Rabu, 31 Juli 2024

Awasi Penyerapan Insentif Fiskal Percepatan Penurunan Stunting



Bengkulu,-Insentif Fiskal Percepatan Percepatan Penurunan Stunting digunakan untuk mendanai kegiatan yang manfaatnya diterima atau dirasakan langsung oleh masyarakat serta diprioritaskan mendukung kebijakan percepatan penurunan stunting.

"Dana fiskal tersebut tidak dapat digunakan untuk mendanai Gaji, Tambahan Penghasilan, dan Honorarium apalagi untuk digunakan perjalanan dinas," kata Kepala Biro Keuangan dan Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sunarto, SE.,MM dalam materinya pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Insentif Fiskal tahun 2024 di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Bengkulu, Rabu, 31/7.

Dana tersebut hanya dapat digunakan dalam beberapa kegiatan yang terkait program penurunan stunting secara langsung manfaatnya bagi masyarakat. Sehingga melalui kucuran anggaran tersebut diharapkan dapat mendorong percepatan penurunan stunting. 

Insentif Fiskal Penurunan stunting tahun 2024 di Provinsi Bengkulu sebesar Rp 17,1 miliar yang dikucurkan pada tiga kabupaten yakni Kabupaten Rejang Lebong, Seluma dan Bengkulu Utara yang masing-masing mencapai Rp 5,7 miliar. Agar tepat sasaran, maka mari bersama-sama kita awasi pengelolaan dana insentif tersebut.

Kepala Biro Keuangan dan Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sunarto, SE.,MM dalam materinya pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Insentif Fiskal tahun 2024 di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Bengkulu, Rabu, 31/7.

“Insentif fiskal kelompok kategori kesejahteraan masyarakat dapat digunakan dalam mendanai kategori kinerja penurunan stunting dalam bentuk pelaporan hasil penilaian kinerja konvergensi kabupaten dan kota. Dimana indikator kinerja BKKBN yaitu mencapai persentase sasaran calon pengantin/calon pasangan usia subur yang melakukan registrasi melalui aplikasi elektronik siap nikah dan siap hamil. Dengan outputnya Keluarga berisiko stunting yang mendapatkan pendampingan tim pendamping keluarga (TPK)”, ujar Sunarto.

Bayu Andy Prasetya, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Bengkulu menyampaikan bahwa Bimtek Insentif Fiskal tahun anggaran 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pemerintah daerah dalam pengelolaan dana tersebut, agar dapat tepat sasaran sesuai dengan petunjuk teknis sehingga dengan hal itu dapat berkontribusi nyata dalam mendorong pembangunan di daerah," ujar Bayu.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda,S.Ikom., M.A

Rilis : Rabu, 31 Juli 2024

bengkulu.bkkbn.go.id / keluargabengkulu.id

Telp./Fax : (0736) 2114

Jalan Pembangunan no. 10, Jembatan Kecil, Singaran Pati, Kota Bengkulu, Bengkulu. 38824

Selasa, 30 Juli 2024

BKKBN Laksanakan Sosialisasi Dan KIE Bangga Kencana di Bengkulu Selatan



Bengkulu- Sebagai upaya peningkatan pemahaman masyarakat terhadap Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta Percepatan Penurunan Stunting, Senin 29 Juli 2024 dilaksanakan Sosialisasi dan KIE Bangga Kencana dengan menggandeng Mitra Anggota Komisi IX DPR RI Hj. Elva Hartati, S.IP, MM.

Kegiatan yang berlangsung di Gedung Pemuda Kota Manna ini menyasar 250 peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Kab. Bengkulu Selatan.

Tak hanya itu, peserta yang hadir juga antusias mengikuti kegiatan ini. Beragam doorprize menarik telah disiapkan BKKBN seperti magic com, kompor gas, setrika hingga kipas angin.

Bunda Elva, sapaan khas bagi Anggota Komisi IX ini begitu antusias menanyakan kepada peserta metode kontrasepsi apa yang dipilih. Bagi peserta yang menggunakan kontrasepsi jangka panjang, Bunda Elva tak segan untuk memberikan hadiah langsung.


“Yaa, mana ibu - ibu yang bawa anak, tunjuk tangan, ibu pake kontrasepsi apa? Oke steril, mantap, langsung kita kasih hadiah magic com”, ujarnya.

Kegiatan sosialisasi ini merupakan kegiatan rutin bertemu kepada masyarakat dan memberikan edukasi yang jelas mengenai penggunaan alat kontrasepsi, pemahaman tentang stunting serta pemahaman bangga kencana.

Turut hadir pada kegiatan ini, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari,SH,MH, Kepala DP3AP2KB Bengkulu Selatan Ferry Kusnadi,SE serta PIC dari BKKBN Pusat (rda).


Penulis: Rofadhila Azda,S.IKom, M.A

Editor: Rofadhila Azda,S.IKom,M.A

Rilis: 30 Juli 2024

Jumat, 26 Juli 2024

Penyuluh KB: Peluang dan Tantangan di Era Komunikasi Digital



Program Keluarga Berencana (KB) sejak era 1970 an telah dikembangkan di tanah air. Yang menjadi program prioritas pemerintah antinatalis adalah peningkatan kualitas keluarga yang mandiri. Keberhasilannya tidak sedikit memberikan faedah terhadap pembangunan nasional atas mampu menekan populasi penduduk mencapai 100 juta jiwa lebih. Keberhasilan program yang digaungkan pemerintah Orba itu mampu menekan angka fertilitas dari angka 5,7 ke angka 2,2 anak lahir tiap wanita selama masa subur. 

Kita sepakati bahwa kunci keberhasilan program KB di masa lalu hingga saat ini terletak pada kekuatan Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) secara tatap muka. Kuatnya advokasi dan KIE atau penyuluhan KB selain mampu menggemakan program juga mampu menyadarkan masyarakat untuk berperan menyukseskannya dengan menjadi akseptor KB atau aktif dalam kegiatan pendukung lainnya di lingkungan. Dan tentu saja, penyuluh KB lah yang berhasil melakukannya di masyarakat.

Pada 2 Juli 2024, Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) genap berusia ke- 17 tahun. Menginjak usia remaja tersebut, Penyuluh KB saat ini berada pada era kemajuan indutri teknologi. Seiring perkembangan zaman dan dimasukinya era Revolusi Industri, penyuluhan KB menghadapi tantangan baru. Bukan saja pelaku penyuluhan KB harus mampu melakukan advokasi dan KIE dengan berbasis data dan informasi yang akurat, tetapi juga mampu memanfaatkan teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini. Pelaku penyuluhan yang dimaksud adalah Pengelola Program KB baik Pusat maupun Daerah, Penyuluh KB, Pembantu Pembina KB Desa, atau kader KB lainnya termasuk stakeholder terkait.

Helmi Suanda, S.Sos selaku Ketua IPeKB Daerah Provinsi Bengkulu mengaku belum lama menjadi penyuluh KB. Kendati baru 14 tahun sebagai penyuluh, namun dia telah merasakan perbedaan sistem dan cara kerja pada awal masa kerjanya dulu dengan era industri digital seperti sekarang ini. Era industri digital tidak dapat dibendung dan tidak dapat kita menghindarinya. Industri digital memiliki peluang dan dapat menjadi tantangan program KB yang dilakoni oleh Penyuluh KB. 

"Peluangnya, PKB dapat memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas KIE program bangga kencana dan pencegahan stunting kepada masyarakat. Dengan pemanfaatan teknologi informasi tersebut, ke depan, penyuluhan KB tidak harus dilakukan dilakukan dengan tatap muka. Penyuluh KB dapat memberikan penyuluhan lewat media sosial yang disesuaikan dengan kebutuhan. Dapat menggunakan media handphone untuk telepon, mengirim Short Message Service (SMS) atau WhatsApp (WA) yang disertai dengan gambar atau video yang sesuai. Atau materi penyuluhan dapat dikirim lewat media sosial lainnya seperti facebook, twitter, Instagram, skype, path, BBM, bee talk, me2day, BBM, tumblr, yahoo.com, dll. Namun penggunaan media ini harus lebih hati-hati dalam memilih materi karena sasaran yang sangat luas dan beragam serta berpotensi memicu perdebatan yang tidak perlu.

Dibalik itu tentu saja ada tantangan. Tantangan itu diantaranya, dimana dengan kemajuan teknologi informasi dapat menimbulkan kompeklesitas permasalahan didalam masyarakat seperti munculnya berita hoax, dan meningkatnya permasalahan remaja akibat pengaruh teknologi informasi (Media sosial). Dan, penyuluh harus mampu meng upgrade diri untuk menyesuaikan dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi," ujar Helmi.

Di tengah kemajuan industri ini, tenaga penyuluh dituntut untuk selalu dan terus membangun serta mengembangkan inovasi-inovasi agar tetap berdiri tegak lurus ditengah kemajuan dan kemandirian masyarakat. Tidak dapat dibantah bahwa sebagian kelompok masyarakat yang melek digital, tentunya akan mudah diedukasi melalui sarana modern. Penyuluh KB dituntut aktif dalam berbagai kegiatan sosial masyarakat dan keagamaan, hal itu untuk menjawab tantangan dari kemajuan teknologi dewasa ini.

"Dirgahayu IPeKB ke-17. Jadikan moment untuk pengembangan diri dan organisasi, agar menjadikan organisasi profesi yang mulia dan memberikan nilai agung dalam pembangunan nasional".


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom.,M.A

Rilis : Jumat, 26 Juli 2024

Kamis, 25 Juli 2024

Gubernur : TMMD Menangkal Ancaman Disintegrasi Bangsa



Bengkulu,- Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah saat membuka Dharma Bhakti TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-121 di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu menyebutkan, bhakti TMMD digelar guna meningkatkan kemanunggalan TNI dan masyarakat.

"TMMD dapat menangkal ancaman-ancaman disintegrasi bangsa, yang masih relevan hingga masa datang dalam pemerataan pembangunan desa. Karena memiliki nilai pembangunan berupa sasaran fisik dan non fisik yang telah dirasakan langsung oleh masyarakat khususnya warga pedesaan," ujar Gubernur Rohidin di PUT, Rabu, 24/7.

Pembukaan Dharma Bhakti TMMD Kodim 0409/RL ke-121 tahun 2024 itu  dipusatkan di Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT) hadir mendampingi Gubernur Rohidin, Komandan Korem 042/Gamas yang diwakili Kepala Staf Korem (Kasrem) Kolonel Kav Husnizon,S.I.P, Sekretaris Daerah Kabupaten Rejang Lebong Yusran Fauzi (Sekdakab) Rejang Lebong, Kapolres Rejang Lebong dan Kepala Kejaksaan Negeri RL, Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu Zamhari, S.H., M.H, Kasiter Korem 041/Gamas Mustofa Akbar Mahdfuzd,SE,M.IPol serta beberapa pejabat di lingkup Pemprov Bengkulu dan kabupaten setempat.


“Pada TMMD ke-121 ini terdapat sasaran fisik berupa pembangunan dan perbaikan infrastruktur, antara lain pembangunan sarana transportasi berupa pembukaan badan jalan dan pembuatan plat deker yang sangat bermanfaat bagi masyarakat,” sebutnya.

Sementara itu Komandan Kodim (Dandim) 0409/RL Letkol ARH Mochmad Erfan Yuli Saputro menyempaikan bahwa Dharma Bhakti TMMD ke-121 berlangsung di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Rejang Lebong.

Bhakti TMMD ini tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, seperti membangun badan jalan desa dan bedah rumah tidak layak huni. Namun Pembangunan kualitas SDM pun menjadi bagian prioritas dalam bhakti TMMD tahun ini. 


"Bhaksos pelayanan KB, penyediaan sumber air bersih, bedah rumah tidak layak huni dan bahkan sosialisasi intensifikasi pelayanan KB kepada masyarakat juga menyemarakkan rangkaian bhakti TMMD," kata Erfan kepada pewarta, Rabu, 24/7. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom.,M.A

Rilis : Kamis, 25 Juli 2024


bengkulu.bkkbn.go.id / keluargabengkulu.id

Jalan Pembangunan no. 10, Jembatan Kecil, Singaran Pati, Kota Bengkulu, Bengkulu. 38824

TNI Bersama BKKBN Bangun Sarana Air Bersih Solusi Cegah Stunting



Bengkulu,-Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam hal ini Komando Resort Militer (Korem) 041 Gamas melalui Komando Distrik Militer (Kodim) 0409/RL, bersama Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu bersinergi dalam percepatan penurunan stunting di daerah itu. 

Sinergitas tersebut melalui beberapa inovasi, berupa penyediaan air bersih dengan membangun sumur bor dan pemberian abon ikan lele kepada 200 keluarga berisiko stunting, pemberian bibit unggul padi pun ikut diberikan kepada petani sawah yang dapat memenuhi hamparan puluhan hektar sawah di wilayah Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kab. Rejang Lebong, Bengkulu.

Komandan Kodim 0409/RL Letkol ARH Mochmad Erfan Yuli Saputro menyampaikan bahwa penyediaan sumber air bersih ini dalam rangka mendukung progam nasional tentang percepatan penurunan stunting dalam bentuk pembangunan sumur bor.


"Sumur bor dibangun di Desa Belumai I, Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT) yang merupakan salah satu inovasi bersama dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Rejang Lebong, khususnya di desa yang tergolong terpencil dan perbatasan," ujar Dandim RL Erfan kepada pewarta di sela pembukaan Dharma Bhakti TMMD Kodim 0409/RL ke-121 tahun 2024.

Tidak hanya penyediaan sumber air bersih, kata Dandim Erfan, pemberian sumber protein hewani pun menjadi bagian inovasi pencegahan stunting. "Kita salurkan sumber protein berupa Abon Ikan Lele yang dibagikan secara gratis kepada 200 keluarga berisiko stunting," kata Erfan, Rabu,24/7.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari, S.H., M.H menyampaikan, penyediaan air bersih dalam mendukung percepatan penurunan stunting ini sebauh program besar. Yang menjadi inovasi strategis dalam akselerasi PPS," kata Zamhari.

Melalui program tersebut, ia optimis prevalensi stunting di daerah ini akan mengalami penurunan yang signifikan. Dengan demikian akan tumbuh generasi yang tumbuh berkualitas," harapnya.


Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merilis prevalensi stunting di Rejang Lebong sebesar 28,6 persen. Yang merupakan angka tertinggi di Provinsi Bengkulu disusul Kabupaten Mukomuko 27,1 persen.

Sementara itu, Kepala Desa Belumai I Kasmiyati menyebutkan, sumur bor yang dibangun TNI dan BKKBN di desanya itu dapat memberikan manfaat kepada 150 KK. 

"Desa Belumai dengan warga sebanyak 450 KK, yang selama ini mendapat air bersih dari sumber PDAM Umum dan Air Pamsimas. Melalui penyediaan air bersih ini, maka akan tercukupi kebutuhan air bersih bagi warga. Dari jumlah tersebut sebanyak 150 KK akan mendapat saluran air bersih dari sumur tersebut," kata Kades Belumai Kasmiyati.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : Kamis, 25 Juli 2024


bengkulu.bkkbn.go.id / keluargabengkulu.id

Jalan Pembangunan no. 10, Jembatan Kecil, Singaran Pati, Kota Bengkulu, Bengkulu. 38824

Dharma Bhakti TMMD di Rejang Lebong Gelar Bhaksos Pelayanan KB



Bengkulu,-Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu bersama Komando Distrik Militer (Kodim) 0409/RL terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas program KB di Bumi Pat Petulai. Kali ini sinergitas itu melalui bhakti sosial pelayanan KB dalam menyemarakkan dharma bhakti TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).

Tahun ini TNI, yaitu Kodim 0409/RL menggelar dharma bhakti TMMD ke-121 yang fokus membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) di Bengkulu, khususnya di Kabupaten Rejang Lebong," kata Komandan Kodim (Dandim) 0409/RL Letkol ARH Mochamad Erfan Yuli Saputro kepada pewarta usai pembukaan TMMD di Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT), Rabu, 24/7.

Dikatakan Dandim Erfan, bahwa TNI bersama pemerintah daerah dan BKKBN Bengkulu mengembangkan beberapa inovasi dalam upaya peningkatan kualitas keluarga dan masyarakat, berupa kegiatan pelayanan KB, pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) dan penyediaan sumber air bersih serta sosialisasi program nasional lainnya.


Dengan adanya bhaksos pelayanan KB dapat mendekatkan akses program KB ditengah masyarakat wilayah perbatasan dan desa terpencil, sehingga menekan angka PUS yang tidak ber-KB,”ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Rejang Lebong Sutan Alim, S.Sos mengatakan sinergitas lintas lembaga ini dalam rangka medorong percepatan program KB.

"Pada pelayanan KB dalam rangka dharma bhakti TMMD yang berlangsung di Kecamatan PUT tahun ini telah melayani sebanyak 64 akseptor. Terdapat peserta Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sebanyak 23 akseptor, seperti implan 20 akseptor dan Intera Uterine Device (IUD) tiga akseptor. Tak hanya KB jangka panjang, masih terdapat peserta dengan menggunakan kontrasepsi suntik enam peserta dan Pil 32 peserta," jelas Sutan.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : Kamis, 25 juli 2024


bengkulu.bkkbn.go.id / keluargabengkulu.id

Jalan Pembangunan no. 10, Jembatan Kecil, Singaran Pati, Kota Bengkulu, Bengkulu. 38824

Tekan Unmet Need, Intensifkan Pelayanan KB Wilayah Perbatasan



Bengkulu,- Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu mencatat pada 2024 tahun ini jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 331.783 pasang. Dari jumlah PUS sebanyak itu masih terdapat yang belum ber-KB sebesar 8,9 persen.

Mendorong kuantitas KB, strategi menekan angka PUS yang tidak terlayani atau unmeet need hingga pada posisi 8,48 persen pada 2024 tahun ini. Untuk menekan Unmeet Need kita perlu menggarap wilayah khusus seperti daerah perbatasan dan terpencil," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari, S.H., M.H disela Sosialisasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan KB-KR Wilayah Khusus di Kecamatan PUT Rejang Lebong, Bengkulu, Rabu, 24 Juli 2024 kemarin.


"Kita segera tindak lanjuti intensifikasi KB wilayah khusus ini dengan segera menggelar pelayanan KB di wilayah perbatasan. Yang berkolaborasi dengan pemerintahan dan perwakilan BKKBN tetangga, seperti Perbatasan Sumsel-Bengkulu, Sumbar-Bengkulu dan wilayah perbatasan Provinsi Lampung".

Selain upaya menekan angka PUS tidak terlayani, garapan KB wilayah perbatasan tersebut bertujuan mendekatkan akses program KB di tengah masyarakat pedesaan. Kesertaan KB modern khsusunya MKJP implan, IUD, MOP dan MOW dijadikan strategi dalam menekan unmeet need.

Intensifikasi dan integrasi pelayanan KB-KR wilayah khusus juga bertujuan untuk percepatan program penurunan stunting. Dan melalui langkah ini diharapkan dapat meningkatkan peran mitra kerja baik tingkat pusat hingga daerah dalam pelayanan KB," demikian Zamhari. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda,S.Ikom., M.A

Rilis : Kamis, 25 Juli 2024


bengkulu.bkkbn.go.id / keluargabengkulu.id

Jalan Pembangunan no. 10, Jembatan Kecil, Singaran Pati, Kota Bengkulu, Bengkulu. 38824

Selasa, 23 Juli 2024

BKKBN Bengkulu Terima Penghargaan Pemenuhan Hak Anak



Bengkulu,-Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu terima penghargaan dari Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kota Bengkulu. Penghargaan tersebut diraih atas kepedulian dan partisipasi dalam pemenuhan hak anak Indonesia di lingkup lembaga pembinaan tersebut.

"Wujud peduli BKKBN melalui kerjasama pembinaan anak dengan kegiatan sosialisasi program Pusat Informasi Konseling-Remaja bagi anak binaan. Kerjasama dua lembaga pemerintah itu telah berlangsung sejak 2022 lalu. Dan sosialsiasi digelar secara kontinu dua kali setiap bulan".

Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari,S.H., M.H kepada pewarta usai menghadiri pencanangan PIN Polio Tahap II tingkat Provinsi Bengkulu di Balai Semarak, Bengkulu, Selasa, 23 Juli 2024.

Ditegaskan Zamhari, perlindungan terhadap anak merupakan hak anak bangsa yang telah dituangkan di dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD 1945). Dalam pasal 28B ayat 2 telah diatur dan dijamin tentang hak-hak yang harus didapatkan anak. Diantaranya adalah hak hidup, hak tumbuh dan berkembang serta hak mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.  

Atas amanat konstitusi tersebut, BKKBN melalui program pembangunan kependudukan dan pembangunan keluarga yang diamanatkan dalam UU Nomor 52/2009 mengambil peran pembinaan anak. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : Selasa, 23 Juli 2024

bengkulu.bkkbn.go.id / keluargabengkulu.id

Jalan Pembangunan no. 10, Jembatan Kecil, Singaran Pati, Kota Bengkulu, Bengkulu. 38824

Pemprov Bengkulu Targetkan Imunisasi Polio Sasar 287 Ribu Anak


Bengkulu,-Dalam rangka memutus transmisi virus polio dan meningkatkan imunitas terhadap polio, secara serentak pemerintah menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di 27 provinsi yang ditandai dengan Kick Off PIN Polio pada 23 Juli 2024.

Pemerintah Provinsi Bengkulu menargetkan pada pekan imunisasi ini sebanyak 287.541 anak mendapat imunisasi," kata Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah dalam sambutannya yang dibacakan Asisten I Setda Prov Drs. Khairil Anwar,M.Si pada Kick Off PIN Polio tahap II di Provinsi Bengkulu, Selasa, 23/7.

Imunisasi ini untuk meningkatkan imunitas terhadap polio. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025. Yaitu meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu harapannya agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya bisa terwujud, " sebut Khairil Anwar.

Guna mencapai tujuan tersebut maka diperlukan perencanaan, pembangunan yang sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan melibatkan kerjasama serta komitmen dari lintas program dan lintas sektor lainnya. 


"Sasaran PIN adalah  seluruh anak usia 0 – 7 tahun, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Sasaran provinsi bengkulu 287.541 anak dengan target cakupan sekurang – kurangnya adalah 95 persen ".

Penyakit polio merupakan salah satu kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia dan seluruh negara telah berkomitmen untuk mewujudkan eradikasi polio termasuk indonesia. Berdasarkan penilaian risiko yang dilakukan oleh badan kesehatan dunia (world health organization) sebagian besar kabupaten/kota Indonesia dikategorikan wilayah risiko tinggi penularan polio. 

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari, S.H., M.H mengatakan, gerakan PIN Polio merupakan bagian dari implementasi program pembangunan kependudukan dan pembangunan keluarga dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan menuju bangsa yang mandiri," kata Zamhari disela pencanangan PIN Polio tahap II tingkat Provinsi Bengkulu.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda,S.Ikom., M.A

Rilis : Selasa, 23 Juli 2024


bengkulu.bkkbn.go.id / keluargabengkulu.id

Jalan Pembangunan no. 10, Jembatan Kecil, Singaran Pati, Kota Bengkulu, Bengkulu. 38824


Kampanye Pencegahan Stunting, Berdayakan Kader KB dan TPK



Bengkulu,-Kendati tahun 2024 merupakan akhir dari program Percepatan Penurunan Stunting (PPS) seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 71 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting yang dilakukan secara konvergensi lintas sektor dengan sasaran nasional akhir tahun ini dapat menekan prevalensi stunting sebesar 14 persen.

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu bersama Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) turun di sejumlah wilayah kabupaten dan kota di Bumi Rafflesia.

Pekan ketiga Juli 2024 kampanye pencegahan stunting turun di Kelurahan Babatan, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma yang merupakan wilayah perbatasan Kota Bengkulu dan Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu dengan sasaran prioritas keluarga berisiko stunting (KRS) di daerah itu.

"Kampanye pencegahan stunting di wilayah perbatasan ini sebagai langkah menyisir wilayah-wilayah rentan. Dengan menyasar sebanyak 350 orang peserta dari berbagai kelompok rentan diantaranya remaja, ibu hamil, menyusui dan keluarga yang memiliki balita bahkan lansia. Selain kampanye stunting, pada moment ini agar menjadi peluang membangun ketahanan keluarga," disampaikan Kepala Pewakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari, S.H., M.H saat kampanye stunting bersama Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati,S.IP., M.M di Kelurahan Babatan, Senin, 22/7.

Hadir di tengah ratusan peserta kampanye tersebut, selain dua tokoh tersebut, tampak kepala pemerintahan Kecamatan Sukaraja dan Kelurahan Babatan mengikuti sosialisasi pencegahan stunting. 


"Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Kondisi gangguan pertumbuhan sebenarnya  dapat dicegah. Ada beberapa cara mencegah stunting yang dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa upaya, selain pengasuhan sejak janin dalam kandungan. Orang tua memastikan anak mendapat asupan gizi berimbang, makan buah dan sayur yang sehat. Mencukupi asupan gizi sejak pembuahan sel telur hingga anak berusia dua tahun," kata Kepala BKKBN Bengkulu.

Ia mengajak pemerintah setempat untuk memberdayakan secara maksimal kader yang ada di desa. Baik kader KB desa maupun kader tim pendamping keluarga. Tiap desa terdapat tiga personel kader TPK yang terdiri unsur kader PKK desa, bidan desa dan kader KB desa.

"Kader yang ada di tingkat desa/kelurahan dapat diberdayakan oleh pemerintahan desa/kelurahan, dengan peran dan fungsinya dapat memberikan pendampingan kepada keluarga-keluarga kelompok berisiko stunting".

Melalui aksi nyata berbagai komponen masyarakat dan pemerintah maka diyakini pencegahan stunting dapat membuahkan hasil yang signifikan dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM)ujarnya optimis. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda,S.Ikom., M.A

Rilis : Selasa, 23 Juli 2024

bengkulu.bkkbn.go.id / keluargabengkulu.id

Jumat, 19 Juli 2024

Validasi Data Keluarga, BKKBN Bengkulu Sasar 253 Ribu KK



Bengkulu,-Guna mendapatkan data keluarga yang valid, maka hasil pendataan keluarga tahun 2021 terus dimutakhirkan. Tahun ini Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu segera memvalidasi pendataan keluarga (PK) 24 di daerah ini.

Dengan target sasaran sebanyak 253 ribu lebih kepala keluarga (KK) yang tersebar disejumlah kabupaten dan kota. Keluarga sasaran tersebut terdapat di 116 kecamatan dan 425 kelurahan/desa.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Zamhari, S.H., M.H mengatakan, untukmendapatkan hasil data kependudukan yang berkualitas perlu penyiapan  kualitas kader pendata yang mampu memaknai indikator - indikator dalam proses pendataan  kepada keluarga sasaran.

Untuk menyajikan data yang akurat BKKBN memulainya dengan menggelar workshop teknis aplikasi pemutakhiran PK24 dengan melibatkan puluhan personel managemen dan supervisor data dari seluruh kabupaten dan kota di Bengkulu.

Dengan tersedianya data kependudukan yang benar dan valid maka akan berkontribusi dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai bidang seperti kependudukan maupun program pembangunan nasional lainnya," kata Kepala BKKBN Bengkulu.



Pendataan keluarga merupakan kegiatan yang krusial karena menyajikan basis data keluarga sebagai bahan intervensi program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan progarm lainnya baik daerah maupun pusat.

Pemutakhiran PK ini, kata Zamhari selain menghasilkan data keluarga, juga terdapat data individu by name by address. Data tersebut dapat dijadikan peta sasaran intervensi program yang meliputi beberapa indikator, baik indikator demografi, kependudukan dan data keluarga berisiko stunting," sebut Zamhari.

Hasil PPK23 lalu mencatat masih tingginya unmet need diatas 8,5 persen. Kota Bengkulu sebesar 14 persen, Kabupaten Kaur 12,8 persen, Bengkulu Utara sebesar 8,9 persen.

Atas potret tersebut, ia meminta agar daerah yang angka masih tinggi tersebut agar lebih meningkatkan kinerja di lapangan untuk menekan PUS yang tidak terlayani.

"Hasil pemutakhiran PK24 sebagai penilaian indikator kinerja utama BKKBN dan OPD KB," kata Kepala BKKBN Zamhari. 

Ketua Tim Kerja V Bidang Lini Lapangan Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu  Drs. Arsyad, M,Si menyebutkan, menjelang pelaksanaan pemutakhiran PK24, digelar workshop teknis aplikasi pemutakhiran PK24. Yang berlangsung secara online dan ofline dengan melibatkan 90 orang peserta.

Workshop yang digelar itu guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para manager data di daerah agar mempu menyalurkannya kepada tenaga kader pendata tingkat desa dan kelurahan," kata Arsyad kepada pewarta di Bengkulu, Jumat, 19/7.

Ia menyampaikan, pemutakhiran data keluarga tahun ini berlangsung satu bulan penuh yang dijadwalkan pada Agustus 2024 sejak 01 hingga 31 Agustus 2024," sebutnya.

Ditambahkan Arsyad, pentingnya pemutahiran data keluarga ini mengingat dari hasil PK BKKBN telah digunakan oleh banya lembaga dan instansi lain. Maka dari itu, dalam rangka pemenuhan kebutuhan data dan informasi yang valid maka perlu diperbaiki atau divalidasi," ujar Arsyad.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda,S.Ikom., M.A

Rilis : Jumat, 19 Juli 2024


Kamis, 18 Juli 2024

Jangan Lama Gunakan KB Hormonal, Segeralah Ganti Cara

Konselor Satyagatra BKKBN Bengkulu (tengah)

Bengkulu,-Ada dua jenis kontrasepsi modern yaitu hormonal dan non hormonal. Yang semua digunakan untuk mengatur jarak kehamilan ideal bagi pasangan usia subur (PUS). 

KB Hormonal seperti pil, suntik dan implant. KB non hormonal terdapat kondom, intera uterine device (IUD). KB hormonal dianjurkan agar tidak digunakan dalam waktu lama. Sebaiknya segeralah untuk berganti cara ke non hormonal seperti medis operatif wanita (MOW) atau yang dikenal dengan tubektomi dan medis operatif pria (MOP) atau vasektomi dan IUD yang dikenal juga dengan istilah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

Selain dapat meminimalisir dari dampaknya, juga akan menjaga agar tidak terjadinya putus pakai kontrasepsi. Di sinilah dituntut peran tenaga penyuluh KB meningkatkan pemahaman masyarakat/PUS. Sehingga kualitas program KB dapat tumbuh," kata Ketua Tim Kerja 7 Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Drs. Zainin saat bincang bersama pewarta di kantornya, Kamis, 18/7.

Pengelola rumah konsultasi tenaga konselor pada pusat pelayanan keluarga sejahtera (Satyagatra) BKKBN Bengkulu Rahmi Eka Mardiansih menyebutkan, kontrasepsi hormonal pil,suntik ideal penggunaannya tidak melebihi dari lima tahun. Dan untuk penggunaan implant tidak melebihi dua periode atau enam tahun, dan itupun mestinya jedah satu hingga dua bulan untuk menetralisir hormon.


Kenapa peserta KB hormonal tidak dianjurkan dalam waktu yang lama, pasalnya dapat berdampak pada kesehatan peserta dalam jangka panjang dan pendek. Dampak jangka pendeknya, berpengaruh berat badan, gangguan siklus menstruasi, hingga mengalami mual, muntah, pusing, sakit kepala.

Bahkan bisa berdampak jangka panjang pada kesehatan bagi pengguna yaitu menopause dini yaitu dibawah usia 50 tahun, bahkan dapat berisiko kanker yang berhubungan ke rahim," sebut Rahmi.

Dan yang paling aman digunakan yaitu kontrasepsi non hormonal dengan metode jangka panjang seperti IUD atau AKDR. Karena tidak berdampak pada ASI. Kontrasepsi ini mencegah kehamilan dalam rentang waktu sampai 10 tahun, dan bisa dengan mudah dilepas jika ingin memiliki anak lagi.

Secara terpisah, Ketua Tim Kerja 5 Pelaporan dan Statistik Agus Veriansyah Dalimunthe,S.Ikom menyebutkan peserta KB hormonal masih terbilang tinggi mencapai 89 persen.

" Hingga Mei-2024 peserta KB aktif di Provinsi Bengkulu sebanyak 253.141 akseptor. Diantaranya pengguna kontrasepsi hormonal jenis pil sebanyak 32.988 peserta, suntik mencapai 151.858 akseptor dan implant sebanyak 39.835 pengguna," sebut Agus.

Sedangkan peserta KB dengan jenis non hormonal hanyak sebanyak 28.640 akseptor. Terdapat pengguna kondom sebanyak 11.043, MOP hanya 619 akseptor, MOW sebanyak 7.224 dan IUD terdapat 9.574 peserta.(irs)

Penulis : Idris Chalik
Editor : Rofadhila Azda, S.ikom., M.A
Rilis : Kamis, 18-Juli-2024 

Rabu, 17 Juli 2024

Pelayanan KB di Bengkulu Diperkuat Ratusan Faskes



Bengkulu,-Pelayanan Program Keluarga Berencana (KB) di Provinsi Bengkulu diperkuat ratusan fasilitas kesehatan (faskes) untuk medorong keberhasilannya baik dari kuantitas maupun kualitas.

Fasilitas kesehatan pemerintah sebanyak 203 faskes, fasilitas kesehatan swasta sebanyak 40 faskes dan terdapat jejaring 12 fasilitas seperti pusat pelayanan terpadu (pustu) dan pusat pelayanan terpadu (pusyandu) yang tersebar disejumlah daerah kabupaten dan kota di Bengkulu.

"Sebanyak 330 faskes untuk memperkuat pelaksanaan dan keberhasilan program KB baik dalam kuantitas maupun kualitas," kata Ketua Tim Kerja Pelaporan dan Statistik Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Agus Veriansyah Dalimunthe kepada pewarta di kantornya, Rabu,17/7.

Selain diperkuat ratusan faskes, terdapat tenaga penyuluh lapangan KB yang mencapai 308 orang yang tersebar di 10 kabupaten dan kota. Pada Februari 2024 lalu jumlah penyuluh KB tercatat di Kabupaten Seluma sebanyak 27 orang, Rejang Lebong 35 orang, Mukomuko 45 orang.

Selain itu terdapat di Kabupaten Lebong 19 orang, Kabupaten Kepahiang 12 orang, di Kota Bengkulu sebanyak 29 orang, Kabupaten Kaur mencapai 34 orang, Bengkulu Utara mencapai 44 orang, Kabupaten Bengkulu Tengah sebanyak 20 orang dan Bengkulu Selatan terdapat 39 orang.

PKB/PLKB tersebut melalui peran dan fungsinya dapat melayani/ mengedukasi 334.345 pasangan usia subur (PUS) yang tersebar di 1.513 desa di Provinsi Bengkulu," kata Ketua Tim Kerja Pelaporan dan Statistik BKKBN.

Optimalisasi peran dan fungsi penyuluh KB akan memberikan keberhasilan program KB. Sebab, PKB/PLKB selain mengedukasi PUS untuk menggunakan kontrasepsi modern dan menekan angka unmet need juga harus mampu meningkatkan kualitas program dengan menumbuhkan minat penggunaan kontrasepsi jangka panjang dan jenis kontrasepsi non hormonal.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : Rabu, 17 Juli 2024

Selasa, 16 Juli 2024

Hari Kependudukan Dunia, BKKBN Bengkulu Gelar Pelayanan Terpadu di Pulau Terluar

 


Bengkulu,-Memperingati Hari Kependudukan Dunia tahun ini, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu akan menggelar pelayanan terpadu di pulau terluar, Pulau Enggano.

Pelayanan terpadu bersama TNI Korem 041/Gamas dijadwalkan akan digelar pada 30 Juli - hingga  3 Agustus 2024. Pelayanan terpadu berupa pelayanan bakti sosial KB, Pemberdayaan Kampung KB, serta penguatan dan pembinaan kelompok kegiatan (poktan)," ujar Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari, S.H., M.H kepada pewarta di kantornya pada awal pekan ketiga Juli 2024 baru ini.

Pulau Enggano merupakan satu kecamatan yang merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara yang memiliki enam desa dengan jumlah penduduk lebih kurang 4000 jiwa. Populasi penduduk di pulau tersebut dari tahun 2020 terus mengalami peningkatan. Tahun 2020 lalu dengan jumlah penduduknya sebanyak 2.112 jiwa terus merangkak tumbuh sehingga pada tahun 2022 sebesar 4.121 jiwa (BPS-2022).

"Kita bersama TNI akan turun di Pulau Enggano sebagai upaya meningkatkan aktifitas dan kinerja program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di wilayah terluar. Selain itu yang lebih prioritas adalah untuk mendekatkan akses masyarakat dalam program tersebut," kata Zamhari.  

“Pelayanan terpadu berupa baksos pelayanan KB sebagai langkah dan upaya mendekatkan akses program kepada masyarakat terpencil agar tidak terjadinya angka putus pakai kontrasepsi. Hal itu menjaga agar tidak terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan”, ujarnya.

Selain itu, selama di pulau terluar itu BKKBN akan menurunkan tim yang membidangi pemberdayaan kampung KB dan kelompok kegiatan lainnya seperti kelompok bina-bina yaitu Bina Keluarga Balita, Remaja, Lansia dan UPPKA.

Di Enggano dengan kampung KB yang terdapat di enam desa, kampung KB tersebut masih masuk kedalam kategori dasar. Dan poktan yang masih terbilang lemah yang hanya masing-masing terdapat satu kelompok BKR, BKL, BKB dan UPPKA dan PIK-R.

"Kita akan memprioritaskan program PIK-R di sekolah jalur pemerintah maupun PIK-R jalur masyarakat. Hal itu guna meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.

Dengan kembali turunnya kegiatan terpadu bersama TNI dalam menggarap program kependudukan di daerah ini akan lebih meningkatkan kualitas program Bangga Kencana untuk meningkatkan kualitas keluarga, masyarakat di daerah terpencil dan terluar itu”, demikian Zamhari.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda,S.Ikom., M.A

Rilis : Selasa, 16 Juli 2024

Jumat, 12 Juli 2024

PIK-R Kota Bengkulu Unggul Duduki Duta GenRe 2024



Bengkulu,-Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di Kota Bengkulu unggul pada pemilihan Duta GenRe 2024 yang digelar pada Apresiasi Duta GenRe dan Jambore Ajang Kreativitas GenRe Provinsi Bengkulu tahun 2024. PIK-R SMA Carolus dan PIK-R MEKAR dari SMA Negeri 8 yang merupakan PIK-R di Kota Bengkulu menyingkirkan sejumlah PIK-R diseluruh daerah kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.

Juara I putra diraih Daren Parlindungan Sihombing siswa asal PIK-R SMA Carolus dan Juara I Putri diraih Halyah Zakira PIK-R MEKAR dari SMA Negeri 8.

Untuk juara dua putra direbut GenRe asal Rejang Lebong yang berduet dengan putri asal Kota Bengkulu. Sementara pada peringkat tiga putra maupun putri diraih GenRe asal Kota Bengkulu.

Hadir pada malam grand final ADUJAK 2024 Gubernur Bengkulu yang diwakili Staf Ahli Bidang Pemerintah, Hukum dan Politik Sekretariat Pemerintah Provinsi Bengkulu Sisardi, M.M, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Moh. Redhwan Arif, S.Sos, dan Kabid Dalduk DP3APPKB Provinsi Bengkulu Willy Purnama.

Sisardi dalam sambutannya berharap ajang ini tidak hanya sebatas pertemuan, akan tetapi dapat menjadi wadah bagi pemuda untuk mengeksperesikan kreativitas dan mengembangkan bakat dan talenta. Dengan demikian maka remaja akan berkontribusi dalam pembangunan nasional. Dan remaja yang meraih juara sebagai duta GenRe agar menjadi role model di tengah masyarakat.

