Jumat, 26 April 2024

Tingkatkan KB MKJP, BKKBN Gelar Pertemuan Intensifikasi Pelayanan Wilayah Khusus

 


Bengkulu,-Meningkatkan kesertaan Ber-KB melalui metode kontrasepsi jangka panjang, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu pada pertengahan April 2024 baru ini menggelar pertemuan intensifikasi pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) di wilayah khusus di Kota Bengkulu.

Pertemuan tersebut menghadirkan 100 orang peserta dari berbagai unsur mitra kerja seperti unsur TNI, Polri, IBI, tokoh masyarakat (Toma), tokoh agama (Toga) serta terdapat kader institusi masyarakat pedesaan (IMP). Pertemuan Intensifikasi Pelayanan KB-KR Wilayah Khusus tersebut dibuka oleh Ketua Tim Kerja 3 BKKBN Bengkulu Edi Sofyan, S.E., M.M  yang mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari, S.H., M.H.

Edi Sofyan, S.E., M.M

Dalam sambutannya, Edi Sofyan menyebutkan, “Ada beberapa tujuan pertemuan intesifikasi dan integrasi pelayanan KB-KR di wilayah khusus itu, diantaranya untuk mendekatkan akses pelayanan KB-KR di wilayah khusus. Meningkatkan cakupan kesertaan KB khususnya KB MKJP sebagai salah satu upaya percepatan penurunan stunting. Dan dapat mengoptimalkan pemanfaatan dana BOKB Operasional Penggerakan Pelayanan KB MKJP di tingkat kabupaten/kota. Serta diharapkan dapat meningkatkan peran mitra kerja pusat, provinsi, kabupaten dan kota dalam penyelenggaraan pelayanan KB-KR. Sehingga dengan hal itu dapat terlaksananya pelayanan KB di seluruh daerah kabupaten dan kota di Bengkulu. Dan, tercapainya peningkatan cakupan kesertaan KB, khususnya KB MKJP," sebut Edi Sofyan.

Hasil penghitungan realisasi indikator kinerja utama (IKU) BKKBN tahun 2023 dari PK-2023 menunjukkan bahwa indikator total fertility rate (TFR) Provinsi Bengkulu pada 2023 memiliki target 2023 sebesar 1,98 pada 2,27 anak tiap wanita selama masa subur atau telah tercapai sebesar 87,22 persen. Dimana indikator kesertaan KB modern (mCPR) dengan capaian 66,4 persen  dari target mCPR 69,30 persen pada tahun 2023 atau telah tercapai sebesar 95,24 persen. 

Sedangkan unmet need di Bengkulu dengan target 10,22 tercapai 8,9 atau sebesar 114,83 persen. Sementara untuk peserta KB MKJP mengalami peningkatan di tahun 2022 dari 23,1 persen meningkat menjadi 26 persen (PK-2023). 

"Kesertaan KB harus terus ditingkatkan karena tingkat putus pakai dan masih tinggi. Konseling dan pemberian informasi efek samping perlu diperhatikan kualitas penyampaiannya sehingga pemahaman akseptor tidak membuat akseptor putus pakai karena kurang paham terhadap efek samping yang terjadi," ujar Edi Sofyan.

Untuk dapat mencapai target akhir IKU dalam peningkatan kualitas SDM, maka salah satu arah kebijakan BKKBN yaitu meningkatkan akses dan kualitas penyelenggaraan KB-KR yang komprehensif dan berbasis wilayah. Menurut dia, letak geografis wilayah menjadi salah satu faktor penyebab belum meratanya ketersediaan layanan kesehatan termasuk pelayanan kb sehingga terjadi disparitas dalam pemerataan pelayanan kesehatan dan kb bagi masyarakat. 

Melalui pertemuan bersama lintas sektor tersebut diharapkan dapat mengatasi bersama melalui pelayanan rutin dan momentum, statis maupun mobile/pelayanan bergerak. Namun beberapa aturan yang muncul dari kementerian kesehatan membuat pelayanan KB bergerak terbatas. (irs)

Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom.,M.A
Rilis : Kamis, 25 April 2024 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar