Sabtu, 29 Juni 2024

Momentum Hari Keluarga Nasional: Menko PMK Optimistis Angka Stunting Di Bawah 20 Persen, Perkawinan Anak Menurun, Perceraian Meningkat



SEMARANG, BKKBN --- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengapresiasi gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting yang dilakukan di seluruh Indonesia dan optimistis angka stunting di 2024 berada di bawah 20 persen.

Hal itu dikemukakan Menko PMK, Muhadjir Effendy, mewakili Presiden, dalam sambutannya pada peringatan puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024 yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sabtu (29/6/2014), di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah.

“Alhamdulillah target 95 persen balita seluruh Indonesia yang diukur dan ditimbang (di posyandu)  dan diintervensi stuntingnya Insya Allah bisa dilaksanakan dengan baik. Tinggal nanti kita akan melihat triangulasi data dari SKI dengan hasil pengukuran ini seperti apa," ujar Menko PMK. 

Menko PMK berharap  sensus bayi dengan kriteria yang sudah standar dan dilakukan oleh tenaga  terdidik dan terlatih semestinya tingkat akurasi dari sensus akan lebih baik dari survei.


Menurut Menko PMK, saat ini seluruh posyandu sudah mempunyai alat antropometri  standar. Alat ini penting agar pengukuran terhadap bayi seragam. Tenaga relawan juga harus memiliki kemampuan yang sama. Capaian sensus juga harus 95 persen.

Menko Muhadjir juga menjelaskan bahwa survei  yang dilakukan pasti ada tingkat kesalahan. Tetapi sensus dengan 95 persen lebih balita yang jumlahnya hampir 18 juta di Indonesia  akan menggambarkan kondisi  sesungguhnya bagaimana kondisi balita di Indonesia, sekaligus intervensinya.

“Karena dalam sensus 'by name by address', siapa bapaknya dan siapa ibunya, tinggal di mana, kondisi statusnya apa, jelas sehingga kita bisa minta ke pemerintah daerah untuk menangani,” ujarnya. 

Menko Muhadjir berharap di 2024 prevalensi stunting di Indonesia  sudah berada di bawah 20 persen sesuai  ketentuan Sustainable Development Goals (SDGs).  "Jadi, kita menargetkan tahun 2025 stunting kita sudah di bawah 20 persen.”



● Kasih & Sayang

Menko PMK juga menyampaikan bahwa untuk membangun keluarga yang tangguh, kuncinya dua yaitu kasih dan sayang. “Tanpa kasih dan sayang di dalam keluarga tidak mungkin akan terbangun keluarga yang kokoh,”tambahnya.

Menurut Menko Muhadjir, perempuanlah yang akan menentukan nasib bangsa ini. "Kita sudah menemukan polanya di dalam penanganan keluarga. Pertama-tama yang kita perhatikan adalah remaja putri. Remaja putri harus disiapkan betul-betul.  Kondisinya harus betul-betul sehat. Karena dialah yang akan menentukan masa depan Indonesia," ujar Menko Muhadjir. 

Karena itu, lanjut Menko PMK, sejak remaja mereka sudah harus dicek kesehatannya, tidak boleh mengalami anemia, kekurangan darah berkepanjangan, anemia kronis. Anemia kronis akan berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi remaja putri. 

Kalau kondisi rahim perempuan tidak sehat, Menko Muhadjir mengingatkan, peluang untuk melahirkan generasi tidak sehat sangat besar, termasuk generasi stunting.

"Saya sudah berkali-kali usul minta ke pak Menkes

Tolong pil penambah darah itu yang betul-betul akrab dengan lidah remaja putri. Karena beberapa kasus sering ngecek diberi pil diterima tapi di buang karena tidak akrab lidahnya.

Kalau bisa sekarang dibikin pil yang membuat remaja putri  bukan hanya senang tapi kecanduan sehingga tidak perlu disuruh dia akan cari pil penambah darah itu," harap Menko Muhadjir


● Strategi Nasional

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto, dalam sambutannya  menyampaikan bahwa strategi yang paling tepat untuk menekan angka stunting adalah tetap mengikuti strategi nasional (stranas)

“Ada dua, bagaimana kita mengintervensi faktor sensitif dan spesifik. Keduanya harus simultan dijalankan. Secara khusus, strategi yang paling efisien adalah mendiagnosis dengan tepat. Sehingga kita tahu keluarga berisiko tinggi stunting yang mana, dan bayi yang stunting yang mana. Ibu hamil, pra nikah menjadi bagian penting untuk mencegah stunting baru," jelas dokter Hasto.

Sesuai  stranas percepatan penurunan stunting, dokter Hasto melaporkan bahwa semua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang hadir dengan jumlah lebih dari 10 ribu sudah berkomitmen baik. 

“Kita melakukan sosialisasi dan edukasi, dan juga sudah melakukan pendataan untuk gerakan serentak intervensi dan juga percepatan penurunan stunting. Hari ini penimbangan, dan pendataan tinggi badan, pengukuran sudah mencapai 92,29 persen di seluruh Indonesia,” jelasnya. 

Dengan demikian, perbedaan antara Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 dan Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) yang dipertanyakan para kepala daerah dapat segera terjawab.

“Insya Allah dalam waktu dekat akan dilakukan verifikasi dan validasi (verval) terhadap data yang bapak ibu kepala daerah berikan, dan segera angka tersebut akan diselesaikan,” jelas dokter Hasto. 


● Toxic People

Dalam penanganan stunting, dokter Hasto menyampaikan hasil intervensi yang dilakukan setiap hari membuahkan hasil yang semakin membaik. “Kita bersyukur ada faktor sensitive, termasuk yang sangat populer, perkawinan usia anak mengalami penurunan secara signifikan yaitu 6,92 persen. Termasuk menurun dispensasi nikahnya, dari hari ke hari faktor yang membuat stunting membaik.”

Namun, di sisi lain, angka perceraian terus meningkat. “Kita perlu prihatin angka perceraian meningkat dań bahkan terakhir mencapai 516.344 kasus perceraian. Saya kira ini perlu mendapat perhatian kita semua di Hari Keluarga ini.”

Latar belakang perceraian, menurut dokter Hasto, karena banyaknya 'toxic people', 'toxic relationship', 'toxic friendships' yang akhirnya di dalam keluarga terjadi uring-uringan.

Sehingga akhirnya bercerai, mayoritas karena perbedaan kecil-kecil yang berkepanjangan,” jelas dokter Hasto.



● Bonus Demografi, iBangga & Kampung KB

Tema peringatan Harganas ke- 31 tahun ini adalah "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas". Makna keluarga berkualitas menuju Indonesia Emas. Menurut dokter Hasto, adalah terciptanya SDM yang unggul dan mampu meraih bonus demografi.

“Bonus demografi kita maju, puncaknya di tahun 2020 meskipun beberapa provinsi mundur dan beberapa maju,” ujarnya. 

Menurut dokter Hasto, bangsa ini  pelan-pelan sudah meninggalkan puncak bonus demografi, dan tahun 2035 bangsa ini sudah harus menanggung beban para lansia yang jumlahnya tidak sedikit.  Yang harus menanggung adalah   generasi sandwich (sandwich generation). Dokter Hasto berharap mudah-mudahan bukan generasi strawberry yang lembek, tapi generasi yang kuat.

“Semoga dengan waktu 10-15 tahun kita bisa mentransformasikan bonus demografi menjadi bonus kesejahteraan dan kita bisa keluar dari 'middle income trap' (MIT),“ ujar dokter Hasto. 

MIT adalah sebuah kondisi di mana negara-negara berpendapatan menengah sulit meningkatkan posisi mereka ke pendapatan tinggi.

Sisi lain yang harus menjadi perhatian, sesuai  arahan Presiden Jokowi, adalah  membangun bangsa dan negara harus dimulai dari keluarga. 

Begitu juga Kampung Keluarga Berkualitas (KB) harus ada di seluruh Indonesia. Artinya, semua desa menjadi Kampung Keluarga Berkualitas. Ukuran kualitas keluarga ditentukan tiga hal yaitu tenteram, mandiri dan bahagia. 

“Yang paling tercapai adalah kebahagiaan, angkanya 71,86. Ini menunjukan bahwa keluarga-keluarga di Indonesia meskipun belum punya kemandirian yang baik, alhamdulillah bahagia.”

“Sementara kemandirian angkanya paling rendah. Ketenteraman lumayan angkanya 59, namun kebahagiaan paling menonjol. Inilah bangsa kita yang penuh dengan gotong royong, nilai-nilai Pancasila membawa kita bahagia,” ucapnya.



Dokter Hasto menyebut provinsi dengan penduduk besar seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sumatera Utara. Dari keempat Provinsi ini  tertinggi nilai angka kebahagiaanya adalah Jawa Tengah 62,9.  

Adapun kemandirian tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Riau. Ini menunjukkan bahwa keluarga-keluarga  berkemakmuran dan berkesejahteraan  berada di provinsi tersebut.

Oleh karena itu lanjutnya, dari keluarga yang berkualitas diharapkan akan melahirkan anak-anak  cerdas dan terbebas dari stunting.

Stunting membawa dampak tidak cerdas dan pertumbuhan otaknya mengalami defisit sehingga kemampuan intelektual skillnya tidak optimal. "Kita boleh bersedih tapi tidak perlu minder ketika IQ kita masih di 78 dengan urutan ke 130," ujarnya. 

Lanjutnya, "Hari Ini, kualitas SDM tidak cukup diukur dengan Human Development Index (HDI) tetapi dengan Human Capital Index (HCI) dan urutan HCI kita juga masih di bawah."

Semua parameter  itu berhubungan dengan stunting. Oleh karena itu BKKBN bersama mitra kerja dan masyarakat  mempercepat penurunan stunting. "Semua tim bergerak dengan baik. Ini satu upaya untuk memperbaiki semua," ujar dokter Hasto.


● Kemiskinan Ekstrem

Bicara  perkawinan usia anak, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, menyampaikan komitmennya.

“Kami akan terus menekan perkawinan dini, menekan kasus perceraian pada keluarga dan mengupayakan mental health bagi masyarakat.”

Nana Sudjana mengatakan, Jawa Tengah masih terus berjuang untuk meminimalisir kemiskinan ekstrem dan mengendalikan laju inflasi. Hal ini korelasinya sangat erat dengan upaya mewujudkan keluarga  tenteram, mandiri dan bahagia.

“Berharap momen Harganas ini untuk meningkatkan kepedulian keluarga Indonesia dalam pencegahan stunting, menjadi motivasi untuk penguatan komitmen bersama dalam menurunkan stunting,” pungkasnya.



● Penghargaaan Kepala Daerah 

Dalam puncak Harganas tahun ini beberapa kepala daerah mendapatkan penghargaan. Lima kepala daerah mendapatkan Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya melalui Keputusan Presiden RI Nomor 50/TK/Tahun 2024 tanggal 10 Juni 2024. Yaitu Nanang Ermanto, Bupati Lampung Selatan, Provinsi Lampung; Winarni, Ketua TP PKK Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung; Dr. Ir. H. W. Musyafirin, MM, Bupati Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat; Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto, Walikota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan; dan



Dr. Mukodi, M.Si, Ketua STKIP PGRI Pacitan, Provinsi Jawa Timur.

Sementara  penghargaan iBangga Award diberikan  kepada lima kepala daerah. Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) merupakan indeks pengukuran kualitas keluarga yang ditujukan melalui tiga dimensi yaitu dimensi ketenteraman, kemandirian, dan kebahagiaan keluarga. 

Para kepala daerah yang mendapatkan penghargan iBangga di antaranya Sri Purwaningsih, SH, MAP – Pj. Walikota Jambi; Ir. Supriyanto, MA – Pj. Walikota Payakumbuh; Eddy Supriyanto, S.STP, M.PSDM – Pj. Walikota Madiun; Hj. Winarni Nanang Ermanto; Ir. H.W. Musyafirin, MM – Bupati Sumbawa Barat; Hj. Etik Suryani, SE, MM – Bupati Sukoharjo.

Penghargaan Terinovasi Program Pembangunan Keluarga  diberikan kepada Dr. Ir. Hj. Hevearita  Gunaryanti Rahayu, M.Sos - Walikota Semarang.



Terakhir, terdapat lima warga yang menerima bantuan stimulan Rumah Swadaya. Bapak Karyono Karep – Desa Tajuk, Kec. Getasan, Kabupaten Semarang. Ibu Jumirah - Desa Tajuk, Kec. Getasan, Kabupaten Semarang. Ibu Sriyanah - Desa Tajuk, Kec. Getasan, Kabupaten Semarang; Thamrin - Desa Tajuk, Kec. Getasan Kabupaten Semarang. Suwarji - Desa Tajuk, Kec. Getasan Kabupaten Semarang.

Untuk diketahui, Hari Keluarga Nasional  diperingati setiap tahunnya pada 29 Juni untuk pengingat pentingnya peran keluarga dalam membangun bangsa yang kuat dan berdaya saing.*



Penulis: Annisa

Editor: Santjojo Rahardjo

Tanggal Rilis: Sabtu, 29 Juni 2024


Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1 

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur


Tentang BKKBN


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.


BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.


Dua Kepala Daerah di Bengkulu Terima Penghargaan KB Nasional



Semarang,-Tahun 2024, dari 10 kepala daerah tingkat kabupaten dan satu provinsi di Bengkulu terdapat dua kepala daerah yang menerima penghargaan pelaksanaan program keluarga berencana (KB) nasional.

Bupati Mukomuko Sapuan menerima tanda penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) dan Penjabat Walikota Bengkulu Arif Gunadi memperoleh tanda penghargaan Dharma Karya Kencana (DKK). Penghargaan tersebut diserahkan langsung Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. Hasto Wardoyo di Semarang, Jumat malam,28/6.

"Manggala Karya Kencana merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Pemerintah Pusat melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kepada sosok yang dinilai mempunyai dedikaasi tinggi terhadap program pengendalian penduduk".


Bupati Mukomuko mendapat tanda penghargaan tersebut atas dukungan pemerintah setempat terhadap perkembangan program KB nasional di daerah, sedangkan Pj. Walikota Bengkulu menerima penghargaan Dharma Karya Kencana (DKK) atas komitmen dan dukungan terhadap progam pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana).

Tanda penghargaan tersebut diberikan pada malam puncak peringatan Harganas ke-31 di Kota Semarang. Hadir menyaksikan, sejumlah pejabat tinggi di lingkup BKKBN dan pemerintahan kota semarang dan Povinsi Jawa Tengah (Jateng). Dharma Karya Kencana (DKK) merupakan penghargaan dari Kepala BKKBN yang diberikan kepada pimpinan institusi/mitra kerja yang memberikan komitmen, dukungan serta dharma baktinya melalui penyediaan tenaga, dana, sarana dan prasarana, dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana atau Program Kependudukan.


Dokter Hasto menyampaikan bahwa keberhasilan program nasional bergantung pada dukungan pemerintah daerah. Baik dukungan dengan kebijakan, anggaran dan bahkan dukungan penyediaan sarana dan pra sarana program KB," kata Hasto. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : Sabtu, 29 Juni 2024

Jumat, 28 Juni 2024

Hasto Minta Keluarga Indonesia Cintai Produk Lokal



Semarang, - Upaya mendukung pelaku usaha kecil menengah ditanah air pada Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 31 tahun 2024 ini pemerintah kembali menggelar pameran Gelar Dagang  

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UPPKA UMKM) di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (27/6) kemarin.

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari setelah dibuka resmi oleh Kepala BKKBN Dr. Hasto Wardoyo yang diikuti oleh para kelompok pemberdayaan ekonomi keluarga UPPKA seantero republik ini. 

Dalam sambutannya, ia mengajak keluarga Indonesia untuk meningkatkan rasa cinta akan produk dalam negeri khususnya produk kelompok pelaku usaha ekonomi kecil menengah. 

Membeli produk lokal merupakan salah satu cara untuk mendukung pelaku usaha dalam negeri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekaligus memacu perekonomian nasional. Untuk itu, pemerintah berupaya mendorong belanja produk lokal," ujar Hasto. 

Pameran gelar dagang ini diharapkan menumbuhkan rasa cinta produk dalam negeri, dan menggerakkan ekonomi rakyat, " ujar Hasto Wardoyo. 


Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari,S.H., MH disela pembukaan pameran tersebut mengatakan pameran dan gelar dagang UPPKA dan UMKM ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Harganas tahun ini. Dan siasat pembinaan terhadap kelompok pelaku usaha kecil menengah. 

"Stand BKKBN Bengkulu menjajakan berbagai produk. Tetdapat produk jenis kuliner, kerajinan dan komoditi khas Bengkulu yaitu kopi bubuk dan lempok durian, jeruk kalamansi, yang dijadikan icon daerah”.

Produk yang dijajakan merupakan salah satu produk hasil kelompok UPPKA binaan BKKBN Provinsi Bengkulu yaitu UPPKA Cemara Indah Kota Bengkulu. (Irs) 


Penulis        : Idris Chalik

Editor           : Rofadhila Azda, S. Ikom., M. A

Rilis              : Jumat, 28 Juni 2024.

Gerakan Kembali ke Meja Makan, Ingin Tumbuhkan Tiga Hal Penting



Semarang,-Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 31 tahun 2024, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar gerakan kembali ke meja makan sebagai salah satu strategi intervensi status gizi bayi dalam upaya mencegah stunting baru. 

Ada tiga hal yang ingin didapat dalam program "Kembali ke Meja Makan, Sarapan Pagi Bergizi Keluarga”. Pertama, agar di meja makan menjadi media komunikasi antar seisi keluarga. Kedua, kami ingin sekali mentransformasikan nilai-nilai kepada anak, nilai leluhur, budaya, karakter. 

Dan ketiga, agar menjadikan meja makan sebagai media koreksi, evaluasi, apakah meja makan telah memenuhi kriteria makanan sehat bergizi seimbang. Hal inilah berkaitan penuh dalam mendorong keberhasilan program percepatan penurunan stunting, " kata Kepala BKKBN Dr. Hasto Wardoyo ketika membuka Gerakan Kembali ke Meja Makan di Balai  Pangdam IV Diponegoro, Jumat, 27/6.

"Hal ini digelar untuk meningkatkan keharmonisan dalam keluarga sehingga menumbuhkan nilai dan fungsi keluarga. Sebagai upaya cegah stunting guna menuju Indonesia emas."ujar dokter Hasto.


Gerakan kembali ke meja makan yg berlangsung di Balai Diponegoro Kota Semarang Jawa Tengah (Jateng) merupakan aksi konvergensi unsur pentahelix, yaitu BKKBN Pangdam IV Diponegoro , Pemerintah Provinsi dan Kota Semarang. 

Upaya akselerasi penurunan prevalensi stunting di Jateng dimana pemerintah daerah didukung pihak swasta menggunakan dana CSR telah menyalurkan bahan pangan bergizi kepada 900 keluarga," kata Kepala Pusat Pelatihan Kerjasama Internasional (Pulin) BKKBN Ukik Kusuma Kurniawan kepada wartawan di Semarang, Jumat, 28/6.

Ukik menyebutkan gerakan kembali ke meja makan ini diikuti 150 keluarga yang didalamnya terdapat ayah, ibu dan anak balita. 

Pangdam IV Diponegoro Mayjen Deddy Suryadi menyampaikan, gerakan ini merupakan gagasan agar keluarga bisa kembali bersama sama  membangun komunikasi budaya bangsa yang telah terkikis oleh kemajuan teknologi sehingga mengabaikan kebersamaan dalam keluarga. 

“Waktu di meja makan adalah tempat yang tepat dan indah bagi keluarga, " ujar Pangdam IV Diponegoro Mayjen Deddy Suryadi.


Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana dalam sambutannya menyampaikan bahwa gerak ini sebuah langkah pasti untuk memutus mata rantai stunting dengan menggalakkan kembali nilai-nilai keluarga yang berbudaya. 

"Stunting kerja nasional,  untuk mewujudkan bangsa yg kuat dan keluarga berkualitas, dan itu dapat diraih melaui penerapan fungsi keluarga.

Meja makanlah tempat yang tepat untuk membangun kembali semangat kebersamaan. Yang mana saat ini tengah tergerus oleh pengaruh kemajuan teknologi. 


Mari kita gelorakan kembali gerakan ini, karena keluarga kunci utama membangun bangsa, " pungkas Nana Suryana. (irs) 


Penulis    : Idris Chalik

Editor      : Rofadhila Azda, S. Ikom., M. A

Rilis          : Jumat, 28 Juni 2024

Kamis, 27 Juni 2024

Akselerasi Intervensi Serentak Kiat Pemerintah Percepat Penurunan Stunting



Semarang, -Pemerintah terus berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya gizi pada bayi di bawah usia dua tahun ( Baduta) dan balita yang dijadikan sasaran prioritas pencegahan stunting. 

Tahun ini, Juni 2024 dijadikan bulan intervensi serentak pencegahan stunting dengan kegiatan pengukuran dan penimbangan bayi diseluruh wilayah ditanah air. 

Guna mempercepat penurunan stunting digelar pertemuan tingkat nasional bagi para ketua TPPS seluruh Indonesia baik daerah provinsi, kabupaten dan kota. Temu kerja yang melibatkan unsur Tim Percepatan Penurunan  Stunting (TPPS)  tersebut berlangsung dalam rangkaian peringatan  hari keluarga nasional (Harganas) Ke-31 di Kota Semarang, Kamis, 27/6.


"Temu kerja TPPS Nasional ini untuk mengejar sasaran intervensi serentak pengukuran dan penimbangan baduta, sehingga menyasar keluarga berisiko stunting," kata Sestama BKKBN Tavip Agus Rayanto, di Semarang, Kamis, 27/6.

" Ada lima hal utama dalam penurunan stunting. Diantaranya, penyiapan data keluarga berisiko stunting. Melakukan pendampingan kepada calon pengantin untuk memastikan remaja bebas stunting. Pendampingan kepada ibu hamil serta pemeriksaan kesehatan baduta," sebut Tavip.

Saat membuka temu kerja TPPS nasional ,Dokter Hasto mengawali sambutannya dengan menyebutkan mengapa pencegahan stunting penting. Karena, stunting barometernya tingkat kualitas SDM. "Human Capital index mencerminkan kemampuan daya saing seseorang".


Jika banyak anak- anak stunting maka akan mengurangi fungsi pemerintah dan instansi dalam pelayanan publik, jika diisi generasi stunting.  Dan, jika angka kematian bayi (AKB) tinggi maka human capital index itu rendah, " sebut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, 

" Stunting mempengaruhi skill manusia yang akan menunjukkan kemampuan manusia lemah. Untuk mencegah stunting kita harus meningkatkan human capital index kita. ".

Orang nomor satu di lembaga ini berharap temu kerja ini menemukan inovasi dan strategi percepatan intervensi serentak dengan  menyasar keluarga sasaran. Setelah terkumpul data 90 persen maka akan di verval, sehingga akhir Juni didapati   angka stunting dengan validitas yang tinggi. 

Ia mengingatkan semua pihak agar jangan mengabaikan ancaman anemia remaja. Karena dapat membuat anak generasi stunting. 


"Dari pernikahan sebanyak 1,54 juta (Data Simka) hamil per tahun yang melahirkan bayi stunting mencapai 300 ribu orang, dan sebesar 80 persen hamil di tahun pertama. Catin agar memeriksakan kesehatan dan mencegah anemia yang akan melahirkan stunting baru. Catin wajib memeriksa kesehatan dan pastikan bebas anemia. Batasi Pre Wedding dan  prioritaskan pernikahan, " pintanya. 

Tiga Ketua TPPS di Bengkulu hadiri temu kerja nasional,Wakil Bupati Kepahiang Zurdi Nata, Wakil Bupati Mukomuko Wasri, dan Ketua TPPS Kabupaten Lebong Fachrur Rozi. (irs) 


Penulis    : Idris Chalik

Editor      : Rofadhila Azda, S. Ikom., M. A

Rilis          : Kamis, 27 Juni 2024

Rabu, 26 Juni 2024

Ini Kiat BKKBN Untuk Siapkan ASN BerAkhlak



Semarang, -Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) sebagai lembaga pemerintah yang menjalankan kebijakan untuk pembangunan nasional. Salah satunya dengan mengembangkan kapasitas dan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) agar terus tumbuh menjadi institusi pemerintah yang melayani. 

Untuk mencapai tujuan tersebut, BKKBN  terus mengembangkan kompetensi ASN dengan  memgimplementasikan nilai-nilai "BerAkhlak",  sebagai kiat BKKBN dalam penyiapan aparatur yang kompeten dan menjunjung tinggi pribadi berkarya dan melayani. 

“BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif, " kata I Made Yudhistira Dwipayana kepada pewarta disela Grand Final Apresiasi ASN Keren dan BerAkhlak Tingkat Nasional di Semarang, 25/6.

"Dalam meningkatkan kompetensi ASN kita membuka ruang untuk mengikuti pelatihan-pelatihan formal maupun non formal," sebut Made. 

Made mengatakan salah satu bentuk reward yang diberikan kepada ASN BKKBN yaitu kandidat peserta ASN KeReN dan Ber-AKHLAK 2024 diundang untuk hadir secara langsung pada Grand Final Apresiasi ASN BKKBN KeReN dan Ber-AKHLAK 2024 yang diselenggarakan dalam rangka Hari Keluarga Nasional Ke 31 Tahun 2024 di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah.

"Dengan adanya Apresiasi ASN BKKBN KeReN dan Ber-AKHLAK 2024 ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi kinerja pegawai. Tentu akan memberikan dampak positif bagi BKKBN", ucap Made.


Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Rayanto menyampaikan bahwa pemberian apresiasi ini sebetulnya sudah berjalan lama. “Kita reform konsep kembali untuk memberikan apresiasi kepada semua golongan yang ada. Di samping itu sebetulnya juga ketika kita memberikan apresiasi ASN, tentu juga tidak hanya dilihat prestasi. Tapi dilihat konteks pengimplementasian program bangga kencana terhadap stunting," katanya kepada media usai acara, Selasa (25/6/2024).

Tujuannya, kata dia, mendorong yang lain  agar menjadi role model dan menjadi motivator ASN keren. "Harapannya nanti di tahun berikutnya semakin meriah dan menggairahkan terhadap peningkatan kompetensi SDM," ucapnya. (irs) 


Penulis  : Idris Chalik

Editor     : Rofadhila Azda, S. Ikom., M. A

Rilis         : Rabu, 26 Juni 2024

BKKBN Bengkulu Sabet Lima Prestasi Nasional



Semarang, -Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu tahun ini berhasil meraih lima prestasi tingkat nasional.

Penghargaan tersebut terdiri atas Kategori Tempat Praktek mandiri bidan Mitra Terbaik yang diraih TPMB Bunda Kabupaten Bengkulu Utara yang memperoleh peringkat III, Kelompok Bina Keluarga Remaja ( BKR) Lubuk Mukti Kabupten Mukomuko yang meraih peringkat terbaik III Kategori Kelompok Bina Keluarga Remaja Percontohan. 


Selain itu terdapat pemenang pada Kategori kelompok KB Pria yaitu Kelompok KB Pria Sejahtera dari Kabupaten Bengkulu Utara, Kategori Apresiasi Piawai DAK untuk kategori Pagu Anggaran dibawah 50 Milyar dengan predikat terbaik ke III, serta Apresiasi terhadap PKB Non ASN dengan meraih Juara III nasional. 

“Tanda penghargaan tersebut diterima pada Puncak Apresiasi dan Penghargaan dalam rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 31 tahun 2024 di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah”, ujar Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari,  Rabu, 26/6.


Ia berharap melalui prestasi yang diraih itu dapat menjadikan motivasi bagi seluruh unsur penggerak Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting," tutupnya. ((irs) 


Penulis            : Idris Chalik

Editor              : Rofadhila Azda,.S.Ikom, M.A

Rilis                  ; 26 Juni 2024

Ajang Kespro Kawula Muda, Strategi Penyiapan Generasi Berkualitas



Semarang, - Digelarnya ajang Kesehatan Reproduksi bagi kawula muda sebagai salah satu strategi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dalam penyiapan generasi yang berkualitas yang siap menjadi generasi penerus pembangunan berkelanjutan. 

Final Ajang Kespro Kawula Muda Jingle Dance Creation Challenge diikuti peserta dari 34 provinsi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja akan pentingnya Kesehatan Reproduksi Remaja dan meningkatkan capaian Pelayanan KB Pasca Persalinan dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting,” kata Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi-BKKBN, Dr. Drs. Wahidin. M.Kes, di Semarang, Selasa, 25/6 kemarin. 

Promosi tentang pentingnya kesehatan reproduksi remaja dan pendidikan kesehatan reproduksi diharapkan dapat lebih kreatif dan efektif, harap Deputi KB-KR. 



Selain itu ia juga menekankan agar pelayanan KB khusus nya KB Pascapersalinan terjadi peningkatan sehingga percepatan penurunan stunting segera terlaksana, " kata Wahidin Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu periode 2016.

"Kita mengajak generasi muda untuk menikah di usia yang tepat. Yaitu 21 tahun bagi putri dan 25 tahun bagi putra. BKKBN terus berupaya mengedukasi generasi muda, remaja untuk menikah di usia yang tepat, yakni minimal 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria. Juga setelah menikah dengan memperhatikan risiko kehamilan empat terlalu (4T) terlalu muda, terlalu tua usia kehamilan, terlalu rapat jarak usia kehamilan, dan jangan terlalu banyak melahirkan”.

Wahidin menyebutkan bahwa BKKBN tidak pernah menghalangi orang untuk menikah, namun selalu menganjurkan menikah di usia yang tepat dan memperhatikan usia ideal ibu melahirkan pada rentang 21-35 tahun," ujarnya.(irs) 


Penulis  : Idris Chalik

Editor    :  Rofadhila Azda, S. Ikom., M. A

Rilis        : Rabu, 26 Juni 2024

Jumat, 21 Juni 2024

Sudibyo: Jadikan Posyandu Rumah Sehat Keluarga


Bengkulu
,-Koordinator Program Manager Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan Stunting Pusat Dr. Sudibyo Alimoeso., M.A pada pekan ke-tiga Juni-2024 kemarin turun sambangi Bengkulu. Untuk memonitor dan evaluasi aksi pengukuran bayi serta intervensi serentak dalam rangka akselerasi penurunan stunting di Bumi Rafflesia. 

Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu menjadi salah satu lokasi fokus (Lokus) pantauan intervensi serentak stunting. Posyandu Bukit Sari dan Bogor Baru yang menjadi titik sasaran pantau.


Ia mengajak masyarakat agar cinta akan posyandu, menjadikan sebagai rumah sehat keluarga, melalui peran dan fungsinya dapat mewujudkan generasi yang sehat. Posyandu diharapkan mampu memfasilitasi pencegahan peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan serta persalinan, 

Sasaran intervensi serentak adalah keluarga berisiko stunting dengan kegiatan pengukuran panjang badan bayi, penimbangan berat badan bayi, pemeriksaan kesehatan ibu hamil serta pemeriksaan kesehatan dan pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi catin yang terindikasi anemia yang dipusatkan di Pos pelayanan terpadu (Posyandu). 

"Jadikan posyandu sebagai rumah sehat keluarga. Generasi yang sehat berawal dari peran dan fungsi posyandu. Dimana keluarga harus berpartisipasi aktif datang ke posyandu untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan bayi agar tetap sehat. Melalui aksi tersebut maka stunting di tanah air dapat teratasi," kata Sudibyo Alimoeso saat meninjau intervensi serentak di posyandu di wilayah kerja Puskesmas Desa Bukit Sari, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, Kamis, 20/6.


Untuk mengejar sasaran pada 2024 sebesar 14 persen maka pemerintah menggelar aksi intervensi serentak terhadap kelompok prioritas yaitu ibu hamil, pasca lahir dan baduta.

Terhadap catin yang ditemuinya, Sudibyo menghimbau agar dapat mendeteksi anemia secara manual dan konsumsi tablet tambah darah bagi catin anemia. Serta hindari asap rokok dalam kondisi hamil, sebab dapat menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan ibu hamil dan janin," ujar Sudibyo.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : Jumat, 21 Juni 2024

Pemkab Kepahiang Intervensi Ratusan Keluarga Berisiko Stunting



Bengkulu,- Pengukuran dan Intervensi serentak pada 20 Juni 2024 dilaksanakan di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Pemerintah setempat berhasil mengintervensi ratusan keluarga berisiko stunting. Dengan sasaran pengukuran panjang dan berat badan Bayi dibawah usia dua tahun (Baduta), pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan calon pengantin. 

Hal itu digelar guna terpantaunya status gizi dan perkembangan fisik bayi dalam rangka mendorong percepatan penurunan stunting di Bengkulu yang masih mencapai angka 20,1 persen (SKI)2023," kata Kepala Dinas Pengendalian penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3APPKB) Kabupaten Kepahiang Linda Rospita disela meninjau Intervensi dan pengukuran bayi serentak di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Bukit Sari, Kecamatan Kabawetan, Kepahiang, Jumat,21/6.

Intervensi serentak pada pekan ketiga Juni 2024 itu ditinjau langsung oleh Koordinator PM Satgas Stunting Pusat Dr. Sudibyo Alimoeso,M.A di Desa Bukit Sari, Posyandu Bogor Baru. Selain dua titik pelayanan tersebut beberapa posyandu juga melakukan hal yang sama, seperti Posyandu Desa Batu Kalung, Posyandu Tebat Monok, Desa Muara Langkap, dan Posyandu Desa Tanjung Alam dengan menyasar pelayanan sebanyak 358 keluarga berisiko stunting.



Intervensi pada kelompok balita sebanyak 293 anak atau sebesar 62 persen dari 470. Catin sebanyak sembilan orang dan ibu hamil sebanyak 56 orang," ujar Kadis DPPKBP3A Linda Rospita.

"Peran keluarga sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak dalam mencegah stunting. Kesadaran orangtua (ibu) merupakan kunci utama dalam mencegah potensi satunting pada bayi". 

Ia meminta kepada para ibu agar rutin setiap bulan untuk datang ke posyandu untuk memantau tumbuh kembang anak.  Apabila berat badan anaknya tidak naik atau  turun, agar  segera berkonsultasi ke petugas kesehatan atau kader di posyandu”, demikian Linda. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : Jumat, 21 Juni 2024

Senin, 17 Juni 2024

Puluhan Keluarga Terima Daging Qurban BKKBN


Karyawan BKKBN Bengkulu ikut proses penyembelihan hewan Qurban 

Bengkulu,-Puluhan keluarga di lingkup Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu menerima bantuan daging qurban pada perayaan Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah. 

Pada tahun ini 2024 Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu menerima satu hewan qurban yang disalurkan oleh Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Bengkulu untuk tujuh orang pengurban yang salah satunya pimpinan BKKBN Bengkulu. Daging qurban akan disalurkan kepada 70 keluarga sasaran prioritas.

Selain karyawan yang layak dan pantas menerima, daging qurban tersebut juga akan disalurkan kepada masyarakat di sekitar kantor BKKBN Bengkulu," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari, S.H., M.H kepada pewarta saat menyaksikan pemotongan hewan qurban di halaman kantor, Senin, 17/6.

Panitia Qurban Idul Adha 1445 H Kaantor Pwk BKKBN Bengkulu

"Kita (BKKBN) ditunjuk untuk menjadi penyalur daging qurban dari BSI. Dengan sasaran keluarga yang layak dan pantas mendapatkan, sebelumnya kita membentuk panitia qurban agar mekanisme penyalurannya tepat sasaran dan panitia telah menyiapkan sebanyak 70 kupon yang akan disalurkan kepada penerima manfaat," kata Zamhari.

Ia mengatakan, tujuan dari ibadah qurban adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT yang tidak hanya bersifat temporer pada idul adha saja, namun agar bernilai sepanjang hayat hingga terus meningkatkan niali-nilai ibadah.

Kepala Cabang BSI Bengkulu Ari Darmawan melalui Technical Marketing BSI Muhammad Iqbal menyebutkan bahwa pihaknya telah berbagi bersama masyarakat di Bengkulu dalam berbagai momentum. Kali ini pada perayaan hari raya Idul Adha 1445 H telah menyalurkan hewan qurban sebanyak empat ekor sapi untuk empat istansi pemerintah sebagai lembaga penyalur. 

Selain BKKBN Provinsi Bengkulu, juga terdapat diinstansi pemerintah lainnya di Kota Bengkulu seperti Poltekes Kemenkes, Kemenag Kota Bengkulu dan di lingkup BSI Cabang Bengkulu," ujarnya.(irs)

Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda,S.Ikom., M.A
Rilis : Senin, 17 Juni 2024

Kamis, 13 Juni 2024

BI Bersama BKKBN Bengkulu Segera Garap Desa Lokus Stunting

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari (kiri) bersama Kepala BI Bengkulu Darjana

Bengkulu,-Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu bersama Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu segera menggarap wilayah kabupaten yang tergolong tinggi angka prevalensi stunting. 

Yang menjadi lokus garapan yaitu Kabupaten Rejang Lebong dengan prevalensi stunting 28,6 persen, yang merupakan daerah dengan angka stunting tertinggi di Bengkulu, serta Kabupaten Kaur sebagai wilayah pesisir dengan angka stunting sebesar 14,3 persen. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Darjana menyampaikan bahwa BI Bengkulu siap bersinergi dan berkolaborasi dalam percepatan penurunan stunting dan kesejahteraan masyarakat Bengkulu melalui peran intervensi sensitif.

“Untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat kita bisa bersama melakukan gerakan menanam tanaman ketahanan pangan, seperti menanam cabe atau bawang merah dirumah agar pasokan dipasar juga terjaga. Selain itu menggandeng program pembinaan remaja sebagai kelompok berisiko stunting," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu Darjana kepada pewarta usai menerima audiensi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari, S.H., M.H di Kantor BI, Kamis, 6/6.

"Kita, melalui program GenBI yaitu Generasi Bank Indonesia akan terlibat dalam penanganan stunting bersinergi dengan BKKBN. Khusus untuk stunting, kami berencana bersinergi dan berkolaborasi, khususnya di beberapa wilayah yang memang prevalensinya tinggi, baik secara langsung berupa intervensi pangan yang bisa menurunkan ataupun bentuk kegiatan lain yang mendukung ke arah penanganan stunting". 

Langkah tersebut sebagai peran intervensi sensitif BI membantu pemerintah dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM). "BI mitra strategis pemerintah daerah siap mendorong percepatan terwujudnya SDM yang berkualitas. 

Meskipun BI tidak bersentuhan langsung terhadap penurunan stunting, namun harus terus bergerak bersama pemerintah daerah dalam pembangunan nasional dan daerah," kata Darjana.

Tak hanya itu, peran BI dalam mencegah stunting selain terus memantau harga bahan pokok agar tidak melampaui daya beli masyarakat juga melalui program pembinaan kelompok UMKM melalui pihak lembaga penyalur kredit usaha mikro," kata Kepala BI Bengkulu.

Kepala BKKBN Bengkulu Zamhari menyebutkan, pertemuan singkat itu dalam rangka mengimplementasikan Perpres Nomor 72/2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting yang memerintahkan pelaksanaan penurunan stunting secara konvergensi berbagai pihak.

"Kekuatan pentahelix dapat mengeroyok potensi risiko stunting. Unsur-unsur pentahelix yaitu pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas dan media massa melakukan aksi konvergensi pencegahan kasus tubuh kerdil," kata Zamhari.

Disebut Zamhari, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) terdapat enam daerah kabupaten di Bengkulu yang meningkat prevalensi stunting. "Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan, Kabupaten Seluma, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Mukomuko".

Dengan adanya keterlibatan banyak pihak dalam menangani stunting di Bumi Rafflesia diyakini kasus tubuh kerdil di daerah ini dapat ditekan hingga pada sasaran sebesar 12,55 persen pada 2024 dan mendorong capaian target nasional 14 persen. (irs)

Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A


Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi Upaya Siapkan Bidan Kompeten

Praktik lapangan pelatihan komptensi kontrasepsi

Bengkulu,-Pemerintah Provinsi Bengkulu terus berupaya meningkatkan kompetensi tenaga profesi bidan. Melalui Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu memberikan pelatihan pelayanan kontrasepsi bagi tenaga bidan di Bengkulu.

Tahun ini pelatihan dilaksanakan dalam dua angkatan, pada pekan pertama Juni 2024 berlangsung angkatan pertama yang melibatkan  sebanyak 15 orang. Pada tahun ini total bidan yang mendapat pelatihan kompetensi sebanyak 30 orang," kata Ketua Tim Kerja 7 BKKBN Bengkulu Drs. Zainin kepada pewarta, Rabu, 12/6.

"Penyediaan layanan kontrasepsi merupakan salah satu pilar dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga menjadi salah satu kunci tidak hanya dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan anak juga diharapkan dapat menekan kasus stunting".

Peningkatan kompetensi melalui pelatihan ini terus dilakukan BKKBN agar bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan mampu memberikan pelayanan kontrasepsi kepada calon akseptor yang sesuai standar.

Pelayanan Pelkon Raih 50 MKJP 

Disebut Zainin, untuk mengetahui keterampilan peserta pelatihan dalam memasang kontrasepsi pihaknya menggelar praktik lapangan untuk memasang kontrasepsi bagi pasangan usia subur di daerah ini," ujarnya.

Pada praktik lapangan tersebut telah berhasil melayani kontrasepsi jangka panjang jenis Intera Uterine Device (IUD) dan Implant dan telah melakukan pemasangan maupun pencabutan. Untuk pemasangan IUD 32 peserta dan 20 implant dan pelayanan pelepasan IUD tiga orang dan implant dua orang," rinci Zainin.(irs)

Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis : Rabu,12 Juni 2024

Senin, 03 Juni 2024

Pemprov Bengkulu Launching Kick Off Intervensi Stunting Serentak

Asisten 2 Setdaprov bersama unsur Forkopimda buka Kick Off Intervensi Stunting Serentak 

Bengkulu,-Pemerintah Provinsi Bengkulu awal Juni-2024 launching atau resmikan kick off gerakan nasional intervensi serentak pencegahan stunting di daerah itu. Yang satu satunya daerah yang canangkan aksi intervensi serentak disejumlah daerah kabupaten dan kota. Yang akan berlangsung pada Juni tahun ini.

Bengkulu,-Angka stunting di Bengkulu tahun ini mengalami peningkatan sebesar 0,4 persen dari sebelumnya. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 sebesar 20,2 persen. Angka tersebut meningkat dari 19,8 persen (SSGI) 2022.

Atas potret tersebut, Pemerintah Provinsi Bengkulu awal Juni tahun ini menggelar Kick Off Gerakan Nasional Intervensi serentak pencegahan stunting. Gerakan itu sebagai upaya mengatasi stunting melalui pencegahan sejak dini kepada kelompok berisiko stunting seperti remaja, catin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan dan balita," kata Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah melalui Asisten II Setdaprov RA. Denny ,S.H., M.M dalam sambutannya pada Kick Off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, di Bengkulu, Senin, 3/6.

Asisten II Setdaprov Buka kick off intervensi stunting

"Pencegahan stunting harus dilakukan secara masif oleh semua pihak dan tepat sasaran kepada keluargaberisiko sehingga kerja dilapangan dapat memberikan kontribusi pada pembangunan sumber daya manusia (SDM)".

Ia mengatakan, intervensi terhadap kelompok risiko stunting tersebut agar dapat dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah, swasta dan masyarakat agar mengambil peran intervensi masing-masing.

"Tidak dapat dilakukan hanya beberapa institusi. Ini harus dilakukan secara bersama-sama dan tepat sasaran. Libatkan pemerintahan desa dalam mengintervensi stunting. Selain Pemdes memiliki ruang yang cukup dalam pendekatan kepada masyarakat, juga desa memiliki dana desa untuk mengintervensi secara nyata dan harus tepat sasaran," ujarnya berulang.

Sejumlah ketua TPPS kabupaten dan kota di Bengkulu hadir pada Kick Off Gerakan Nasional Intervensi Stunting 2024 yang di perkuat sejumlah unsur Forkopimda Provinsi Bengkulu menghadiri acara tersebut.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Zamhari, S.H., M.H dalam sambutannya menyampaikan, “Melihat kenaikan angka stunting pada 2023, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk pencapaian target sebesar 12,55 persen pada 2024. Oleh karena itu perlu aksi bersama mencegah stunting yang melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah serta lembaga masyarakat dan praktisi. Contohnya kegiatan intervensi serentak secara nasional baik provinsi maupun kabupaten/kota yang diselenggarakan pada hari ini. Menjadi aksi nyata terhadap pencegahan stunting," kata Zamhari.

Zamhari, S.H., M.H Kepala BKKBN Bengkulu

Intervensi serentak pada Juni tahun ini, BKKBN Provinsi Bengkulu akan mengerahkan tim pendamping keluarga sebanyak 5601 orang, penyuluh kb/petugas lapangan keluarga berencana sebanyak 321 orang, satgas stunting provinsi sebanyak empat orang dan technical assistant satgas percepatan penurunan stunting kabupaten/kota sebanyak 10 orang untuk memaksimalkan pendampingan terhadap calon pengantin, ibu hamil, dan balita.

Dikatakan Zamhari, guna akselerasi percepatan penurunan angka stunting tahun 2024, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian penting dan fokus. Fokus kepada sasaran yang super prioritas yaitu ibu hamil dan bayi sampai usia dua tahun. Fokus pada wilayah garapan terutama yang kondisi keluarga resiko stuntingnya banyak atau  prevalensi stuntingnya tinggi.

Dan adanya pengawalan hasil penimbangan serentak oleh TPPS di berbagai level dan TPK. Optimalisasi kolaborasi percepatan penurunan stunting di seluruh lintas OPD baik di provinsi atau kabupaten/kota. Serta perlu adanya pemberian bantuan termasuk pangan tepat sasaran kepada keluarga berisiko stunting. Optimalisasi penggunaan dana DAK Kesehatan untuk PMT lokal dan dana BOKB khusus stunting. Hingga pada intervensi perubahan perilaku yang terus digalakkan secara terstruktur, sistematik dan masif di masyarakat," ujar Zamhari.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Moch. Redhwan Arif, S.Sos., M.PH mengatakan, intervensi secara serentak dan berkelanjutan di Provinsi Bengkulu pada Juni tahun 2024 sebagai upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pencegahan stunting yang bertujuan agar menurunnya jumlah balita stunting baru.

Kadiskes Provinsi Bengkulu Moch. Redhwan Arif

Gerakan serentak ini untuk mempertegas implementasi dari 10 aksi RAN Pasti yang diantaranya intervensi dengan memastikan telah dilakukan pendataan seluruh catin, bumil dan balita serta memastikan dilakukannya edukasi terhadap balita, ibu hamil dan calon pengantin dengan mengukur dan skrining.

Ia mengharapakan dengan aksi serentak ini agar semua balita bermasalah gizi dan bumil KEK serta catin yang memiliki masalah kesehatan dapat tertangani. Hal tersebut tentunya dengan memastikan alat antropometri terstandar dan tersedia di Posyandu serta mendukung penuh pelaksanaan 10 kegiatan pasti intervensi serentak pencegahan stunting. Selain itu, TPPS Provinsi Bengkulu juga akan melaksanakan kegiatan lintas sektor dengan menggandeng unsur pentahelix dalam pencegahan stunting dengan menekankan ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi berbasis pemberdayaan masyarakat," demikian Kadis Kesehatan.(irs)

Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis : Senin, 3 Juni 2024