Setahun mengabdi, seumur hidup menginspirasi

Daren Parlindungan Sihombing bersama Halyah Zakira siswa asal asal PIK-R Kota Bengkulu ini patut mendapat kepercayaan menyandang selempang Duta GenRe 2024. Sepasang duta tersebut memiliki semangat yang menginspirasi dengan tageline GenRe "Setahun Menjabat, Seumur Hidup Menginspirasi ".

Berbekal pengetahuan yang diperolehnya dari PIK-R, kedua remaja tersebut berkeinginan untuk hadir ditengah masyarakat dengan memberikan manfaat dalam pembangunan kualitas remaja yang sehat dan mandiri.

"Remaja harus memiliki keterampilan hidup (life skill) untuk berperilaku adaptif dan positif dalam menghadapi tantangan kehidupan. Keterampilan tersebut bisa diperoleh dengan mengikuti PIK-R di sekolah".

Melalui bekal tersebut Duta GenRe ingin hadir bersama pemerintah dalam mendorong kemandirian remaja agar terhindar dari bahaya laten yang menghalangi remaja, yaitu perilaku seks bebas, nikah usia anak, dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda,S.ikom., M.A

Rilis : Jumat, 12 Juli 2024 

Gubernur Bengkulu Minta GenRe Jadilah Inspirator



Bengkulu,-Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah, melalui Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Sekretariat Pemerintah Provinsi Bengkulu Sisardi, M.M mengajak Duta Generasi Berencana (GenRe) agar hadir di tengah masyarakat sebagai sosok pemuda inspirator. Mampu menjadi contoh teladan terutama kelompok sebaya agar tumbuh menjadi genarsi yang berkualitas dan penerus pembangunan berkelanjutan.

"GenRe adalah motor penggerak perubahan, kalian adalah agen-agen perubahan yang memiliki potensi besar untuk menciptakan inovasi. GenRe BKKBN agar menjadi role model yang dapat menginspirasi, menyebarkan sikap dan perilaku positif di lingkungan sekitar," sebut Sisardi dalam sambutannya pada Apresiasi Duta GenRe dan Jambore Ajang Kreatifitas (ADU-JAK) GenRe Provinsi Bengkulu 2024, Kamis, 11/7.



“Pemerintah Provinsi Bengkulu mengapresiasi dan mendukung penuh pemilihan Duta GenRe sebagai wujud peduli dan tanggung jawab bersama dalam pengembangan kualitas masyarakat secara luas," kata Sisardi.

Di tengah ratusan remaja pengurus Pusat Informasi Konseling (PIK) dari seluruh daerah kabupaten dan kota, ia meminta ajang ini tidak  hanya sebatas pertemuan seremonial. Akan tetapi dapat menjadi wadah bagi pemuda untuk mengeksperesikan kreativitas dan mengembangkan bakat talenta. Dengan demikian maka remaja akan berkontribusi dalam pembangunan nasional," harapnya.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Zamhari,SH,MH berharap ADU JAK agar menjadi budaya kompetisi yang sehat dan berkualitas. Terutama bagi remaja agar menjadi generasi yang peduli terhadap kondisi kependudukan dan masa depan bangsa.



"Terlebih pada isu nasional yang kita hadapi bersama yaitu stunting, yang terbaru pun mencuat yaitu tentang depopulasi. Masalah yang sangat krusial bagi bangsa. Maka dengan terpilihnya duta genre di Bengkulu besar harapan agar semakin banyak agen perubahan menuju Indonesia Emas pada 2045 mendatang".



Sangat beralasan jika persoalan kependudukan merupakan salah satu isu sosial yang sangat kompleks, sehingga penanganannya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga harus melibatkan peran serta dunia usaha dan masyarakat, termasuk remaja generasi berencana. Oleh karena itu genre hadir sebagai forum yang peduli terhadap kualitas remaja. Kegiatan positif dan inovatif harus mendapat dukungan semua pihak," pinta Zamhari.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : Jumat, 12 Juli 2024


Kamis, 11 Juli 2024

Tingkatkan KIA, Puluhan Bidan Ikuti Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi

 


Bengkulu,- Dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak (KIA) melalui program  keluarga berencana (KB), Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu pada pertengahan Juli 2024 baru ini kembali memberikan pelatihan pelayanan kontrasepsi bagi tenaga bidan di daerah ini.

Sebelumnya pelatihan serupa berlangsung bulan lalu dengan menerjunkan 15 bidan dari sejumlah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu. Kali ini, BKKBN Bengkulu kembali melatih bidan agar tenaga profesi tersebut memiliki kompetensi dalam pelayanan kontrasepsi modern, seperti implant dan intera uterine device (IUD)," kata Ketua Tim Kerja 7 BKKBN Bengkulu, Zainin, Kamis, 11/7.

"Peningkatan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak (KIA) melalui program KB yang berkualitas pula, yaitu dengan penggunaan alat dan obat kontrasepsi modern implant dan IUD. Untuk mencapai tujuan itu maka perlu diberikan pelatihan layanan kontrasepsi bagi bidan".

Ia mengatakan, untuk mengetahui kompetensi bidan maka digelar praktik lapangan dengan pelayanan kontrasepsi jangka panjang, implant dan IUD. Pada praktik angkatan Juli 2024 ini lebih menantang para peserta pelatihan. Pasalnya, baksos tersebut diikuti puluhan akseptor jangka panjang dan berkualitas yaitu implant dan IUD. "Terdapat 37 akseptor IUD dan 31 implant. Sehingga pada pelatihan kontrasepsi tahun ini telah menyumbang 120 akseptor MKJP," demikian Zainin. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : kamis,11 Juli 2024

Akselerasi Penurunan Stunting, BKKBN Promosikan 1000 HPK



Bengkulu,-Dalam upaya akselerasi penurunan stunting untuk menyasar target tahun 2024 sebesar 12,55 persen, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu pekan kedua Juli 2024 mempromosikan pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) melalui Advokasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (AKIE) promosi pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) bagi mitra dan pemangku kebijakan daerah dengan menghadirkan puluhan peserta mitra dari berbagai unsur institusi teknis intervensi stunting.

1000 HPK adalah fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia 2 tahun (730 hari). Yakni dimulai sejak sembilan bulan dalam kandungan (9x30 hari) = 270 hari, tahun pertama kelahiran (365 hari) dan tahun kedua kelahiran (365 hari). Ketiga tahap tersebut sangat penting karena seluruh organ penting dan sistem tubuh mulai terbentuk dengan pesat.

Pentingnya pengasuhan pada fase tersebut mempertimbangkan pola pengasuhan yang menentukan perkembangan dan pertumbuhan anak untuk menghindari terpaparnya potensi stunting," sebut Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari, S.H., M.H kepada pewarta usai pembukaan Advokasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (AKIE) promosi pengasuhan 1000 HPK bagi mitra dan pemangku kebijakan daerah 2024, di Bengkulu, Kamis, 11/7.



"Pengasuhan pada fase tersebut menentukan perkembangan dan pertumbuhan anak dalam menghindari terpaparnya potensi stunting. Terdapat beberapa manfaat pemenuhan asupan nutrisi pada fase itu. Diantaranya, dapat membentuk otak anak menjadi "bahan bakar" pertumbuhan jiwa dan raga, pembentukan sistem kekebalan tubuh yang kuat serta meningkatkan kesiagaan untuk masuk sekolah dan memberi kesempatan meraih potensi terbaik di kemudian hari”ujarnya.

Ketua Tim Kerja 2 Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Weldi Suisno, S.Pd., M.E dalam laporannya menyampaikan, promosi pengasuhan 1000 HPK tersebut bertujuan agar meningkatkan pemahaman dan komitmen pemangku kebijakan di daerah terhadap intervensi penurunan stunting. “Diikuti dari beberapa unsur lembaga dan institusi teknis, seperti, OPD KB kabupaten dan kota, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota, IPeKB," ujar Weldi.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom.,M.A

Rilis : Kamis, 11 Juli 2024

Senin, 08 Juli 2024

Peran, Fungsi dan Tugas Penyuluh Dalam Peningkatan Kualitas KB



Bengkulu,-Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) memiliki peran, fungsi dan tugas dalam pengembangan program KB atau pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana). Bangga Kencana menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan serta berfokus mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui penggunaan alat dan obat kontrasepsi bagi pasangan usia subur (PUS).

Perkembangan program KB tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas atau jumlah, jauh dari itu diperlukan perkembangan dari kuantitas program KB agar bermanfaat bagi kesehatan ekonomi dalam keluarga. Saat ini perkembangan program KB dari aspek kuantitas telah diakui keberhasilannya yang mampu menekan angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) hingga pada angka 2,2 anak tiap wanita selama masa subur.

Hingga Mei 2024 capaian peserta KB baru di Bengkulu sebanyak 7.237 akseptor dengan rincian peserta dengan metode jangka panjang sebanyak 2.500 peserta. Diantaranya Medis Operatif Wanita (MOW) 420 peserta, Medis Operatif Pria (MOP) 5 peserta, Intera Uterine Device (IUD) mencapai 487 peserta, dan implant sebanyak 1.588 peserta.

Melihat dari potret tersebut menunjukkan kualitas program KB masih tergolong rendah dengan peserta MKJP sebesar 34,54 persen. Sementara partisipasi masyarakat masih dominan menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek seperti suntik mencapai 3.356 peserta, pil sebanyak 1.032 peserta dan kondom 349 peserta atau sebesar 65,46 persen.

Hal itu disampaikan Ketua Tim Kerja VI Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Agus Veriansyah Dalimunthe kepada pewarta di Bengkulu, Senin, 8 Juli 2024.

Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Lini Lapangan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Arsyad menyebutkan bahwa untuk meningkatkan kualitas program KB diperlukan PKB/PLKB yang terus meningkatkan kompetensinya. Sesuai dengan peran, fungsi sebagai tugasnya untuk mendorong kualitas KB dari jangka pendek menjadi metode jangka panjang.

"Selain merencanakan, peran PKB/PLKB juga terdapat fungsi  mengorganisasikan dan mengembangkan program KB Nasional dan program pembangunan lainnya di tingkat desa dan kelurahan. Jadi keberhasilan program KB di lapangan terletak pada kemampuan tenaga penyuluh KB di tengah masyarakat".

Program Bangga Kencana di Bumi Rafflesia diperkuat tenaga penyuluh sebanyak 300 orang lebih yang tersebar di sepuluh kabupaten dan kota dengan jumlah wilayah binaan sebanyak 1.513 desa dan kelurahan.

Kehamilan yang tidak diinginkan mempunyai konsekuensi serius bagi perempuan. Yang sering kali memaksa perempuan untuk menghadapi permasalahan sulit termasuk aborsi, menyerahkan anak untuk diadopsi, atau membesarkan anak tanpa dukungan finansial, fisik, dan emosional yang diperlukan.(irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom., M.A

Rilis : Senin, 8 Juli 2024

BKKBN Bengkulu Gandeng Media Massa Optimalisasi Pencegahan Stunting



Bengkulu,-Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu menggandeng media massa di daerah itu dalam rangka optimalisasi program pencegahan stunting.

Tak hanya persoalan stunting yang menjadi agenda bahasan pada audiensi Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu bersama Rakyat Bengkulu Media Group di Graha Pena RB, Senin, 8 Juli 2024. Program Bangga Kencana tak luput dari perbincang bersama sejumlah unsur pimpinan media massa tersebut.

Kedua program tersebut didasari oleh regulasi yang kuat, Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting," sebut Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari, S.H., M.H, Senin, 8 Juli 2024.

"Fungsi BKKBN adalah membangun manusia sejak dalam kandungan hingga lansia. Yang semua bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga. Untuk mencapai hal tersebut perlu dukungan semua komponen yang terdapat di peran media massa," ujar Kepala BKKBN Zamhari.

Dikatakan Zamhari bahwa di dalam bangga kencana memuat program pembangunan keluarga, mulai dari program KB dengan kontrasepsinya dan program bina-bina. Bina keluarga Remaja, Balita, Lansia dan kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga akseptor (UPPKA) serta program percepatan penurunan stunting yang semua bergerak pada pembangunan keluarga.

Selain itu ia menjelaskan bahwa dalam pencegahan stunting ada pase pengasuhan yang lebih tepat yaitu pada masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK). 1000 HPK adalah fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia 2 tahun (730 hari). Pada periode inilah organ-organ vital (otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang.

Melalui pertemuan tersebut Zamhari berharap dapat meningkatkan kerjasama yang dituangkan dalam Perpres Nomor 72/2021 kolaborasi dengan melibatkan lima unsur pentahelix.

Sementara itu Dirut RB Media Group Muslimin mengatakan, BKKBN perlu meningkatkan sosialisasi program stunting dan KB, karena belum luasnya pemahaman masyarakat tentang stunting. BKKBN masih pada pemahaman lama yaitu program KB dengan kontrasepsinya. 

"Banyak hal yg bisa kita kerjakan bersama-sama untuk mengurai tantangan berat di Bengkulu. Media miliki peran menjangkau masyarakat di pelosok desa untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Informasi itu untuk membuka wawasan masyarakat di Provinsi Bengkulu, untuk berperan aktif dalam mendukung pembangunan," demikian Muslimin. (irs)


Penulis : Idris Chalik

Editor : Rofadhila Azda, S.Ikom.,M.A

Rilis : Senin, 8 Juli 2024