Selasa, 24 Oktober 2023

Literasi Data Siga, Hasil Pendataan Keluarga Digunakan Untuk Penghapusan Kemiskinan Ekstrim



Bengkulu,- Berdasarkan UU No. 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan  Pembangunan Keluarga pasal 49 ayat 1 dan 2 menyebutkan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai kependudukan dan keluarga. Dan, Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui sensus, survei, dan pendataan keluarga. Dan dalam PP No. 87 tahun 2014 pada pasal 53 ayat 2 dan 3.

Atas dasar itu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) setiap tahun mendata keluarga Indonesia dan memutakhirkannya. Guna mendapatkan data yang valid untuk dijadikan rujukan rencana dan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah. Pendataan Keluarga (PK) merupakan upaya menyajikan data akurat untuk perencanaan pembangunan. 

Guna memberikan pelayanan publik terkait data keluarga Indonesia berisiko stunting dan akses indikator data SIGA, BKKBN Provinsi Bengkulu menggelar pertemuan bersama sejumlah instansi lembaga pemerintah dan Perguruan Tinggi sebagai mitra program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dalam "Kelas Literasi Data Siga" kata Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Evaluasi dan Pelaporan (Evlap) BKKBN Bengkulu Agus Veriansyah Dalimunthe di Bengkulu, Senin, 23/10/23. 

Kelas Literasi Data Siga yang mengangkat tema "Potensi Siga Dalam Menjawab Kebutuhan Data Di Daerah” menghadirkan peserta sebanyak 35 orang dari berbagai unsur seperti Dinas Perkim Provinsi,  Koordinator Satgas Provinsi, TAPP Provinsi Bengkulu, BP2P Sumatera IV,  Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, BPS. Technical Asisten (TA) Stunting kabupaten dan kota, OPD KB yang berasal daritiga kabupaten, Bengkulu Utara, Kepahiang, dan Kota Bengkulu.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah membuka langsung pertemuan Literasi Data Siga. Dalam sambutannya iq menyebutkan, PK 21 yang telah dimutakhirkan pada tahun 2022 dan 2023 menyediakan data indikator kependudukan, keluarga berencana dan indikator pembangunan keluarga dimana PK21 dan pemutakhirannya juga menyediakan pemetaan keluarga sasaran berpotensi risiko stunting. 

"Program percepatan penurunan stunting merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk mewujudkan generasi emas 2045 yang menjadi mimpi Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut diharapkan tersedianya manusia berkualitas, yakni sumber daya manusia (SDM) yang sehat, cerdas, kreatif dan berdaya saing. Dapat dikatakan kunci mewujudkan mimpi tersebut terletak pada penyiapan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Salah satu tantangan pembangunan manusia indonesia yang berkualitas adalah stunting".

Ia mengatakan, Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 dimana BKKBN diberi mandat sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan stunting.  Dan Inpres no. 4 tahun 2022 tentang percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem juga telah dilaunching yang menyebutkan dengan sangat jelas bahwa hasil data PK21 dan pemutakhirannya digunakan sebagai data sasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim (P3KE).

Amanat tersebut sejalan dengan tugas BKKBN dalam memperkuat  ketahanan  keluarga, dimana stunting  harus  ditangani secara  serius  karena  kondisi  ini  mengancam  keberhasilan pembangunan  nasional, kata Iqbal, Senin kemarin. 

BKKBN telah merumuskan strategi percepatan penurunan stunting melalui pelaksanaan kegiatan prioritas rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting atau yang kita kenal dengan RAN Pasti. Kegiatan prioritas tersebut melalui penyediaan data  keluarga berisiko stunting,  pendampingan  keluarga  berisiko  stunting, pendampingan semua calon pengantin/ calon pasangan usia subur (PUS), surveilans keluarga berisiko stunting dan audit kasus  stunting (AKS). 

"Pada tahun 2024, Target Penurunan Stunting Provinsi Bengkulu sebesar 12.55 %. Berdasarkan hasil survei status gizi indonesia (SSGI) tahun 2022 angka stunting di Provinsi Bengkulu sebesar 19.8 persen. Secara provinsi angka ini relatif menurun. Angka penurunan stunting tertinggi ada di Kota Bengkulu 12,9 persen.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 24 Oktober 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar