Kamis, 01 Februari 2024

Antisipasi Generasi Stunting, BKKBN Gaet Remaja dan PUS Muda di Kampung KB

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H., pada kegiatan Sosialisasi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting di Kampung KB Desa Parda Suka, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur (27/01/2024).


Bengkulu, - Guna mencapai Indonesia Emas 2045 yang bertepatan dengan usia 100 tahun ibu pertiwi, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggaet ratusan remaja dan kelompok pasangan usia subur (PUS) muda untuk menyosialisasikan program pembangunan keluarga kependudukan, keluarga berencana (Bangga Kencana), dan percepatan penurunan stunting (PPS). 

Penghujung Januari 2024 menyasar kampung KB Desa Tambun Bungin 3 Kecamatan Padang Guci Hulu dan kampung KB Desa Parda Suka, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur, Bengkulu. 

Fokus terhadap kelompok usia muda tersebut sebagai upaya mengantisipasi lahirnya generasi stunting baru, "kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah kepada pewarta di Kaur, Sabtu, 27/1.

Menyiapkan remaja catin dengan lingkar lengan 23,5 centimeter dan dukungan lainnya dalam mendorong generasi yang sehat serta status gizi ditentukan dengan pengukuran Indek Massa Tubuh (IMT)," ujar Iqbal. 

Sosialisasi di desa terpencil kali ini selain melibatkan unsur pemerintah pusat DPR-RI, tampak pemerintah kabupaten, desa serta tokoh agama ikut bersama ratusan kelompok berisiko stunting di Kaur. Di kabupaten Kaur terdata keluarga berisiko stunting (KRS) mencapai 6.907 keluarga. 

Sosialisasi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting di Kampung KB Desa Bungin Tambun III, Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur (27/01/2024).

Apa saja yang dilakukan BKKBN dalam gerakan cegah stunting? Yaitu melalui peran intervensi sensitif yang berperan meningkatkan kualitas keluarga. “Stunting mengganggu kualitas SDM, dan BKKBN membentuk karakter sejak dini," ujar Iqbal. 

Elva juga mengajak masyarakat untuk tidak menikah di usia muda. Alasannya, remaja pada masa tersebut masih rentan berpotensi melahirkan bayi stunting. Rahim remaja belum normal, sehingga disebut belum siap hamil dan melahirkan. " Nikahlah pada usia ideal 21 tahun dan 25 tahun remaja pria". 

selain itu, Elva juga mengajak untuk memperkuat BUMDes dalam memproduksi makanan bergizi dari pangan lokal serta melalui program dapur sehat atasi stunting (Dashat), pinta Elva di depan para kepala desa.

Kepala Desa Bungin Tambun III Gusmadi serta Kades Parda Suka Maje, Novan Apriansyah Putra menyambut baik dilaksanakannya sosialisasi stunting ini. “Ini sebuah wujud dukungan terhadap program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting," kata Kades Parda Suka, Maje. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : 28 Januari 2024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar