Jumat, 31 Mei 2024

BKKBN Kembali Gelar Baksos KB Gratis

Bengkulu,-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus berupaya meningkatkan kualitas program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) melalui pemasangan alat dan obat kontrasepsi (alokon) terhadap pasangan usia subur (PUS).

Setelah baksos pada peringatan Hari Kartini, HUT IBI, kali ini pada peringatan Harganas 2024 kembali menggelar bakti sosial (Baksos) pelayanan KB gratis secara serentak. Kegiatan tersebut akan berlangsung sehari pada Selasa, 4 Juni 2024 di seluruh daerah di tanah air. Hal itu selain bertujuan untuk meningkatkan kualitas program KB juga upaya mendekatkan akses program kepada masyarakat.

“Baksos tersebut digelar dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional Ke-31 Tahun 2024 yang akan diperingati puncaknya pada 29 Juni mendatang”, kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari, S.H., M.H kepada pewarta, Rabu, 29/5.

Dijelaskan Zamhari bahwa pelayanan tersebut hanya berlangsung sehari pada 4 Juni 2024 dan dapat diikuti diseluruh Faskes di kabupaten dan kota. Pelayanan ini juga dapat melayani seluruh jenis dan metode kontrasepsi modern.

"Seperti kontrasepsi pil, suntik, kondom, intera uterine device (IUD), implant, medis operatif wanita (MOW) dan medis operatif pria (MOP)," jelas Zamhari.

“Kepada PUS di Bengkulu ayo datangilah faskes-faskes yang ada di Bengkulu untuk mendapatkan pelayanan KB gratis untuk semua jenis alokon," himbaunya.(irs)

Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis : Rabu, 29 Mei 2024

Kamis, 16 Mei 2024

Babinsa di Bengkulu Terima Penghargaan Nasional


Kepala BKKBN Dr. Hasto menyerahkan penghargaan kepada Babinsa

Bengkulu,- Satu di antara Bintara Pembina Desa (Babinsa) di Provinsi Bengkulu tahun ini menerima penghargaan tingkat nasional. Prestasi itu diberikan pemerintah atas dukungan dan peran aktif dalam menggerakkan program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana).

Sosok Babinsa di Bengkulu itu ialah Serda Irfan Suherman, Babinsa Koramil 409-01/Lebong Utara. Ia dengan tugasnya membina tiga desa. Yaitu Desa Kampung Dalam, Desa Lebong Tambang dan Desa Tunggang, Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu.

Bersama masyarakat di wilayah kerjanya, Serda Irfan dengan aktif berperan dalam penguatan program Bangga Kencana  di daerah tersebut. Baik dalam penguatan kampung KB, penggerakan pelayanan KB, pendampingan Ibu Hamil dan Pascapersalinan diwilayahnya.

Tak hanya itu, dukungan TNI terhadap upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) selain penggerakan KB juga aktif dalam mendorong percepatan penurunan stunting. 



"Peran Babinsa dalam Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) yaitu membantu memfasilitasi penyaluran bantuan sosial oleh tim pendamping keluarga (TPK) serta aktif dalam pembentukan kelompok kegiatan (Poktan). Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) serta Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)". 

“Atas peran aktif dalam berbagai bidang program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting ia dinobatkan sebagai Babinsa Terbaik tingkat Provinsi Bengkulu," kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Zamhari, S.H., M.H kepada pewarta via celular di Jakarta, Rabu, 15/5.

Dikatakan Zamhari, penghargaan tersebut diberikan pada acara Rapat Koordinasi Teknis Kemitraan 2024 sekaligus Kick Off Bakti TNI Manunggal Bangga Kencana Kesehatan dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024, yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (14/5/2024) kemarin.

Hadir pada Rakornis Bangga Kencana itu tampak Kepala Seksi Teritorial (Kasiter) Korem 041/Gamas Letkol Inf Mustofa Akbar Mahfudz, S.E, M.I.Pol, Dandim 0409/RL Letkol Arh Mochamad Erfan Y.S, sebut Zamhari. (irs)

Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis : Rabu, 15 Mei 2024

Rabu, 15 Mei 2024

Cegah Stunting Baru, BKKBN Sasar KRS di Wilayah Perbatasan

Sosialisasi Stuting di wilayah perbatasan Bengkulu, Selasa, 14/5

Bengkulu,-Sebagai upaya mencegah munculnya generasi stunting baru di Provinsi Bengkulu, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyosialisasikan pencegahan stunting. Kali ini kembali turun dengan menyasar keluarga berisiko stunting (KRS) di Kabupaten Mukomuko sebagai salah satu wilayah perbatasan.

Mukomuko, salah satu wilayah kabupaten di Bumi Rafflesia yang membatasi wilayah Provinsi Bengkulu dengan Sumatera Barat. Dengan 15 kecamatan, 148 desa dan tiga kelurahan memiliki 33.186 pasangan usia subur (PUS) dan 78.572 KRS.

Sosialisasi tersebut digelar bersama Komisi IX DPR RI di Desa Bumi Mulya, Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu yang menyasar 350 orang," kata Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Nesianto, S.E., M.M di Mukomuko, Selasa, 14/5.

Guna mempermudah sasaran kepada masyarakat, selain menghadirkan Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati, S.IP., M.M tampak ikut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Drs. Ramadhan Panji Surya serta unsur pemerintah desa setempat.

                      
                       Sekretaris BKKBN Bengkulu (kiri) bersama Anggota Komisi IX DPR RI

Dikatakan Nesianto, KRS sasaran fokus pencegahan stunting diantaranya yaitu kelompok remaja yang terindikasi anemia. Selain itu, terdapat ibu hamil, ibu menyusui dan bayi dua tahun (Baduta) yang menjadi sasaran intervensi spesifik. "Remaja perlu mendapat asuapan tablet tambah darah".

Selain tablet tambah darah untuk remaja, juga dituntut partisipasi keluarga untuk aktif memeriksakan bayi di posyandu, hal itu guna mengetahui kondisi kesehatan bayi," kata Sekretaris BKKBN Bengkulu.

Disosialisasikannya pencegahan stunting di daerah itu, mengingat Kabupaten Mukomuko sebagai salah satu daerah yang prevalensi mengalami kenaikan. Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merilis prevalensi stunting di Bengkulu berada pada angka 20,2 persen. Angka tersebut meningkat sebesar 0,4 persen dari sebelumnya 19,8 persen.

Kenaikan tersebut terjadi di enam kabupaten yaitu Kabupaten Rejang Lebong, Mukomuko, Bengkulu Tengah, Kabupaten Seluma, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Bengkulu Selatan. Sedangkan empat daerah kabupaten lainnya mengalami penurunan yaitu Kota Bengkulu menurun tajam hingga berada pada angka 6,7 persen, Kabupaten Lebong pada posisi 15,7 persen, Bengkulu Utara 21,6 persen dan Kabupaten Kepahiang 22,1 persen," jelas Nesianto.(irs)

Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis : Rabu,15 Mei 2024

Jumat, 03 Mei 2024

AKBP Eko, Sosok BAAS Peduli Stunting di Bengkulu

Penyerahan bibit ayam jenis Elba oleh Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) Kabupaten Kaur yaitu Kapolres Kaur, AKBP Eko Budiman S.IK., M.I.K., M.Si. didampingi oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari, S.H., M.H., dan pemberian makanan tambahan pangan (PMT) dari Pemerintah Kabupaten Kaur kepada keluarga beresiko stunting di Desa Cuko Betung, Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur, Kamis, 2 Mei 2024. 


Kaur, Bengkulu - Dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Kaur, Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu bersama Polres Kaur dan Pemerintah Kabupaten Kaur bersinergi bersama untuk menanggulangi keluarga beresiko stunting di Kabupaten Kaur tepatnya di Desa Cuko Betung, Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur pada kamis, 2 Mei 2024 melalui penyerahan bibit ayam jenis Elba oleh Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) Kabupaten Kaur yaitu Kapolres Kaur, AKBP Eko Budiman S.IK., M.I.K., M.Si.

Selain bibit ayam Elba, diberikan juga mesin tetas telur dan pemberian makanan tambahan pangan (PMT) dari Pemerintah Kabupaten Kaur. Desa Cuko Betung, Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur termasuk desa dengan angka keluarga beresiko stunting yang cukup tinggi di Kabupaten Kaur, sehingga membutuhkan intervensi dan inovasi yang memberikan dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Inovasi dengan pemberian bibit ayam jenis Elba menjadi pilihan karena memiliki keunggulan dari segi produktivitas, gizi dan ekonomi. Ayam Elba adalah jenis ayam petelur dari arab yang mampu memproduksi 300 butir telur setiap tahunnya dan ayam Elba hanya mengkonsumsi pakan kurang lebih 70 gram per ekor tiap hari, lebih sedikit sehingga lebih hemat dari segi pakan. Dari segi Gizi, kandungan gizi telur dan daging ayam elba sama dengan ayam kampung sehingga diharapkan dapat terpenuhi gizi protein dari ayam elba ini dapat terserap oleh keluarga yang mengkonsumsi secara mandiri. Dari segi Ekonomis, nilai jual dari ayam elba cukup bersaing di pasaran dengan harga yang menyamai jenis ayam kampung yang ada dipasaran sehingga dengan berlanjutnya pemberian bibit ayam elba diharapkan dapat menghasilkan pemasukan yang cukup untuk keluarga yang menerima bantuan dan diharapkan mampu mengurangi angka kemiskinan ekstrim.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari, S.H., M.H., (kanan) dan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) Kabupaten Kaur, Kapolres Kaur, AKBP Eko Budiman S.IK., M.I.K., M.Si. (kiri) saat Penyerahan bibit ayam jenis Elba oleh Bapak Asuh Anak Stunting di Kantor Desa Cuko Betung, Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur.

"Dari sisi pencegahan stunting melalui pemenuhan kebutuhan protein dan penurunan kemiskinan melalui nilai ekonomis dari ayam Elba ini menjadi alasan dari pemilihan jenis ayam tersebut" terang Kapolres kaur, AKBP Eko Budiman.

Program Polres Kaur Peduli Stunting Cegah Stunting Desa Cuko Betung, Kecamatan Padang Guci Hulu Tahun 2024 berkolaborasi dengan Pemerintah Desa Cuko Betung melalui BUMDES yang diharapkan mampu berlanjut dengan komitmen dari Desa melalui Dana Desa yang dianggarkan untuk proses perawatannya dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga diwilayah tersebut.

"Diharapkan dalam pelaksanaan inovasi dari Kapolres Kaur selaku BAAS di Kabupaten Kaur turut melibatkan PLKB dan PKB setempat selaku pembina wilayah dan perpanjangan tangan dari BKKBN agar dapat bersinergi dengan Babhinkamtibmas, Babinsa dan perangkat setempat agar tercapainya keinginan bersama yaitu Generasi Indonesia Emas 2045",  ujar Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari, S.H., M.H.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari, S.H., M.H., dalam pemberian makanan tambahan pangan (PMT) kepada keluarga beresiko stunting di Desa Cuko Betung, Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur.

Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu mendukung sepenuhnya dalam upaya menurunkan Angka Stunting di Bengkulu, khususnya di Kabupaten Kaur dan juga terus berlanjutnya Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (BANGGA KENCANA) dan mencegah terjadinya perkawinan anak melalui Pemantauan dan pemantapan calon pengantin menggunakan aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil) sehingga potensi anak stunting dapat dicegah.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Kaur, Siswan, S.PKP. yang mendampingi Bupati Kaur yang diwakili oleh Kepala BKD PSDM Kabupaten Kaur, Sifrihadi, S.H., M.M.

Sementara itu Jamban layak pakai masih terbatas dan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) masyarakat di Desa Cuko Betung masih dijumpai sehingga perlu intervensi lebih lanjut untuk mengubah dan mengurangi perilaku tersebut.

Penyerahan bibit ayam jenis Elba oleh Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) Kabupaten Kaur yaitu Kapolres Kaur, AKBP Eko Budiman S.IK., M.I.K., M.Si. didampingi oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari, S.H., M.H., di Desa Cuko Betung, Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur.

Penyerahan bibit ayam jenis Elba oleh Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) Kabupaten Kaur yaitu Kapolres Kaur, AKBP Eko Budiman S.IK., M.I.K., M.Si. didampingi oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari, S.H., M.H., di Desa Cuko Betung, Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari, S.H., M.H., menjelaskan Stunting adalah kekurangan gizi dalam jangka waktu lama sehingga pengidap stunting memiliki perawakan yang pendek dan mudah terserang penyakit serta apabila anak sudah terkena stunting maka tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi bisa dicegah dengan memnuhi kebutuhan gizi ibu dana anak dalam masa 1000 Hari Pertama Kehidupan atau ketika anak masih dalam masa kandungan (masih berupa janin) hingga berusia 2 tahun sehingga anak bisa terhindar dari stunting. (and)


Penulis: Andryan Cahya Adiputra,A.Md

Editor : Rofadhila Azda,S.IKom, M.A

Rilis: 3 Mei 2024