Bengkulu,-Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah melalui Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Bengkulu Khairil Anwar, M.Si mengatakan bahwa pencegahan stunting sangat efektif jika melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bersinergi dengan program Bintara Pembina Desa (Babinsa) masuk dapur. Karena, jejaring TNI sangat luas dan merata hingga dipedesaan dan program tersebut diterima dengan baik di tengah masyarakat.
Selain program di lingkup TNI, upaya mempercepat pencegahan dan penurunan stunting yakni melalui pihak swasta yang ada di Provinsi Bengkulu dengan menggunakan dana corporate social responsibility (CSR) serta pemerintahan desa dengan dana desa. Jika penanganan stunting dilakukan secara holistik dan terintegrasi dan dilakukan secara bertanggunjawab sehingga persoalan stunting alias tubuh kerdil yang disebabkan kekurangan gizi dalam waktu yang berkepanjangan bisa teratasi.
"Berapa banyak pihak swasta yang ada di daerah ini, harus digandeng dan diajak untuk berempati terhadap kondisi stunting untuk menyalurkan dana CSR perusahaan. Selain CSR, di desa terdapat Dana Desa. Melalui DD senilai Rp.1 Milliar maka penduduk sebanyak itu dapat menerima senilai dua juta rupiah per jiwa/ tahun, "kata Chairil pada pembukaan Diseminasi studi kasus dan pembelajaran baik (penyusunan policy brief (BKKBN) bersama mitra kerja, di Bengkulu, Senin, 16/10/23.
Pelibatan unsur pemerintah desa dan swasta serta TNI telah dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting yang dilakukan secara konvergensi. Terdapat lima unsur pentahelix berwenang mengintervensi pencegahan stunting. Yaitu, unsur pemerintah, swasta, perguruan tinggi, media massa dan masyarakat.
Chairil Anwar dalam sambutan tertulis Gubernur Bengkulu menyebutkan, pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, merupakan salah satu pilar bagi pencapaian visi Indonesia Emas 2045, yaitu manusia Indonesia yang memiliki kecerdasan tinggi, menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika.
Sehingga penting kiranya mengatasi berbagai persoalan terkait dengan penyiapan sumber daya manusia berkualitas untuk mencapai Indonesia Emas 2045, upaya mengejar ketertinggalan dan mempunyai posisi yang sejajar serta daya saing yang kuat di tengah masyarakat internasional, ujarnya.
Dalam kerangka pembangunan kualitas sumber daya manusia, permasalahan stunting, adalah salah satu bagian dari double burden of malnutrition (DBM). Hal ini merujuk pada keadaan, dimana terjadi malnutrisi baik gizi lebih maupun gizi kurang yang mempunyai dampak sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi dan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Aksi bersama mencegah stunting yang melibatkan pemerintah pusat, daerah serta lembaga masyarakat dan praktisi akan membuahkan hasil yang signifikan. Dimana aksi ini juga harus mempertimbangkan kearifan lokal dan potensi lokal yang ada di bengkulu, sehingga bisa mempererat struktur sosial budaya yang selama ini berjalan di bengkulu dan memperkuat sektor ekonomi masyarakat serta ketahanan dan kedaulatan pangan.
Secara nasional angka stunting masih berada pada angka 21,6 persen, sedangkan berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) kementerian kesehatan tahun 2022, angka balita stunting Provinsi Bengkulu pada angka 19,8 persen. Dimana untuk kabupaten/kota stunting yang tertinggi diatas rata-rata Provinsi Bengkulu adalah Kabupaten Rejang lebong 20,2 persen, Bengkulu Tengah (Benteng) 21,2 persen, Kabupaten Lebong 20,2 persen, Seluma 22,1 persen, Mukomuko 22,3 persen, Kepahiang sebesar 24,9 persen, Kabupaten Bengkulu Utara 22,8 persen, dan Kabupaten Bengkulu Selatan 23,2 persen. Sedangkan angka stunting yang dibawah rata-rata Provinsi Bengkulu adalah Kota Bengkulu 12,9 persen dan Kabupaten Kaur 12,4 persen.
"Kajian, studi kasus, dan inovasi telah dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi dan organisasi profesi di Provinsi Bengkulu terkait percepatan penurunan stunting. Kegiatan pendampingan dan pelaksanaan kajian ini merupakan sebuah implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diharapkan mendorong inovasi dan pembelajaran baik dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Bengkulu.
Untuk melaksanakan tugas percepatan penurunan stunting ini maka dibutuhkan berbagai kajian dan penelitian yang dapat menjadi pegangan dalam melakukan intervensi. Oleh karena itu kami berharap hasil workshop pada hari ini dapat menjadi salah satu bahan bagi TPPS tingkat provinsi untuk menyusun strategi intervensi dalam melakukan percepatan penurunan stunting. Oleh karena itu perlu dilakukan diseminasi studi kasus dan pembelajaran baik percepatan penurunan stunting di Provinsi Bengkulu.
Tujuan diseminasi ini adalah untuk menyelesaikan permasalahan stunting yang terjadi di tingkat kecamatan, desa bahkan individu serta rekomendasi kebijakan dalam program percepatan penurunan stunting di wilayah Provinsi Bengkulu, kata Chairil.
Diseminasi studi kasus dan pembelajaran baik tentang stunting di Provinsi Bengkulu ini menjadi langkah positif dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di bidang kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di Bengkulu. Diharapkan kerjasama antara pemerintah, perguruan tinggi, pihak swasta dan media akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam menanggulangi masalah stunting di Bengkulu.
Pelaksana tugas Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah ditempat yang sama menyampaikan laporannya menyebutkan bahwa, publikasi Policy Brief bersama Mitra Perguruan Tinggi mempunyai tujuan mengimplementasikan rekomendasi kebijakan berdasarkan evidence-based dengan pendekatan kewilayahan. Diseminasi studi kasus dan pembelajaran baik Stunting di Provinsi dilaksanakan dalam rangka menghasilkan implementasi kebijakan untuk penurunan stunting di Provinsi Bengkulu. Agar dapat terpublikasinya Policy Brief kepada pemangku-pemangku kebijakan dan terimplementasinya kebijakan penurunan stunting di Provinsi Bengkulu.
Iqbal berharap, diseminasi studi kasus dan pembelajaran baik tentang stunting ini menjadi langkah nyata kita bersama. Yang nanti harapannya hasil policy brief dapat dipaparkan hasil praktik baik oleh LPPM Perguruan Tinggi di Bengkulu dan menjadi sebuah contoh atau pilot project. Yang nanti dapat kita harapkan bersama-sama dapat menemukan formula-formula aksi nyata yang dapat dilakukan oleh semua komponen yaitu lima unsur pentahelix.
Melalui konvergensi kasus tubuh kerdil di Bengkulu dapat ditekan berdasarkan sasaran setiap tahunnya.Target penurunan stunting pada 2023 sebesar 15,69 persen dan pada 2024 sebesar 12,55 persen.(irs)
Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis : 16 Oktober 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar