Kamis, 01 Februari 2024

Tekan Angka KRS Guna Antisipasi Generasi Stunting

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H., pada kegiatan Sosialisasi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting di Kampung KB Desa Tebat Monok, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang (29/01/2024).


Bengkulu,-Menekan angka keluarga berisiko stunting (KRS) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengembangkan pemantauan terpadu pendampingan keluarga berisiko stunting serta menyosialisasikan prorgam tersebut guna mengantisipasi lahirnya generasi stunting baru di sejumlah daerah kabupaten dan kota di Bengkulu. 

Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu akhir Januari 2024 baru ini bersama unsur pentahelix, tokoh pemuda, pemerintahan daerah turun menyosialisasikan program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana (bangga kencana) dan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu tepatnya di Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Salah satu kabupaten dengan keluarga berisiko stunting mencapai tujuh ribu keluarga lebih.

Dikatakan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, KRS adalah Keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko stunting. Yang terdiri dari keluarga yang memiliki anak remaja puteri, calon pengantin, ibu hamil dan bayi di bawah lima tahun berasal dari keluarga miskin. 

Sosialisasi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting di Kampung KB Desa Tebat Monok, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang (29/01/2024).

Berdasarkan hasil rekapitulasi Pemutakhiran Pendataan Keluarga (PPK) 2023 merilis dari 37.972 keluarga di Kepahiang terdapat keluarga berisiko sebanyak 7.021 keluarga,"sebut Iqbal.

Disebut Iqbal penyebab KRS diantaranya faktor kesehatan lingkungan dan pernikahan usia anak. Di Kabupaten Kepahiang, Keluarga yang tidak memiliki sumber air minum utama yang layak  sebanyak 1.634 keluarga. Keluarga yang tidak meiliki jamban 4.159 keluarga. Sementara dari 701 orang PUS hamil terdapat 202 orang hamil di bawah usia 20 tahun, kondisi tersebut berpotensi melahirkan generasi stunting.

Dengan digaungkannya program pencegahan stunting di tengah masyarakat, khususnya kelompok keluarga berisiko stunting maka dapat mencegah lahirnya generasi stunting baru di Bengkulu sehingga dapat mengantarkan keluarga yang sehat dan berkualitas menuju Indonesia emas 2045. (irs)


Penulis ; Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda,S.Ikom., M.A

Rilis ; 29 Januari 2024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar