bersama. Yang nanti harapannya hasil policy brief dapat dipaparkan hasil praktik baik oleh LPPM Perguruan Tinggi di Bengkulu dan menjadi sebuah contoh atau pilot project. Yang nanti dapat kita harapkan bersama-sama dapat menemukan formula-formula aksi nyata yang dapat dilakukan oleh semua komponen yaitu lima unsur pentahelix.


Melalui konvergensi kasus tubuh kerdil di Bengkulu dapat ditekan berdasarkan sasaran setiap tahunnya.Target penurunan stunting pada 2023 sebesar 15,69 persen dan pada 2024 sebesar 12,55 persen.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 16 Oktober 2023