Selasa, 12 Maret 2024

BKKBN Edukasi Bangga Kencana Sasar Generasi Zillenial

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari SH.,M.H,, memberikan sambutannya sekaligus memberikan materi terkait percepatan penurunan stunting.


Bengkulu,-Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu menyosialisasikan program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) dengan menyasar generasi zillenial. Disasarnya kelompok tersebut sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui indikator-indikator Bangga Kencana di daerah itu.

Indikator bangga kencana tersebut yakni angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) per WUS Usia 15-49 Tahun, Angka Prevalensi Kontrasepsi Modern (Modern Contraceptive Prevelance Rate/mCPR), Persentase Kebutuhan Ber-KB yang Tidak Terpenuhi (Unmet Need) dan angka kelahiran remaja umur 15-19 Tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR 15-19). Beberapa indikator tersebut harus diraih untuk mewujudkan keluarga berkualitas.

Awal pekan ketiga Maret 2024 tahun ini berkolaborasi bersama mitra kerja, Komisi IX DPR RI, Pemerintah Daerah Kabupaten Seluma dan tokoh masyarakat turun di Kelurahan Talang Saling, Kecamatan Seluma, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu dengan menyasar ratusan peserta sosialisasi yang diantaranya terdapat kelompok generasi zillenial (Gen-Z) yaitu generasi usia muda.

"Generasi Z saat ini berusia antara 12 hingga 27 tahun. Pada tahun 2024, mereka mencapai masa dewasa dan akan menjadi kekuatan utama dalam membentuk arah perkembangan Indonesia, terutama melalui inovasi dan adaptasi terhadap perubahan teknologi dan sosial".

Tampak hadir ditengah ratusan peserta sosialisasi itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari SH.,M.H, Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Seluma Suardi,S.H serta tampak tokoh masyarakat Sri Rezeki, S.H.

Sosialisasi itu kental menyuarakan pencegahan nikah usia anak dan perubahan perilaku untuk memulai hidup sehat. Zamhari, mengajak masyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam peningkatan kualitas SDM serta penurunan stunting.

"Keberhasilan dalam mewujudkan kualitas SDM tidak dapat dilakukan hanya oleh BKKBN, melainkan perlu adanya aksi konvergensi yang telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting," kata Zamhari.

Generasi muda " Gen Z" agar menjadi kelompok perpanjangan tangan dan suara pemerintah dalam peningkatan kualitas SDM,"pintanya.

Peserta Kegiatan Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja di Kabupaten Seluma.

Ia mengatakan, remaja merupakan kelompok strategis dalam peningkatan kualitas SDM. Karena remaja merupakan muara dari terwujudnya generasi yang berkualitas. Cegah nikah usia anak, periksa kesehatan remaja sebelum menikah sebagai kunci utama mencegah lahirnya generasi stunting baru. Pencegahan nikah usia muda itu melalui pendekatan pada bidang pendidikan dimana masyarakat harus fokus pada pendidikan.

"Periksakan kesehatan remaja sejak tiga bulan sebelum menikah untuk memastikan remaja sehat guna mencegah lahir bayi stunting, dan melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang ada di desa".

Selain itu ia menegaskan agar tumbuhnya perubahan perilaku di tengah masyarakat. Perilaku hidup sehat dan pola asuh yang baik terhadap bayi. "Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih. Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi. "Berilah asuran gizi berimbang kepada balita guna mencegah stunting," demikian Zamhari.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda,S.Ikom., M.A

Rilis : Senin, 11 Maret 2024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar