Bengkulu,-Mencegah stunting dari hulu dilakukan sebuah strategi dan inovasi intervensi sentitif yang menjadi sasaran proritas yaitu kelompok usia 15-21 tahun, khususnya bagi remaja putri. Sebab, mereka yang akan melahirkan bayi sebagai cerminan masa depan bangsa.
Remaja harus punya pengetahuan dan pemahaman tentang penyebab stunting. Upaya tersebut memerlukan peran serta lembaga pemerintah, masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah ketika menghadiri Sosialisasi Peningkatan Peran Serta Pokja Kampung KB Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting di Balai KB Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu, Rabu, 24/10/23.
Didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Bengkulu Dewi Dharma, Plt Kepala BKKBN mengajak kelompok kerja (pokja) di lingkup kampung KB untuk mengambil peran aktif dalam pencegahan stunting dan pembangunan kependudukan yang mengacu kepada tujuan dikembangkannya prorgam kampung Keluarga Berkualitas.
"Ayo kita kampanyekan kepada kelompok remaja untuk siap menikah untuk menjadi orangtua, tidak hanya sekedar mau menikah. Untuk dinyatakan siap menikah, dimana remaja harus sehat. Remaja putri harus sehat bebas dari potensi stunting, bebas anemia".
Periksa kesehatan, pastikan lingkar lengan atas jangan sampai dibawah ukuran standar 23,5 centimeter, minum tablet tambah darah agar meningkatkan hemoglobin pada wanita dewasa 12-15 grm/dL, kata Iqbal di depan puluhan kader pokja kampung KB Kecamatan Ratu Samban.
Beberapa dampak anemia pada remaja putri cukup memprihatinkan, seperti penurunan kesehatan dan prestasi sekolah. Di masa dewasa, kondisi anemia diperparah ketika hamil yang menyebabkan tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan janin, komplikasi hamil dan persalinan, serta berakibat pada kematian ibu dan anak.
Anemia merupakan sebuah kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah lebih rendah dari yang seharusnya. Untuk remaja putri dikatakan anemia apabila Hb < 12 gr/dl. Hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen dan menghantarkan oksigen ke seluruh sel jaringan tubuh, termasuk otot dan otak untuk melakukan fungsinya. Tanda-tanda anemia lazim disebut dengan 5 L, yaitu lesu, lelah, letih, lemah dan lunglai.
Beberapa hal penyebab remaja putri mengalami anemia seperti menstruasi yang banyak/ kehilangan banyak darah, kurang asupan kaya zat besi dan protein, sering melakukan diet yang keliru dan sedang tumbuh pesat yang tidak seimbang dengan asupan gizinya.
Kepala DP3APPKB Kota Bengkulu saat ditanya pewarta menyebutkan, sosialisasi tersebut berlangsung di sejumlah kecamatan, sebanyak 9 kecamatan. Yang akan melibatkan pokja kampung KB yang berjumlah 67 kampung keluarga berkualitas.
Dengan meningkatnya pengetahuan pokja di wilayah kampung tersebut diharapkan mampu mendorong keberhasilan program pembangunan kependudukan dan penurunan stunting di Kota Bengkulu. Sehingga dapat merealisasikan target pada 2024 sebesar 9 persen, ujar Dewi optimis.
Pokja kampung KB terdiri dari unsur pemerintah, ormas, dan swasta, di antaranya yakni kepala kelurahan, lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) kader KB dan sub (PPKBD-Sub PPKBD) dan poktan BKB, BKL, BKR, ujarnya.(irs)
Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis : 26 Oktober 23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar