Bengkulu,-Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) memiliki peran, fungsi dan tugas dalam pengembangan program KB atau pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana). Bangga Kencana menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan serta berfokus mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui penggunaan alat dan obat kontrasepsi bagi pasangan usia subur (PUS).
Perkembangan program KB tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas atau jumlah, jauh dari itu diperlukan perkembangan dari kuantitas program KB agar bermanfaat bagi kesehatan ekonomi dalam keluarga. Saat ini perkembangan program KB dari aspek kuantitas telah diakui keberhasilannya yang mampu menekan angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) hingga pada angka 2,2 anak tiap wanita selama masa subur.
Hingga Mei 2024 capaian peserta KB baru di Bengkulu sebanyak 7.237 akseptor dengan rincian peserta dengan metode jangka panjang sebanyak 2.500 peserta. Diantaranya Medis Operatif Wanita (MOW) 420 peserta, Medis Operatif Pria (MOP) 5 peserta, Intera Uterine Device (IUD) mencapai 487 peserta, dan implant sebanyak 1.588 peserta.
Melihat dari potret tersebut menunjukkan kualitas program KB masih tergolong rendah dengan peserta MKJP sebesar 34,54 persen. Sementara partisipasi masyarakat masih dominan menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek seperti suntik mencapai 3.356 peserta, pil sebanyak 1.032 peserta dan kondom 349 peserta atau sebesar 65,46 persen.
Hal itu disampaikan Ketua Tim Kerja VI Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Agus Veriansyah Dalimunthe kepada pewarta di Bengkulu, Senin, 8 Juli 2024.
Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Lini Lapangan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Arsyad menyebutkan bahwa untuk meningkatkan kualitas program KB diperlukan PKB/PLKB yang terus meningkatkan kompetensinya. Sesuai dengan peran, fungsi sebagai tugasnya untuk mendorong kualitas KB dari jangka pendek menjadi metode jangka panjang.
"Selain merencanakan, peran PKB/PLKB juga terdapat fungsi mengorganisasikan dan mengembangkan program KB Nasional dan program pembangunan lainnya di tingkat desa dan kelurahan. Jadi keberhasilan program KB di lapangan terletak pada kemampuan tenaga penyuluh KB di tengah masyarakat".
Program Bangga Kencana di Bumi Rafflesia diperkuat tenaga penyuluh sebanyak 300 orang lebih yang tersebar di sepuluh kabupaten dan kota dengan jumlah wilayah binaan sebanyak 1.513 desa dan kelurahan.
Kehamilan yang tidak diinginkan mempunyai konsekuensi serius bagi perempuan. Yang sering kali memaksa perempuan untuk menghadapi permasalahan sulit termasuk aborsi, menyerahkan anak untuk diadopsi, atau membesarkan anak tanpa dukungan finansial, fisik, dan emosional yang diperlukan.(irs)
Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A
Rilis : Senin, 8 Juli 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar