Pada 21 April 1879 lahir putri kecil bernama Raden Ajeng Kartini (RA Kartini). Sosok yang membanggakan Ibu Pertiwi dengan gagasannya tentang emansipasi wanita di masa kolonial. Raden Ajeng Kartini yang lahir di sebuah kota kecil Jepara, Jawa Tengah itu menjadi tokoh nasional penggerak kesetaraan dan perkembangan pendidikan bagi perempuan Indonesia.
Kini, di masa modern tak sedikit perempuan-perempuan yang menjadi "Kartini" dengan berbagai kemampuannya ikut serta berkiprah, berbagi kegiatan sosial masyarakat. "Kartini" modern meneruskan perjuangan tokoh emansipasi Raden Ajeng (RA) Kartini. Kini banyak dilakukan tokoh-tokoh perempuan di berbagai daerah di Tanah Air.
Di Bumi Rafflesia, hadir sosok Kartini modern, Dra. Herlianti wanita asal Bengkulu. Yang berkiprah sebagai penyuluh keluarga berencana sehingga dapat dibilang pejuang program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) di Kota Bengkulu.
Wanita yang tidak muda lagi ini lahir di Kota Curup, 12 September 1969 silam. Ia memiliki komitmen tinggi dalam menjalankan tugasnya sebagai garda terdepan program KB untuk membantu pemerintah daerah dalam membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui tercapainya indikator-indikator Bangga Kencana, yaitu memprioritaskan menjangkau pasangan usia subur dari keluarga kurang mampu bahkan keluarga yang termarjinalkan.
Tak heran jika ia mengantongi beberapa penghargaan, pasalnya Kartini modern itu telah berpindah-pindah tugas di beberapa daerah kabupaten di Bengkulu. Ia mengawali kariernya sebagai penyuluh KB pada tahun 1994 di Kabupaten Rejang Lebong dan membina empat desa. Empat tahun setelah mengabdi di Bumi Pat Petulai ia pindah tugas di Kabupaten Bengkulu Utara dengan jumlah desa binaan empat desa.
Genap empat tahun di Bengkulu Utara, ia kembali dipercaya untuk mengedukasi masyarakat di Kota Bengkulu yaitu di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu hingga saat ini. Berkat pengalamannya di beberapa wilayah tugas itu mengantarkannya untuk meraih sejumlah prestasi diantaranya meraih Penghargaan PKB Terbaik tingkat Provinsi tahun 2003 di Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur. Pada 2017 ia meraih Predikat Penyuluh KKBPK Profesional atas lulus ujian Kompetensi periode 1 tahun 2017.
Herlianti (55 tahun) mengakui pekerjaan yang diembannya ini memiliki tantangan yang tidak ringan selain kuantitas KB. Tidak kalah berat yaitu meningkatkan kualitas KB dengan menumbuhkan minat masyarakat ber-KB melalui penggunaan kontrasepsi jangka panjang. "Masyarakat masih banyak yang merasa malu jika ber-KB, takut akan berbagai efek samping sebagai mitos di tengah masyarakat, semua itu didukung masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat," ujar Erli nama sapaanya.
Tidak putus asa dan menyerah terhadap kondisi tersebut, ia memanfaatkan beberapa peluang melalui forum di masyarakat untuk tetap menggelar KIE program Bangga Kencana. Forum itu diantaranya kegiatan Posyandu, pertemuan PKK kelurahan dan kecamatan yang dimanfaatkan untuk menyampaikan program kelompok kegiatan di BKKBN. Terkhusus poktan bina keluarga balita. Karena pembinaan balita merupakan hulu dari peningkatan kualitas SDM," sebut Erli.
"Terhadap keluarga kurang beruntung tersebut acap kali dia memfasilitasinya untuk mendapatkan pelayanan KB secara cuma-cuma. Dan bahkan tidak sedikit kader KB desa mendapat kemudahan dalam pekerjaan sosial lainnya oleh penyuluh KB ini".
Sehingga tidak heran jika mereka mendapat penghargaan atas keberhasilan Pembantu Pembina KB Kelurahan (PPKBK) di kelurahan binaanya yang ditetapkan sebagai Tenaga Lini Lapangan Teladan kategori Kader IMP untuk tingkat Provinsi Bengkulu.
Ditengah kemajuan teknologi dewasa ini, petugas KB senior itu mengajak penyuluh program Bangga Kencana untuk tidak mengabaikan praktik penyuluhan ditengah masyarakat. Karena mengedukasi secara langsung jauh lebih baik dan mudah meraih keberhasilan program," imbuhnya. (irs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar