Mencegah stunting dapat dilakukan melalui intervensi sensitif dan spesifik. Intervensi sensitif upaya pencegahan dari hulu dengan sasaran utama remaja dan calon pengantin. Pemeriksaan kesehatan pra nikah melalui aplikasi elsimil dan prakonsepsi merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh remaja calon pengantin. Terutama pada perempuan yang rentan anemia dikarenakan perempuan anemia yang hamil cenderung melahirkan anak stunting.
Setelah melewati fase tersebut, pencegahan stunting perlu mengoptimalkan pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dengan ditandai pengasuhan melalui pemenuhan asupan gizi sejak janin dalam kandungan. Dimana fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia dua tahun (730 hari). Pada periode inilah organ-organ vital (otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh lainnya) mulai terbentuk dan terus berkembang.
Hal itu disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Edi Sofyan,SE,MM pada Promosi dan Komunikasi,Informasi, Edukasi (KIE) Program Percepatan Penurunan Stunting Wilayah Khusus Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Desa Pasar Kerkap, Kecamatan Air Napal, Kabupaten Bengkulu Utara, Jumat, 3/11/23.
Pada periode tersebut guna mewujudkan bayi bebas stunting perlu keterlibatan semua komponen dalam keluarga, terutama ibu dan ayah dalam pengasuhan. "Keterlibatan ayah amat penting dalam memerangi stunting. Selama ini ayah hanya dianggap sebatas pendukung peran ibu. Padahal seorang ayah bisa mengambil peran pengasuhan yang sama baik dengan seorang ibu dalam mengenali dan merespon kebutuhan-kebutuhan anak yang lebih besar. Ayah juga dapat berperan sebagai guru, panutan atau pendamping/penasihat".
Seorang ayah memiliki peran penting dalam keluarga, dan memiliki dampak postif terhadap perkembangan kognitif, fisik dan perkembangan sosio emosional. Pentingnya pengasuhan pada 1000 HPK guna membentuk otak anak menjadi berisi dan menjadi "bahan bakar" pertumbuhan jiwa dan raga serta pembentukan sistem kekebalan tubuh yang kuat," ujar Edi.
Promosi Program Percepatan Penurunan Stunting Wilayah Khusus itu digelar bersama mitra Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dan pemerintah daerah di Provinsi Bengkulu. Tahun ini kita bersama mitra kerja mengampanyekan penurunan stunting di 25 kecamatan di 10 kabupaten dan kota. Dengan menyasar keluarga berisiko stunting, remaja, PUS muda, ibu hamil dan menyusui, kata Edi Sofyan.
"Strategi paling jitu dalam memerangi stunting yakni melalui langkah revolusi makan ikan, khususnya ikan lele yang kaya akan gizi".
Bahaya stunting, alias tubuh kerdil akibat kekurangan gizi kronis akan berdampak cukup lama hingga seumur hidup. Stunting tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dicegah melalui pengasuhan pada 1000 HPK. Ibu hamil, selama masa kehamilannya, harus mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, memeriksakan kehamilan minimal sebanyak 4 kali selama kehamilan, memberikan stimulasi pada janin dalam kandungan.
Dan ibu hamil harus memberikan inisiasi menyusui dini (IMD) ASI Eksklusif selama enam bulan dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI sampai anak berusia dua tahun. Tidak cukup hanya disitu, orang tua atau ibu agar dapat memperkenalkan makanan bergizi kepada anak yang sesuai dengan umur. Serta memberikan stimulasi kepada anak sesuai dengan usianya serta terus memantau perkembangan anak melalui kartu kembang anak (KKA).
Hadir pada kolaborasi promosi percepatan penurunan stunting di sejumlah titik sasaran itu selain Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu, Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati,S.IP,MM, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) KB Kab. Bengkulu Utara yang diwakili oleh TA Satgas Stunting Kab. Bengkulu Utara serta pemerintahan desa. Hal itu bertujuan untuk mempercepat turunnya kasus stunting di Bumi Rafflesia tahun 2024 mendatang, demikian Edi Sofyan.(irs)
Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom.M.A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar